PT Bank Tabungan Negara (BTN) menyebut sepanjang kuartal I-2018 pertumbuhan bisnis unit usaha syariah (UUS) perseroan masih positif. Hingga 31 Maret 2018, UUS BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 18,8 triliun. Atau naik 26,94% yoy dari Rp 14,81 triliun. Kualitas pembiayaan atau non performing financings (NPF) juga masih terjaga di level 1,02% per Maret 2018.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BTN Syariah meningkat 28,82% yoy dari Rp 14,53 triliun, akhir Maret 2017 menjadi Rp 18,72 triliun di periode yang sama tahun berikutnya. Pertumbuhan pembiayaan turut mengerek naik aset UUS BTN menjadi sebesar Rp 23,31 triliun per triwulan I 2018 atau naik 31,03% yoy dari Rp 17,79 triliun di triwulan pertama tahun 2017.
Direktur utama BTN Maryono mengatakan, kinerja penyaluran pembiayaan ikut menyumbang laba bersih UUS BTN yang tumbuh 24,02% yoy. Dari Rp 93,79 miliar menjadi Rp 116,32 miliar, akhir Maret 2018.
“Pertumbuhan unit usaha syariah masih positif, penyaluran pembiayaan naik 26,94% dari Rp 14,81 triliun menjadi Rp 18,8 triliun. Meningkatnya jumlah pembiayaan juga sejalan dengan membaiknya dari rasio pembiayaan bermasalah,” ujar Maryono dalam paparan kinerja Bank BTN triwulan I-2018 di gedung BTN Pusat, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Menurut Maryono, BTN mencatat laba bersih perseroan di Kuartal 1-2018 sebesar Rp684. Angka tersebut meningkat 15,13% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang hanya sebesar Rp594 miliar. BTN menargetkan posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) bakal di jaga di posisi 5% sampai akhir tahun.
“Sepanjang kuartal I 2018. BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,34%. Atau naik dari Rp 169,68 triliun di kuartal I tahun lalu menjadi Rp 202,5 triliun. Kenaikan tersebut utamanya ditopang oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR). Salah satunya lewat program satu juta rumah yang digagas oleh Pemerintah,” ujarnya.
Hingga 31 Maret 2018, rinci Maryono, BTN telah menyalurkan kredit perumahan untuk 278.262 unit rumah dengan nilai kredit sebesar Rp 24,25 triliun. Realisasi penyaluran tersebut telah mencapai 37,1% dari total target dukungan BTN terhadap Program Satu Juta Rumah yakni sebanyak 750 ribu unit rumah pada 2018.
Adapun, dukungan atas Program Satu Juta Rumah tersebut terdiri atas penyaluran KPR Subsidi sebanyak 44.407 unit senilai Rp 5,36 triliun, KPR Non-Subsidi sebanyak 12.811 unit senilai Rp 4,27 triliun, kredit konstruksi untuk rumah subsidi sebanyak 131.801 unit senilai Rp 3,66 triliun dan penyaluran kredit konstruksi untuk rumah non-subsidi sebanyak 89.244 unit senilai Rp 10,96 triliun per akhir Maret 2018.
BTN pun sukses mencatatkan peningkatan DPK sebesar 23,54% secara tahunan (yoy) dari Rp 157,41 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 194,48 triliun di kuartal I-2018. Kenaikan DPK tersebut akan mengerek pertumbuhan kredit dan pembiayaan sesuai target hingga akkhir tahun ini.
Maryono memproyeksikan, pertumbuhan kredit hingga akhir tahun akan melaju sesuai target. Penopangnya, yakni penjualan hunian yang terus bertumbuh akibat permintaan yang masih tinggi. Ditambah lagi dengan dukungan perusahaan terhadap program Sejuta Rumah yang akan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan. “Ke depannya, kami terus berinovasi menciptakan ekosistem digital pembiayaan perumahan yang berkelanjutan untuk mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah,” ujarnya. (lin)