Imam Besar Front Pembela Islam atau sekarang Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Rizieq Shibab (HRS) sampaikan pesan kepada Umat Islam untuk berhati-hati menghadapi gerakan 22 September dari kelompok yang menamakan diri Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi yang diklaim berjumlah 20 ribu orang akan berada di Jakarta dari berbagai daerah.
semarak.co-Habib Rizieq Shihab menilai PKI mau bangkit, dia mau test on the water. Dia mau test apakah masyarakat terutama Muslim masih punya kekuatan. Untuk itu kita tidak boleh lemah. HRS kemukakan tragedi PKI terjadi di tahun 1948, kemudian terulang di 1965. Apakah akan terus akan terulang lagi sekarang?
“Saya mau berpesan, hati-hati tanggal 22 September, tinggal 4 hari lagi, ada kelompok menamakan diri pasukan berani mati pembela Jokowi. Mereka ada 20.000 orang mau turun ke Jakarta,” ujar Habib Rizieq di akun YouTube Pemuda Hijrah, 17/9/2024, berjudul Jokowi Kerahkan Pasukan Berani Bela Jokowi, Ini Seruan Habib Rizieq.”
Dilanjutkan Habib Rizieq, “Mereka mau datang ke Jakarta, kita jangan ganggu silahkan. Nah mau demo, mau orasi mau berteriak. Itu hak mereka menyampaikan pendapat. Tapi jangan coba bikin rusuh di Jakarta, jangan coba-coba bakar-bakar halte, pom bensin, Saudara! Jangan coba-coba bikin kerusuhan Saudara!”
“Kalau mereka demo dengan tenang, dengan damai silahkan. Masuk Jakarta damai, keluar Jakarta tenang silahkan. Tapi kalau huru hara di Jakarta, ganggu keamanan bakar-bakar halte. Umat Islam harus waspada, siaga satu. Makanya Brigade 411, bang cacang Jawara siapkan Laskar-laskar Islam, Persaudaraan 212, FPI,” demikian seru Habib Rizieq lagi.
Habis Rizieq menilai, Presiden Jokowi yang kekuasaannya tinggal satu bulan, merasa ketakutan saat lengser nanti. Dengan kerahkan pasukan untuk menunjukkan Jokowi masih berkuasa, punya kekuatan. Jokowi tinggal sebulan lagi berkuasa, lengser. Ada urusan apa kerahkan pasukan? Karena Jokowi ketakutan lengser ditangkap dan dipenjara, Saudara-Saudara!
“Karena dia takut dia pengen show of Force, dia pingin tunjukkan kekuasaan “nih gua punya pasukan 20.000 siap mati. Siapa partai yang mah ngerjain gua, siapa ormas yang mah nyerang gua,” ungkap HRS seperti dilansir jakartasatu.com, Rabu, 18 Sep 2024, 14:53.
“Makanya saya himbau saudara! Kalau ada yang ajak dari kelompok sana mau turun, walaupun dibayar, jangan mau saudara! Setuju?” tegas HRS.
“Setuju jawab,” jamaah.
“Ajakan demo damai jangan percaya saudara. Setuju?
“Setuju,” jawab jamaah
Habib Rizieq ungkapkan dirinya akan berangkat Umrah, ketika nanti dirinya berada di tanah suci jangan sampai umat Islam ada kejadian terima duit untuk demo diajak mereka. “Baru beberapa hari di sana di sini ada sudara kejadian, ngga boleh,” ucapnya.
“Jadi umat Islam kalau ada yang datang nawarin duit untuk demo damai, jangan percaya, demo damai 22 September jangan percaya. Saudara, hati-hati dan itu terjadi tahun 1948 dan terulang di tahun 1965. Bukan tak mungkin besok lusa terjadi lagi ya Saudara,” jelas HRS.
Makanya kata HRS, “Jangan kaget mengapa Habaib dicaci maki, sudahlah saudara, mereka akan merontokkan kepercayaan umat kepada Habaib. Karena mereka tahu Habaib selalu paling terdepan untuk melawan komunis di negeri ini, Saudara.”
“Takbir!!!,” seru HRS dan disambut takbir jamaah.
Ia ingatkan, “Habaib dan Kyai ga boleh diadu domba, ga boleh dipecah belah, saudara!”
“Setuju….,” dijawab jamaah setuju.
Jamaahpun teriakkan, “Takbir,”
Di bagian lain diberitakan bahwa publik ramai-ramai mengecam kehadiran Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi yang berencana mengadakan apel akbar di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu besok (22/9/2024).
Analis politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai keberadaan Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi tidak masuk akal. “Itu relawan paling aneh sedunia,” kata Ubedilah kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu (15/9) dilansir rmol.id, Minggu, 15 September 2024, 11:09 WIB.
Seharusnya para relawan itu berani mati-matian membela NKRI bukan Jokowi yang pada 20 Oktober 2024 akan lengser dari kursi presiden. “Karena berani mati kok untuk bela Jokowi, bukan untuk bela republik,” tegas Ubedilah.
Ubedilah meminta agar relawan tersebut dibubarkan. Karena cuma menunjukkan kelemahan Jokowi yang harus dibela secara mati-matian oleh relawannya. “Sebaiknya pasukan berani mati Jokowi itu dibubarkan saja bikin negeri ini makin tidak rasional. Fenomena pasukan berani mati ini juga menunjukan betapa ketakutanya Jokowi,” tutup Ubedilah. (net/jsc/rmo/smr)