MUI Minta Pemerintah Hancurkan Museum Holocaust Yahudi di Minahasa, Itu Lukai Masyarakat Palestina

logo Majelis Ulama Indonesia (MUI). foto: internet

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim mendesak pembangunan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara disetop. Sudarnoto mengklaim keberadaan museum itu melukai masyarakat Palestina.

semarak.co-Sudarnoto mengaku terkejut dengan pembangunan Museum Holocaust tersebut. Terlebih, museum itu diinisiasi oleh komunitas Yahudi yang ada di Sulut. Sudarnoto lantas menyoroti konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel.

Bacaan Lainnya

“Pembangunan museum itu harus dihentikan. Saya mohon Pemda bersama dengan masyarakat di sana, MUI dan ormas dan kekuatan civil society harus bangun sensitivitas juga. Karena ini melukai masyarakat Palestina,” kata Sudarnoto kepada CNNIndonesia.com, Rabu (2/2/2022).

Baginya, sejak 1948 sampai saat ini persoalan di Palestina tak kunjung terselesaikan karena ulah Israel. “Zionisme ini sama jahatnya dengan Holocaust Nazi. Ini tak bisa ditolerir. Atas kejahatan zionisme itu juga Israel seharusnya diseret ke pengadilan internasional,” ujarnya.

Karena Indonesia sebagai negara dan bangsa pembela Palestina sejak lampau, lanjut Sudarnoto, tapi malah jadi tempat peringatan Holocaust dan ini museum terbesar di Asia Tenggara. Sudarnoto menilai pembangunan museum ini kemungkinan akan jadi momentum bagi para pemain politik di tingkat global maupun di Israel.

Menurutnya, mereka akan semakin meyakinkan Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. “Saya tahu teman-teman Yahudi di Minahasa anti zionisme. Tapi itu buka untuk kepentingan zionis juga,” kata Sudarnoto lagi seperti dilansir CNN Indonesia.com/Rabu, 02 Feb 2022 09:53 WIB.

Terpisah, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Waketim MUI) Muhyiddin Junaidi turut mengkritisi pembangunan museum Holocaust di Sulut itu. Ia mengklaim pembangunan Museum Holocaust melanggar Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

“Pembangunan Museum Holocaust merupakan pelanggaran nyata terhadap UUD dan konstitusi RI yang sampai saat ini masih menolak normalisasi hubungan dengan Israel,” kata Muhyiddin dalam keterangan resminya dikutip Rabu (2/2/2022) seperti dilansir cnnindonesia.com juga.

Muhyiddin mengatakan seharusnya yang bisa dibangun adalah museum kebiadaban dan tindak kekerasan Zionis Israel terhadap bangsa dan rakyat Palestina sejak 1948. Menurutnya, pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut.

Keberadaan museum itu merupakan bentuk provokatif, tendensius dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat. “Pembangunan museum itu tak ada urgensinya sama sekali di bumi Indonesia. Di sisi lain, Indonesia dan masyarakat dunia juga harus mewaspadai manuver dan proxy Israel dengan memanfaatkan kondisi nasional yg tak stabil.

Terlebih lagi saat ini ekonomi sedang mengalami keterpurukan. Kondisi itu, kata Muhyidin, membuka peluang menekan Indonesia supaya melakukan normalisasi hubungan dgn Israel. “Alasan mereka adalah sangat klasik yaitu Indonesia bisa berperan lebih besar dan aktif membantu penyelesaian konflik Arab-Isreal,” imbuhnya.

“Itu semua adalah Batman trap saja. Museum ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari Holocaust internasional. Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel sempat menghadiri persemian Museum tersebut.

Mengutip detik.com/Selasa, 01 Feb 2022 12:49 WIB/Wantim MUI menyatakan pembangunan Museum Holocaust Yahudi di Sulawesi Utara merupakan pelanggaran nyata terhadap konstitusi. Muhyiddin meminta pemerintah menghancurkan bangunan museum tersebut.

“Pemerintah Indonesia harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut karena itu bentuk provokatif, tendensius, dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat,” ujar Muhyiddin kepada wartawan, Selasa (1/2/2022).

Muhyiddin menilai pembangunan museum holocaust di Indonesia tidak penting. Dia justru menyarankan pemerintah untuk membangun museum kebiadaban penjajah Belanda. “Adalah sangat tepat jika Indonesia membangun museum sejarah kebiadaban Israel terhadap bangsa Palestina di Jakarta,” sindir dia.

Sebagai bentuk solidaritas dan dukungan Indonesia atas perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari Zionis yang terus mendapatkan aliran dana tanpa batas dari negara adi daya dan sekutunya. Sebelumnya, Duta Besar Jerman untuk RI Ina Lepel mengumumkan pembukaan Museum Holocaust Yahudi pertama di Indonesia.

Museum itu dibangun di Minahasa, Sulawesi Utara. Hal itu disampaikan langsung oleh Lepel dalam unggahannya di akun Twitter resminya, @GermanAmbJaka. Dia menyampaikan museum itu dibuka hari ini bertepatan dengan Hari Peringatan Holokaus Internasional.

“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berbicara pada pembukaan Museum Holocaust pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan). Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap ‘pelajaran universal’ ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi,” tulis Lepel, seperti dilihat, Kamis (27/1/2022).

Sekadar informasi, pada 20 Januari 1942, para pejabat tinggi Nazi menggelar rapat kordinasi di sebuah vila di tepi danau Wannsee di Berlin untuk membahas pembunuhan sistematis sekitar 11 juta orang Yahudi di Eropa. Hadir dalam rapat itu antara lain Kepala Staf Keamanan Nasional Reinhard Heydrich pimpinan milisi Nazi SS Heinrich Himmler, perwira tinggi SS Adolf Eichmann, dan Kepala Biro Perencanaan Hermann Gring.

Majelis Umum PBB menetapkan 27 Januari sebagai hari peringatan internasional untuk menghormati para korban Holocaust, yang juga dikenal sebagai Hari Peringatan Holocaust Internasional. Pada 27 Januari 1945, pasukan Uni Soviet memukul mundur pasukan Jerman dan masuk ke kamp konsentrasi Auschwitz di Polandia. Lebih satu juta orang dibunuh di kamp konsentrasi ini.

Kembali ke cuitan Lepel, dalam video yang diunggah, dia menyebut museum ini juga yang pertama di Asia Tenggara. Museum ini dibuka atas inisiatif komunitas Yahudi di Indonesia. “Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini,” bebernya.

“Kita harus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam holocaust. Jika tidak, kita berisiko mengulangnya lagi. Namun, jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme,” demikian Muhyuddin menambahkan.

Lepel menilai museum yang didirikan ini sebagai perkembangan yang sangat baik. Khususnya bagi pemuda untuk proses pembelajaran sejarah. “Pendirian museum ini merupakan perkembangan yang sangat baik. Khususnya museum akan menyasar anak muda sebagai sebuah pengalaman pembelajaran. Saya sangat senang bisa mengunjungi museum ini,” kata Lepel.

Ia menegaskan Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang dapat menjadi pelajaran universal tersebut. Lapel juga menyebut Jerman akan terus mendukung upaya perlawanan terhadap rasisme, anti-Semitisme, dan semua bentuk intoleransi. (net/dtc/cnn/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *