JAKARTA-Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga mengatakan, khusus untuk Indonesia, pemerintah setempat memberikan keistimewaan. Satu lantai khusus yang berada di lantai 8 akan diisi UKM Indonesia. Luasnya kurang lebih 739 m2. Tidak hanya itu, pemerintah China juga memberikan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk membuka restoran di lantai bawah gedung yang sama. Sedangkan negara lain berbeda, dua negara digabungkan dalam satu lantai dengan luas masing-masing 376 m2.
“Kita apresasi karena ini gratis. Kita mau bisnis saja harus bayar, ini gratis. Tinggal jualan saja. Jadi akan ditindaklanjuti kita akan mempersiapkan UKM mana saja, karena itu gratis,” ujar Puspayoga usai menerima Ketua Umum Indonesian Diaspora Network-China Prof. Yenni Thamrin dan Presiden Komisaris China Strong Food Group Mr. Li Yong Kui di kantornya, Jakarta, Selasa (3/1).
Deputi bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM I Wayan Dipta menambahkan, Puspayoga dijadwalkan meninjau gedung gratis tersebut guna memastikan layak atau tidaknya tempat yang disediakan. Wayan memperkirakan sekitar 70 UKM yang bisa difasilitasi masuk ke sana, namun tidak sembarang UKM. Syarat utamanya UKM berkualitas tinggi, berorientasi ekspor dan kemampuan produksinya di atas rata-rata. “Nanti kita akan bahas dulu karena mereka (China) harus memberikan rincian spacenya dimana, kita komunkasikan dengan UKM kita, mudah-mudahan nanti dalam waktu yang tidak lama dan kita harapkan UKM kita siap. Diharapkan nanti Pak menteri ninjau dulu ke sana, kalau bagus. Biarpun gratis tapi kalau tidak bagus, tidak laku rugi juga kita kan. Jadi pak menteri ingin cek dulu kira-kira layak tidak,” kata Wayan.
Ketua Umum Indonesian Diaspora Network-China Prof. Yenni Thamrin mengungkapkan, promosi gratis pemerintah China bertujuan untuk menjalin mitra usaha dengan negara Asia. Namun khusus Indonesia mendapat prioritas karena memiliki hubungan diplomatik yang sudah terjalin lama dengan China. Selain itu, Yenni bersama organisasinya sering mengadakan kegiatan sosial dan kerja sama pendidikan hingga mendapat perhatian pemerintah negara itu.
“Selama 9 tahun tinggal di Beijing banyak membuat kegiatan sosial seperti memberikan bantuan, mengunjungi panti asuhan, dan tukar menukar pendidikan. Ini hubungan persahabatan yang sudah terjalin baik. Kami juga mempromosikan budaya Indonesia di sana,” pungkas Yenni.
China Asian Year of Handcrafts and Arts saat ini sudah siap digunakan bahkan Indonesia dan China sudah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) bersama. Untuk diketahui China merupakan salah satu negara yang menyukai banyak produk UKM asal Indonesia. Misalnya furniture, kerajinan batik, mutiara, dan aksesoris. “Diharapkan secepatnya diisi. Untuk Persiapan saya rasa sudah 100 persen. Sehingga kami mohon arahan Pak Menteri Koperasi,” tutup Yenni. (lin)