Peluncuran GENTING, Mendukbangga/BKKBN Wihaji Letakkan Batu Fondasi Rumah Keluarga Berisiko Stunting

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji meletakkan batu pertama dan menurunkan asbes rumah rumah keluarga berisiko stunting (KRS).

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji meletakkan batu pertama dan menurunkan asbes rumah rumah keluarga berisiko stunting (KRS), pada peluncuran Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) bersama BNI di Kota Tangerang.

Semarak.co – Wihaji juga mengecek sanitasi dan air bersih pada rumah Lindar dan Siti Masitoh yang memiliki empat orang anak. Lindar bekerja sehari-hari sebagai office boy dan anak terakhirnya masih berusia tiga bulan.

Bacaan Lainnya

“Saya cek, airnya bagus. Sanitasinya kelihatan tadi gandeng bersampingan dengan kamar tidur. Itu punya risiko stunting. Karena itu kita perbaiki melalui orang tua asuh (GENTING),” ujarnya, dirilis humas BKKBN usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Selasa (8/7/2025).

Sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting, pemerintah melakukan kolaborasi dengan stakeholder terkait, dalam hal ini pemerintah daerah dan PT Bank Negara Indonesia (BNI), melalui menghadirkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting.

Gerakan ini tidak hanya terkait bantuan makanan, tetapi juga intervensi gizi, edukasi parenting, pendampingan psikososial, hingga perbaikan lingkungan tempat tinggal yang layak. “Semua dari BNI langsung ke penerima manfaat, tidak melalui kementerian lagi,” tegas Wihaji.

Pemimpin wilayah 10 BNI  Anak Agung Agustiya Novitayanti menyatakan, BNI berkomitmen memberikan bantuan nutrisi dan bahan makanan bergizi kepada 200 anak stunting serta program non gizi berupa perbaikan rumah tidak layak huni serta perbaikan jamban.

Keputusan BNI untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting tidak lepas dari misi ke-5 BNI, yakni meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Upaya ini juga dilakukan untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2.

 Upaya Kota Tangerang dalam Program GENTING

Walikota Tangerang Sachruddin menjelaskan, pihaknya telah menjalankan berbagai intervensi, seperti program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami) dari pegawai untuk balita berisiko stunting, pemberian makanan tambahan untuk ribuan balita dan ibu hamil, serta penguatan lebih dari 1.000 posyandu di 13 kecamatan.

“Selain pendekatan gizi dan kesehatan, Pemkot Tangerang juga telah menempuh langkah holistik dengan memperbaiki rumah tidak layak huni. Hingga pertengahan 2025, sebanyak 8.656 unit rumah telah diperbaiki, dan ditargetkan 1.000 unit lagi akan rampung di tahun ini,” ucapnya.

Sebagai bentuk apresiasi, Kota Tangerang dipercaya menjadi tuan rumah puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun ini. Pemkot menyambut penunjukan ini dengan komitmen untuk terus menghadirkan kebijakan yang berpihak pada keluarga.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional telah turun menjadi 19,8%. Sementara Kota Tangerang mencatat capaian membanggakan yakni 11,2%. Artinya, prevalensi stunting di Kota Tangerang lebih rendah dari rata-rata Provinsi Banten (21,1%).

Bahkan, angka ini telah melampaui target nasional 2029 yakni 14%. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal dan kolaborasi lintas sektor berhasil membawa wujud penurunan stunting secara nyata.

Hingga saat ini, dari 72.182.781 keluarga di Indonesia, terdapat sekitar 8,6 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Demi menurunkan angka stunting itu, pemerintah lewat Kemendukbangga/BKKBN melakukan intervensi dengan meminimalisir penyebab KRS. (hms/smr)

Pos terkait