Pengamat Politik Prof Ikrar Nusa Bhakti Ragukan Survei yang Menangkan Prabowo, Istana Minta Cek Lembaga Survei usai Kritik BEM UGM

BEM Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menobatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai alumnus paling memalukan pada Jumat (8/12/2023). Foto: tribunnews di kompas.tv

Pengamat politik Prof Ikrar Nusa Bhakti meragukan berbagai survey yang memenangkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Gibran di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 karena alasan memang dipesan untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran.

semarak.co-Tanpa menyebut pihak yang memesan, Prof Ikrar menyinggung, dua cara lembaga survei membuat Prabowo-Gibran unggul. Pertama, memang ada lembaga-lembaga survei yang diminta untuk mengunggulkan pasangan tertentu, dalam hal ini Prabowo-Gibran melalui hasil surveinya.

Bacaan Lainnya

Cara kedua adalah dengan mengintervensi secara tak langsung terhadap tata cara teknis survei. Sehingga hasil survei yang dirilis ke media sesuai dengan keinginan sang pemesan. Prof Ikrar menjelaskan berbagai survei itu sengaja dibuat untuk mempengaruhi pemilih agar akhirnya mereka memilih duet Prabowo-Gibran.

“Misalnya, ketika si pemesan sudah mengetahui daerah mana saja yang akan menjadi sampel survei lembaga tertentu, maka di daerah-daerah itu akan diturunkan para pelaku lapangan untuk memberikan bantuan seperti sembako pada masyarakat dengan arahan mendukung Prabowo-Gibran,” ungkap Ikrar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 5 Desember 2023.

“Ketika hampir semua lembaga survei menunjukkan hasil serupa dengan dukungan data yang tampak akurat, para pemilih kemungkinan akan terpengaruh dalam menentukan pilihannya,” demikian Prof Ikrar menambahkan seperti dilansir moslemtoday.com -2023-12-06,08:43.

Penilaian Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) saat memberi gelar alumnus paling memalukan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai tanggapan dari pihak Istana.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyatakan, Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan penilaian tersebut. Presiden menganggap dalam negara demokrasi kritik, pujian dan kepercayaan terhadap penyelenggara negara adalah hal yang wajar.

Ari menjelaskan, sebagai penyelenggara negara, publik pasti ada yang menilai puas dengan kinerja pemerintah, ada juga yang tidak. Bahkan ada yang menilai sangat puas. Hal tersebut bisa dilihat dari penilaian lembaga survei terhadap kinerja Presiden Jokowi, dan aktivitas Presiden Jokowi yang lebih turun ke lapangan mendengar suara masyarakat.

“Semua input baik pujian ataupun kritik, akan selalu menjadi “vitamin” untuk meningkatkan kinerja pemerintahan sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Ari dalam pesan singkat, Sabtu (9/12/2023) dilansir kompas.tv – 9 Desember 2023, 19:37 WIB.

Ari menambahkan, di tengah kontestasi politik saat ini, kritik kepada pemerintah bisa menjadi salah satu cara untuk menarik elektoral dan sah-sah saja dilakukan. Namun, semua opini itu harus diuji dengan artumentasi, fakta dan bukti.

“Coba cek saja penilaian lembaga-lembaga survei terhadap kinerja presiden. Juga bisa cek aktivitas Presiden yang lebih sering turun ke lapangan, mendengarkan suara masyarakat,” ujar Ari. Sebelumnya diketahui, BEM KM UGM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023).

Dalam mimbar bebas tersebut, Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor menyerahkan sertifikat alumnus paling memalukan ini secara simbolik kepada sosok yang mengenakan topeng Jokowi

Gielbran menjelaskan, alasan penyematan ‘alumnus paling memalukan UGM’ kepada Presiden Jokowi yakni sebagai wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinan Jokowi yang masih menyisakan banyak permasalahan fundamental yang masih belum terselesaikan. (net/ktv/smr)

 

sumber: WAGroup moslemtoday.com di WAGroup INDONESIA FOR_24 (postRabu6/12/2023)/kompas.tv di laman pencarian google.co.id

Pos terkait