Parlemen Belanda Nyatakan China Lakukan Genosisa Terhadap Minoritas Muslim Uighur

Para aktivis berdemonstrasi di Washington pada 19 Februari, mendorong Kanada dan negara lain untuk memberi label perlakuan Cina terhadap etnis Uighur dan kelompok minoritas lainnya sebagai genosida. Foto: jernih.co

Belanda adalah negara Eropa pertama yang menyatakan China telah melakukan genosida terhadap minoritas muslim Uighhur China, sementara parlemen Kanada mengeluarkan resolusi serupa awal pekan ini.

semarak.co-Parlemen Belanda pada hari Kamis (25/2/2021) mengeluarkan mosi tidak mengikat yang mengatakan bahwa perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di China sama dengan genosida. Belanda menjadi negara Eropa pertama yang membuat pernyataan semacam itu.

Bacaan Lainnya

“Genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di China. Berhenti mengatakan secara langsung bahwa pemerintah negara itu bertanggung jawab,” kata mosi itu seperti jernih.co dari South China Morning Post (Sabtu 27/2/2021).

Amerika Serikat (AS) yang membuat deklarasi genosida pada Januari 2021 di hari-hari terakhir pemerintahan Trump, mengatakan pada hari Kamis (25/2/2021) bahwa mereka belum membuat keputusan akhir tentang apakah akan memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Kanada mengeluarkan resolusi yang melabeli perlakuan genosida China terhadap etnis Uighur awal pekan ini. Mosi Belanda mengatakan, tindakan pemerintah China seperti tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dan membangun kamp hukuman berada di bawah Resolusi PBB 260, umumnya dikenal sebagai konvensi genosida.

Partai VVD yang konservatif, pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte menentang resolusi tersebut. Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan, pemerintah tidak mau menggunakan istilah genosida, karena situasinya belum diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau pengadilan internasional.

“Situasi Uighur sangat memprihatinkan,” kata Blok kepada wartawan setelah mosi itu disahkan. Ia menambahkan bahwa Belanda berharap untuk bekerja sama dengan negara lain dalam masalah ini.

Penulis mosi tersebut, anggota parlemen Sjoerd Sjoerdsma dari Partai D-66 yang kiri-tengah, telah secara terpisah mengusulkan untuk melobi Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing.

“(Kami) Mengakui kekejaman yang terjadi terhadap Uighur di Cina apa adanya, yaitu genosida, mencegah dunia untuk melihat ke arah lain dan memaksa kita semua untuk bertindak,” katanya dalam tanggapan email atas pertanyaan South China Morning Pos.

Ditanya tentang boikot pada hari Kamis, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa “belum ada keputusan akhir yang dibuat tentang itu. Tentu saja kami akan mencari panduan dari Komite Olimpiade A,” kata dia.

Mantan duta besar AS dan calon calon presiden Republik 2024 Nikki Haley adalah politisi AS terbaru yang menyerukan boikot Amerika terhadap Olimpiade Beijing.

Sebelumnya, Psaki mengisyaratkan bahwa tidak ada diskusi yang sedang berlangsung tentang pemboikotan Olimpiade Cina. Dengan demikian komentarnya pada hari Kami situ bahwa keputusan sedang dipertimbangkan, menandakan adanya perubahan.

Duta Besar Cina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, menuduh kekuatan Barat pada hari Rabu menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri negaranya.  (net/smr)

 

sumber: jernih.co dari South China Morning Post (Sabtu 27/2/2021)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *