Kesempatan terjadinya koalisi besar dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) di pemilihan presiden (Pilpres) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 masih sangat terbuka lebar. Semua tergantung dari keinginan dari koalisi tersebut. Partai yang digadang-gadang bisa bergabung adalah Golkar.
semarak.co-Diketahui Koalisi Perubahan terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mencukup ambang batas pencalonan presiden minimal 20% di Pilpres 2024.
Memang belakangan Partai Golkar akan bergabung dengan Koalisi Perubahan. Namun tak sedikit juga yang menentang hal tersebut. Tapi jika itu terjadi, Airlangga Hartarto harus mengubur mimpinya menjadi presiden. Sebab Koalisi Perubahan sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Pengamat politik Ali Rif’an menilai Partai Golkar lebih berpeluang bergabung ke Koalisi Perubahan ketimbang Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diusung partai Gerindra dan PKB. Di mana KKIR sendiri belum menyebut siapa capres dan cawapres yang akan diusung.
Walaupun kedua Ketua umum, Prabowo Subianto (Gerindra) dan Muhaimin Iskandar (PKB) sama-sama menjadi capres cawapres atau sebaliknya. Menurut Ali, kepentingan Golkar untuk mengusung Ketua Umumnya Airlangga Hartarto untuk ikut dalam kontestasi Pilpres 2024 lebih terakomodir jika bergabung Koalisi Perubahan.
“Kalau lihat dari pertemuan terakhir, ada kecenderungan mungkin ke NasDem. Karena posisi cawapres Anies Baswedan masih kosong, kalau posisi cawapres Prabowo ini kan sudah seolah-olah diisi Cak Imin, meskipun belum final, ya tapi Cak Imin sudah sangat agresif ingin masuk dalam cawapres Prabowo gitu. Nah, dari sisi itu ada kemungkinan Golkar ke NasDem,” kata Ali saat dihubungi wartawan, Rabu (29/3/2024).
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia ini juga mengatakan jika Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan, keuntungan juga akan didapat oleh koalisi yang mengusung Anies Baswedan sebagai Capres ini.
Ia menilai Koalisi Perubahan akan mendapat kepastian dengan adanya Golkar, mengingat hingga hari ini meskipun sudah menyatakan resmi berkoalisi namun tarik-ulur kepentingan antara NasDem-Demokrat-PKS soal cawapres disinyalir membuat belum adanya kepastian untuk koalisi ini.
“Kalau ke sana posisinya yang barangkali, ada kepastian karena ada kemungkinan Koalisi Perubahan akan mengumumkan capres cawapres lebih awal. Kemudian, sudah ada capresnya gitu,” ujar Ali dikutip tribunmanado.co.id dilansir msn.com.
Karena sudah ada capresnya, lanjut Ali, berarti posisi Airlangga sebagai cawapres. “Sementara KIB, belum ada capres-cawapresnya. Katakanlah capres yang digadang-gadang Ganjar, tapi toh Ganjar itu kader partai PDIP yang sampai sekarang belum ada kepastian, kapan bu Mega mau mengumumkan capresnya,” tutur Ali.
Ali menyarankan agar koalisi besar antara Golkar, Nasdem, Demokrat, dan PKS ini segera terbentuk. Sehingga pasangan capres-cawapresnya bisa memiliki waktu yang cukup untuk disosialisasikan ke masyarakat.
“Jadi bisa saja pasangan Anies-Airlangga potensial karena masih lama, ya pencoblosannya. Kalau misalkan dideklarasikan sekarang tapi kalau dideklarasikan last minute, nah itu jadi kekurangan pasangan ini,” katanya.
Namun Ali menilai pasangan Anies-Airlangga ini bisa merepresentasikan Indonesia. Anies yang dikenal mewakili kalangan religius sementara Airlangga mewakili kalangan nasionalis. “Sebenarnya pasangan Anies-Airlangga itu juga bagus karena Anies mewakili kalangan religius katakanlah begitu, Airlangga mewakili kalangan nasionalis,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Airlangga mengatakan pihaknya mendorong pembentukan koalisi besar dalam menghadapi Pemilu 2024. Menurut Airlangga koalisi besar sangat memungkinkan terbentuk. “Kan saya bilang kita akan mendorong yang namanya koalisi besar. Koalisi besar itu kan sangat memungkinkan. Nah tentu lebih besar lebih baik,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (28/3/2023).
Airlangga membantah Golkar dirayu untuk masuk Koalisi Perubahan. Airlangga menegaskan Golkar saat ini sudah berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “Kan kita sudah punya KIB, Golkar sudah punya KIB,” kata Airlangga.
Ketika ditanya kemungkinan KIB akan melebur bersama Koalisi Perubahan, Airlangga tidak menjawab tegas. Menurutnya penggabungan koalisi perlu dibahas secara matang. “Ini bukan lebur-leburan. Kalau lebur-lebur kayak cendol aja. Jadi kita perlu pembahasan lebih matang,” katanya.
Isu akan bergabungnya Golkar ke dalam Koalisi Perubahan muncul setelah Airlangga hadir dalam acara buka bersama NasDem pada Sabtu kemarin. Airlangga menjadi satu-satunya Ketum Parpol di luar koalisi perubahan yang hadir dalam acara tersebut. (net/msn/tbc/smr)