PAM Jaya Gandeng PT SMI, Kejar Target 100% Air Bersih di Jakarta pada 2030

Ilustrasi air bersih. Foto: kompas.com

Perusahaan Umum Daerah Perusahaan Air Minum DKI Jakarta Raya (Perumda PAM Jaya) tengah melakukan berbagai upaya untuk menempuh atau menyelesaikan target 100% cakupan air bersih warga Jakarta pada 2030.

semarak.co-Salah satu cara yang dilakukan PAM Jaya melakukan kerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal pembiayaan infrastruktur. Pemerataan akses air perpipaan yang hendak dituju ini adalah melalui penjajakan kerja sama pembiayaan untuk mengurangi tingkat kehilangan air di Jakarta.

Bacaan Lainnya

Untuk diketahui, cakupan dari layanan PAM Jaya saat ini masih 65% atau 908 ribu pelanggan. Adapun kapasitas air bersih perpipaan yang dihasilkan masih sebanyak 20.725 liter per detik. Upaya cakupan air ke warga di Ibu Kota itu tengah dipercepat dengan pemasangan pipa.

Direktur Utama (Dirut) PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, kerja sama dengan salah satu perusahaan BUMN itu diharapkan akan menjadi tambahan suplai air yang bisa didistribusikan ke wilayah low supply. Akses air perpipaan, punya dampak besar bagi peningkatan kualitas hidup warga Jakarta, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi.

“Sementara dari sisi ekonomi, warga yang menggunakan air jeriken mesti mengeluarkan biaya lebih besar dibandingkan mereka yang menggunakan air perpipaan,” ujar Arief dalam keterangan tertulis humas PAM Jaya, Jumat (21/7/2023) dilansir kompas.com, 21/07/2023, 22:01 WIB.

Arief mengatakan, rata-rata harga air jeriken berkisar Rp 6.000 per jeriken dengan isi 20 liter. Sedangkan tarif air perpipaan untuk kategori Rumah Tangga Sederhana hanya 3.550 per 1.000 liter. “Artinya, warga yang menggunakan air perpipaan hanya mengeluarkan Rp711 untuk 20 liter air,” tutup Arief.

Sinergi itu dilakukan melalui penandatanganan Non Disclosures Agreement (NDA) antara kedua perusahaan, Kamis (21/7/2023), di IPA Cilandak, Jakarta Selatan. Sinergi dengan PT SMI ini, kata Arief, merupakan wujud kehadiran negara melalui pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk merealisasikan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6.1.

“Yakni, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua pada 2030. Pemerataan akses air perpipaan yang hendak dituju pada sinergi ini adalah melalui penjajakan kerja sama pembiayaan untuk mengurangi tingkat kehilangan air di Jakarta,” ujar Arief dikutip beritajakarta, Jumat, 21 Juli 2023 19:49 WIB.

Air yang berhasil terselamatkan, tentu saja akan menjadi tambahan suplai yang bisa didistribusikan ke wilayah low supply. “PT SMI memiliki mandat sebagai katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk dalam pembangunan infrastruktur air minum perpipaan sebagai pemenuhan hak dasar warga negara,” terangnya.

Akses air perpipaan, imbuh Arief, mempunyai dampak besar bagi peningkatan kualitas hidup warga Jakarta, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. “Air perpipaan lebih terjamin secara kesehatan sebab memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dari sisi ekonomi, warga yang menggunakan air jeriken mesti mengeluarkan biaya lebih besar dibandingkan mereka yang menggunakan air perpipaan. Sebagai perbandingan, rata-rata air jeriken memiliki harga Rp 6.000 per jeriken atau 20 liter.

“Sedangkan tarif air perpipaan untuk kategori Rumah Tangga Sederhana hanya 3.550 per 1.000 liter. Warga yang menggunakan air perpipaan hanya mengeluarkan Rp 711 untuk 20 liter air,” tandasnya. (net/kpc/bjc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *