Negara Hemat Triliunan Jika Libatkan Desa Kelola Data Sensus, Mendes PDTT Halim Tegaskan Santri Harus Jadi Pelopor Indonesia Emas 2045

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar didampingi Istri Lilik Umi Nashriyah memberi sambutan saat menghadiri Kegiatan Malang Bersholawat di Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Desa Putukrejo, Kec. Gondanglegi, Kab. Malang, Jawa Tengah, Rabu (1/11/23). Foto: Sigit Purwanto /Humas Kemendes

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan santri harus menjadi pelopor terwujudnya cita-cita Indonesia emas di 2045. Santri didorong untuk mengasah keterampilan atau skill, pengetahuan, dan karakter kepemimpinan di berbagai tingkatan pendidikan maupun organisasi sejak pesantren.

semarak.co-Sehingga, kata Mendes PDTT Halim, akan mudah beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Lalu Mendes PDTT Halim menyampaikan pentingnya peranan santri dalam peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (1/11/2023).

Bacaan Lainnya

“Saya doakan semoga yang hadir ini dijadikan santri yang sholeh dan sholeha, diberikan rezeki  manfaat dan barokah,” ujar Mendes Halim dirilis humas usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Kamis (2/11/2023).

Peringatan dimeriahkan pelantun lagu sholawat terkenal, Musthofa Atef. Pria kelahiran Mesir itu membawakan sejumlah lagu sholawat yang disambut antusias oleh para santri dan masyarakat yang hadir. Hadi Bupati Lumajang Thoriqul Haq mendampingi Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Halim.

Dalam peringatan Hari Santri Nasional ini, jemaah meminta Thoriqul Haq yang akrab disapa Cak Thoriq itu untuk berduet sholawat bersama Musthofa Atef. Agenda yang dipadati oleh berbagai kalangan masyarakat sipil itu ditutup dengan sholawat bersama, yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Romo KH Ahmad Soeroso.

Di bagian lain diberitakan bahwa memberikan kepercayaan kepada Desa dalam pengelolaan data sensus, mulai dari pendataan hingga pembaruan data dapat mengurangi beban pengeluaran negara hingga triliunan rupiah.

Selain itu, pemerintah dapat lebih fokus pada program-program pembangunan dan pemberdayaan Desa, serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengumpulan dan pembaruan data. Ini diungkap Gus Halim saat memberi pengarahan Rapat Koordinasi Pelaksanan Kegiatan pada Lokasi Beririsan Komponen 2 Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023).

“Jika Desa diberikan kepercayaan untuk melakukan pengelolaan data, mulai dari pendataan sampai updating data dengan pendampingan serius dari BPS maka akan terjadi penghematan negara hingga Triliunan Rupiah karena tidak perlu lagi sensus melibatkan tenaga baru,” kata Gus Halim yang Profesor Kehormatan asal UNESA ini.

Sensus nantinya, kata Gus Halim, cukup dilakukan oleh desa dengan didampingi oleh BPS. Keuntungannya sebagian Dana Desa bisa digunakan untuk itu, keuntungan kedua updating pasti lebih cepat apalagi dibangun sistem informasi Data yang mudah diimplementasikan. Hal ini menjadi mudah karena updating data desa itu skalanya kecil.

Contohnya, rinci dia, update data penduduk desa yang kisaran 5.000 jiwa lebih mudah ketimbang update data level kabupaten. Ketiga, jika percaya ke desa, seluruh program Pemerintah berikan ruang yang cukup bagi desa dengan monitoring, supervisi dan evaluasi dari Pemerintah Kabupaten dan semua kebijakan yang diambil Pemerintah satukan dalam satu tarikan nafas di desa maka akan menghasilkan pola penanganan masalah yang sangat efektif.

Gus Halim mengakui, berbagai masalah pembangunan, yang sering muncul bukanlah masalah pembiayaan, bukan masalah pihak yang mengerjakan tapi yang paling sering muncul dara tumpang tindih antara satu program dengan program yang lainnya.

“Bersumber masalah tumpang tindih itu, yang pertama masalah data yang hingga hari ini Pemerintah belum miliki Satu Data,” ujar Gus Halim saat rapat bersama Presiden Joko Widodo diputuskan satu Data yang dipakai oleh seluruh Kementerian dan Lembaga yaitu Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi).

Kemendes PDTT juga mengajukan Data Desa yang dikerjakan selama ini. Meskipun banyak yang pesimis, Gus Halim berkeyakinan, jika berkaitan desa maka data yang valid dan terupdate sebaiknya dikelola oleh Desa itu sendiri.

Usulan ini, kata Gus Halim, memang mendapat tanggapan berbeda dari sejumlah kalangan. Tapi kondisi ini sama dengan tahun 2015 saat Dana Desa pertama kali digulirkan. Namun, terbukti, Desa bisa mengelola Dana yang besar dan beri efek yang besar bagi pembangunan desa itu sendiri.

Selain urusan Data, urusan Orkestrasi juga menjadi satu masalah penting dalam pembangunan di Indonesia. Orkestrasi menjadi sangat penting agar berbagai kegiatan yang berdekatan bisa dikelola dengan baik sehingga difrensiasi antar satu kegiatan dengan yang lain bisa terpilah secara bagus.

“Orkestrasi menjadi salah satu kunci penting dalam percepatan Pembangunan. Contohnya Porgram Bedah Rumah yang memang sejumlah pihak mengerjakannya, dari Pusat menggunakan APBN hingga level Kabupaten dengan APBD,” ujar Gus Halim yang mantan ketua DPRD Jawa Timur (Jatim).

Yang bahaya, kata Gus Halim, jika Ruang Tamu menggunakan APBN dan Kamar Tidur gunakan APBD, dan ini ditemukan di sejumlah wilayah saat dirinya menjabat Ketua DPRD Jawa Timur. Terkait Rakor pelaksanaan P3PD, Gus Halim mengatakan, Rakor ini sangat penting agar terbangun sebuah kesepahaman ketika ada program yang beririsan di dalam satu program.

“Saya berharap pola kerja, pola pengawasan bisa menjadi referensi kegiatan yang lain sehingga menjadi sebuah paradigma dalam manajemen pembangunan yang membutuhkan difersifikasi tegas untuk program yang beririsan. Nantinya kita akan temukan efisiensi, efektifitas dan disitulah disebut keberhasilan pembangunan secara efektif dan efisien,” tegas Gus Halim. (yat/fir/hms/smr)

Pos terkait