Pegadaian Terbitkan Obligasi dengan Target Dana Rp 2,5 T, di Kuartal IV-2017

Direksi Pegadaian usai gelar acara Gathering Investor Penerbitan Obligasi di Senayan, Jakarta, Selasa (29/8)

PT Pegadaian akan menerbitkan surat utang atau obligasi, pada kuartal keempat tahun ini, dengan target perolehan dana maksimum sebesar Rp2,5 triliun dalam rangka memperkuat modal kerja dan mengurangi biaya dana atau cost of fund. Saat ini tingkat cost of fund Pegadaian berkisar antara 8% hingga 9% yang dianggap cukup tinggi. Pegadaian menargetkan biaya dana bisa dikurangi hingga di bawah 8% sehingga bisa mengurangi beban biaya.

Plt. Direktur Utama Pegadaian Harianto Widodo mengatakan, dana yang diperoleh dari emisi obligasi itu sekitar 42% untuk memperkuat modal kerja. Sisanya 58% untuk pelunasan atau penurunan pinjaman sebagian utang bank. Adapun penentuan harga jual atau book building, diselenggarakan pada 29 Agustus 2017 hingga 20 September 2017. untuk penawaran umum obligasi ini diselenggarakan pada 25 Agustus 2017 hingga 28 Agustus 2017. Berikutnya tahap penawaran umum ditargetkan pada 25 September sampai 28 September. Lalu masa penjatahan dilakukan pada keesokan harinya. Sehingga surat utang tersebut bisa mulai listing di bursa efek, pada 4 Oktober 2017.

Penerbitan obligasi sebesar Rp2,5 triliun itu merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) III dengan target perolehan dana sebesar Rp6 triliun. Obligasi yang diterbitkan perusahaan pembiayaan pelat merah itu, kata Harianto, merupakan tahap I. Ini terbagi dalam tiga seri, seri A dengan kisaran kupon ditawarkan 6,45-6,95% bertenor 370 hari, seri B di kisaran 7,25%-7,75% dengan tenor 3 tahun, dan seri C di kisaran 7,45%-7,95% bertenor 5 tahun.

“Obligasi menjadi salah satu pilihan perseroan memperkuat modal kerja untuk mendukung pembiayaan jangka panjang. Ke depan, jika pasarnya bagus maka terbuka kemungkinan bagi perseroan untuk kembali menerbitkan obligasi lagi pada akhir tahun ini atau tahun berikutnya. Obligasi Pegadaian Tahap I itu memiliki peringkat triple A (idAAA) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dengan peringkat itu berarti Pegadaian mempunyai kemampuan dan cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dibanding obligor lainnya,” ujar Harianto usai acara gathering investor dalam rangka penerbitkan obligasi PUB III di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (29/8).

Penilaian itu, lanjut Harianto, berdasarkan data dan informasi perusahaan serta laporan keuangan audit tahun buku 2016. Tercatat, Pegadaian membukukan pendapatan sebesar Rp6,69 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp2,21 triliun pada 2016. Sementara laporan keuangan per Juni 2017, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5,09 triliun, dan laba bersih sebesar Rp1,16 triliun.

Dalam aksi korporasi itu, lanjut dia, Pegadaian menunjuk Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Proses book building dilakukan pada 29 Agustus 2017 dan persero menargetkan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 September 2017.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Pegadaian Teguh Wahyono menambahkan, dana yang didapatkan perseroan 58%-nya untuk pelunasan utang bank. “Dana yang didapat sebagaian untuk refinancing pinjaman di bank sehingga cost of fund jadi lebih murah. Hampir semunya bank dari Himpunan Bank Negara (Himbara). Ada yang Rp 800 juta, Rp 452 Juta, dan Rp 200 juta. Sisanya digunakan untuk modal kerja,” imbuhnya.

Sekadar informasi, Pegadaian memiliki 12 kantor wilayah, 550 cabang Pegadaian 92 cabang pegadaian syariah, 3.238 unit pelayanan cabang dan serta 510 unit pelayanan cabang syariah. Total aset Pegadaian senilai Rp47 triliun, terdiri dari ekuitas Rp17 triliun dan Rp30 triliun, itu utang. “Dari total Rp30 triliun ini, 15%-nya bonds dan selebihnya bank loan. Ini yang mau kita kurangi. Makanya terbitkan obligasi,” jelasnya.

Saat ini aset yang dimiliki perusahaannya berada di kisaran Rp 47 triliun. Dari angka tersebut, ekuitas yang dipunya Pegadaian hanya sekira Rp 17 triliun. Dengan begitu, rata-rata pihaknya harus mencari pendanaan sebesar Rp 30 triliun tiap tahun untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Karena itu, proses pencarian dana disebutnya akan terus dilakukan perusahaannya.

Sehingga bila rencana penerbitan tersebut terserap semua, lanjut dia, Pegadaian masih punya plafon sekitar Rp 3,5 triliun untuk dilepas lagi. Selama ini dia bilang mayoritas kebutuhan dana Pegadaian memang masih didapat dari perbankan dengan porsi sekitar 85%. Sementara 15% sisanya dari penerbitan obligasi. “Untuk penerbitan surat utang berikutnya, kami akan tetap mencermati kondisi di pasar modal dan pertumbuhan bisnis Pegadaian. Namun di sisa tahun ini kami mungkin akan minta izin kepada pemegang saham untuk menerbitkan obligasi lagi,” ungkap Teguh. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *