Pelaku pariwisata di sejumlah desa wisata di Provinsi Bengkulu beserta pemangku kepentingan terkait mendapatkan pelatihan dan peningkatan kapasitas yang dilaksanakan Poltekpar Palembang, salah satu Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).
semarak.co-Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, kegiatan bimbingan teknis ini merupakan layanan bimbingan atau pendampingan dan penyuluhan yang diberikan tenaga ahli atau orang yang profesional di bidangnya dengan tujuan meningkatkan sumber daya manusia.
“Adapun kegiatan BIMTEK ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan, bimbingan, dan pendampingan kepada pelaku pariwisata di desa wisata dan stakeholder lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu,” ujar Ni Wayan saat memberi sambutan pelatihan di Bengkulu, Selasa (26/10/2021).
Hal ini dilakukan mengingat Provinsi Bengkulu sedang mengembangkan pemberdayaan Desa Wisata dan pemulihan ekonomi akibat pandemi di era adaptasi kebiasaan baru. Desa wisata merupakan salah satu program andalan yang tengah dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf.
Desa wisata dinilai sesuai dengan tren baru pariwisata pascapandemi yang mengedepankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Kehadiran desa wisata diharapkan dapat menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestic.
Maupun wisatawan mancanegara, serta mendorong daerah untuk dapat menciptakan desa wisata – desa wisata baru di wilayahnya yang dapat membangkitkan ekonomi desa. “Menjadikan desa wisata sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Sesuai RPJMN 2020 – 2024, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024. Namun diharapkan bisa melebihi target yang dicanangkan mengingat besarnya potensi desa wisata dimana tercatat terdapat di 74 ribu desa di Indonesia.
“Bimtek ini diharapkan dapat menjadi motor, menambah semangat, dan kreativitas dalam membangkitkan industri pariwisata kembali di era adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19,” kata Ni Wayan Giri Adnyani.
Dalam rangkaian kegiatan ini juga dilakukan peninjauan sejumlah destinasi, seperti Rumah Pengasingan Bung Karno serta Benteng Marlborough. Serta melihat bunga Raflesia yang tengah mekar sempurna di Kepahiang.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati; Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Irsan Setiawan; serta Direktur Politeknik Pariwisata Palembang, Zulkifli Harahap.
Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berkesempatan menjajal salah satu lokasi wisata bawah laut terbaik di dunia yaitu di Sawandarek, Raja Ampat, Papua Barat.
Sawandarek menawarkan pesona surga di bawah laut yang luar biasa indah. Hamparan air laut yang sebening kristal, dengan gradasi warna tosca dan biru tua. Menparekraf Sandi Uno didampingi Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Manurung.
Lalu Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati; Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Yusdi Lamtego; menyelam hingga kedalaman 12 meter. Ketika Menparekraf menyelam, ia menemukan berbagai jenis biota laut.
Di antaranya penyu, hiu, ikan nemo (clown fish), serta terumbu karang yang sangat cantik dengan berbagai warna. Ia pun terpukau dengan keindahan bawah laut Swandarek Raja Ampat.
Menurut Menparekraf Sandiaga, Raja Ampat adalah salah satu episentrum atau salah satu pusat dimana para wisatawan harus merasakan kenangan dan pengalaman menyelam di dalamnya.
“Karena saya sendiri melihat untuk kesekian kalinya Raja Ampat ini memang betul-betul sekeping surga yang ada di muka bumi dan rasanya sebagai orang Indonesia kalau berwisata #DiIndonesiaAja haruslah pergi ke Raja Ampat,”kata Menparekraf Sandiaga, usai diving di Swandarek, Selasa (26/10/2021).
“Sementara untuk divers di seluruh dunia, saya mengirimkan pesan bahwa belum komplit menjadi divers kalau belum mengunjungi Raja Ampat,” ungkap Sandi Uno, sapaan akrabnya seperti dirilis humas melalui WAGroup Siaranpers Kemenparekraf2, Rabu (27/10/2021).
Sauwandarek sendiri bisa diakses menggunakan perahu motor atau spead boat dari Pelabuhan Waisai yang merupakan pusat pemerintahan di Kabupaten Raja Ampat, dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam.
Namun, sebelumnya wisatawan dapat menyebrang terlebih dahulu dari Pelabuhan Sorong menuju Waisai, dengan perkiraan waktu tempuh selama dua jam. Dikatakan Menparekraf potensi wisata bahari di Kabupaten Raja Ampat ini sangatlah besar.
Oleh karena itu, usai menyelam Menparekraf berdialog dengan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Raja Ampat untuk membahas kendala atau hambatan apa saja yang sedang dihadapi, agar bisa dicari solusi terbaik bersama. Sehingga pariwisata dan ekonomi kreatif di Raja Ampat bisa bangkit dan tumbuh kembali.
Ada tiga catatan yang menjadi perhatian Menparekraf. Pertama peningkatan kapasitas SDM, khususnya bagi pramuwisata. Kedua, usulan Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu destinasi live on board untuk karantina wisatawan. Ketiga, menyiapkan Raja Ampat sebagai lokasi side event di G20 tahun 2022 yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan.
“Kami akan hadir untuk membantu dan kami akan memastikan no one left behind. Karena kita tahu potensi wisata baharinya terutama untuk diving adalah yang terbaik di dunia dan kita harapkan ini bisa kita kembangkan agar ekonomi segera bergerak kembali, dan lapangan kerja terbuka seluas-luasnya.
“Karena sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Raja Ampat sudah satu setengah tahun mengalami kontraksi yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, kita akan bangkitkan kembali,” ujar Menparekraf Sandi Uno.
Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati menyampaikan rasa haru dan terima kasih atas kehadiran Menparekraf ke Raja Ampat. Tentunya hal ini memberikan semangat baru kepada kami, terutama para pelaku usaha yang ada di Raja Ampat.
“Keyakinan kami bahwa motivasi kehadiran Menparekraf akan memberikan jalan keluar dan solusi yang terbaik untuk menjawab satu setengah tahun kevakuman pariwisata yang ada di Raja Ampat,” kata Abdul Faris Umlati. (smr)