Menteri PANRB Anas bersama Menparekraf Sandi Uno Sampaikan Pesan di Acara Penutupan Santri Digitalpreneur Indonesia 2024

semarak.co-Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas (kiri putih-putih) sebagai pengasuh Ponpes Mabadi’ul Ihsan Banyuwangi Jawa Timur mendampingi Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno yang akan menutup acara Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 di Pondok Pesantren Mabadi’ul Ihsan, Banyuwangi, Jumat (20/9/2024). Foto: humas PANRB

Dalam era modern seperti sekarang, institusi pendidikan Islam dihadapkan pada beragam tantangan. Masa depan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi.

semarak.co-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas menyampaikan, dalam menghadapi tantangan tersebut perlu memanfaatkan potensi generasi muda, serta mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Bacaan Lainnya

“Santri punya kesempatan yang baik. Tantangan kita hari ini adalah digitalisasi. Skill yang harus dimiliki anak muda adalah kreatif, menguasai teknologi, komunikatif, dan kepemimpinan yang baik,” ujar Menteri PANRB Anas di acara Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 di Pondok Pesantren Mabadi’ul Ihsan, Banyuwangi, Jumat (20/9/2024).

Sama seperti institusi pendidikan lainnya, lanjut Menteri PANRB Anas, institusi pendidikan Islam wajib meningkatkan kompetensi tenaga pendidiknya agar dapat meningkatkan kapabilitasnya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik.

“Tantangan yang dihadapi adalah memfasilitasi program pelatihan dan pengembangan berkelanjutan bagi para SDM tersebut,” kata Menteri PANRB Anas yang sekaligus pengasuh Ponpes Mabadi’ul Ihsan dirilis humas usai acara melalui WAGroup JURNALIS PANRB, Jumat malam (20/9/2024).

Institusi pendidikan Islam harus dapat mengembangkan kurikulum yang relevan dan dapat menjawab kebutuhan di dunia global. Tentunya hal tersebut dilakukan tanpa mengorbankan nilai-nilai Islam, serta dapat memastikan kontribusinya signifikan di dunia internasional.

Tantangan terakhir, kata dia, yaitu perlunya menjalin kolaborasi dan kerja sama dengan institusi pendidikan Islam di berbagai sektor, baik itu di dalam negeri maupun mancanegara. “Institusi pendidikan Islam harus memastikan bahwa lulusannya unggul dan berdaya saing serta ke depan dapat berkontribusi jelang Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan bahwa digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan. Pada era ini, peluang-peluang dapat diambil dengan mengembangkan kemampuan diri menjadi digitalpreneur.

Penggunaan media sosial di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata global. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik tidak terkecuali oleh santri. Penggunaan media sosial rata-rata global selama 2 jam 31 menit setiap harinya.

Sedangkan penggunaan medsos di Indonesia rata-rata perharinya adalah 3 jam 11 menit. Ini tantangan sekaligus peluang. Karena fenomena kita sudah terlihat dalam riset ternyata jika kita memiliki kemampuan mengisi dengan konten-konten yang positif, inspirasional, dan bisa mengedukasi kita akan mendapatkan banyak follower.

Kemudian Menparekraf Sandi Uno menyebut tentang konsep POST yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi seorang digitalpreneur. Konsep tersebut merupakan singkatan dari Plan, Optimize, Share, dan Track.

Sementara itu untuk para santri yang ingin terjun pada dunia digitalpreneur juga dapat mengadopsi konsep FAST yang merupakan teladan dari sifat Nabi Muhammad SAW. Konsep FAST yaitu Fatonah, Amanah, Siddiq, Tabligh.

“Itulah yang menurut saya menjadi pedoman kita. FAST, gerak cepat yang sudah dicontohkan Pak Menteri PANRB Anas. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja Ikhlas,” pungkas Menparekraf Sandi Uno dalam sambutan menutup acara. (hms/smr)

Pos terkait