Duta Arsip Nasional yang juga Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka meyakini Prabowo Subianto adalah pemimpin yang memahami dan menghargai sejarah, hingga pemimpin yang sedang berjuang melanjutkan tapak sejarah langkah konstitusional para pendiri bangsa.
Semarak.co – Rieke pada Pada acara Jejak Pendiri Bangsa 1947-1969, juga meyakini Presiden Prabowo akan melanjutkan tapak rancangan negara yang pondasinya telah diletakkan para pendiri bangsa, khususnya Soemitro Djoyohadikusumo.
“Di bawah kepemimpinannya, arsip bukan lagi kertas usang dan bisu, namun arsip menjadi pemberi denyut pada nadi perumusan kebijakan pemerintah pusat dan daerah,” ungkap Rieke, dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Rabu (26/11/2025).
Tentu, zaman telah berubah, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pun berpengaruh dalam perencanaan pembangunan. “Tetapi, saya yakin Presiden Prabowo akan mengarahkan bangsa ini untuk tidak memunggungi sejarah,” kata Rieke.
Tetapi, lanjut Rieke, Prabowo justru mengembalikan bangsa ini pada rel sejarah untuk temukan jati diri, yang tersimpan dalam arsip cakrawala pengetahuan tentang strategi pendiri bangsa dalam mempertahankan Indonesia merdeka dan berdaulat.
Rieke percaya Prabowo berjiwa prajurit yang sangat paham makna dan fungsi strategis Satu Data Indonesia sebagai data pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Rieke yakin Prabowo tidak akan ragu untuk menugaskan Bappenas dan BRIN berkolaborasi dengan sejumlah kementerian untuk melahirkan Satu Data Indonesia.
Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menyatakan, pertemuan ini membawa kembali jejak para pendiri bangsa pada periode 1947-1969, ketika arah pembangunan nasional mulai dirumuskan berdasarkan nilai kolektif bangsa dan kebutuhan untuk memperkuat kemandirian rakyat.
“Pada masa itu, gagasan koperasi tidak muncul sebagai pilihan teknis semata, tetapi sebagai keputusan ideologis yang menempatkan rakyat sebagai pemilik dan pelaku utama pembangunan ekonomi,” kata Menkop.
Kini, meyakini bangsa ini sudah kembali menemukan jalan menuju Indonesia seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa. “Seperti yang sudah dirintis dan dirancang sejak zaman HOS Cokroaminoto, Bung Hatta, Margono Djojohadikusumo, sampai Soemitro Djojohadikusumo,” ucapnya.
Hal itu dibuktikan dengan program pembentukan lebih dari 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang digulirkan atas ide Prabowo. Menurut Ferry, saat ini sudah memasuki era perencanaan pembangunan berbasis Satu Data Indonesia, relevansi nilai-nilai koperasi justru semakin menguat.
Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy menekankan bahwa saat ini adalah kebangkitan kembali koperasi. “Koperasi pernah berjaya, koperasi pernah terpuruk, dan sudah waktunya koperasi bangkit kembali,” kata Menteri PPN.
Bagi Menteri PPN, Arsip Nasional menjadi bagian untuk membetulkan hal-hal yang salah. “Sejarah berulang-ulang, dan dengan namanya arsip kita akan tahu kemana kita akan pergi. Kini, kita sudah tahu kemana kita akan mengarahkan perjalanan kehidupan Indonesia,” katanya.
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mego Pinandito menambahkan, kegiatan ini merupakan momentum, refleksi, dan pembelajaran untuk meneguhkan kembali informasi terkait pondasi pembangunan nasional berbasis data.
Menkop Dorong Swasta dan BUMN Jadi “Kakak Asuh” Kopdes Merah Putih
Menkop Ferry Juliantono menegaskan pentingnya peran perusahaan swasta dan BUMN sebagai “kakak asuh” bagi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel) dalam Forum 16 Tahun Kompas 100 CEO Forum di ICE BSD, Tangerang, Rabu (26/11).
Ferry menyatakan, koperasi adalah amanat konstitusi Pasal 33 UUD 1945. Melalui program Kopdes/Kel Merah Putih ini, Presiden Prabowo berkeinginan mengembalikan sistem perekonomian yang berkeadilan. Menurutnya koperasi adalah instrumen konstitusional untuk memastikan kemakmuran dirasakan rakyat.
“Swasta, BUMN, dan koperasi harus sama. Pertumbuhan tidak boleh hanya dinikmati segelintir orang saja, maka perlu ke depan agar BUMN swasta ini bisa berperan sebagai kakak asuh bagi koperasi sehingga operasionalisasi Koperasi Desa ini bisa berjalan dengan baik,” kata Menkop Ferry dalam sambutannya.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Investasi/BKPM sekaligus CEO BPI Danantara Rosan P. Roeslani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Jajaran Petinggi Kompas Media dan ratusan CEO perusahaan besar.
Menkop menambahkan dengan berperan sebagai kakak asuh, swasta dan BUMN akan memperkuat perekonomian dan monetisasi ekonomi di desa. Dari situ akan tercipta perputaran uang sehingga dapat menggerakkan perekonomian hingga ke masyarakat sampai ke level terendah.
Ferry menyatakan keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih juga akan turut membantu pencipta lapangan kerja di desa. Menurutnya masalah tingginya pengangguran tidak lepas dari kegagalan pembangunan ekonomi di desa. “Harapannya Kopdes bisa menampung angkatan kerja dari desa,” ujarnya.
Menkop menegaskan, CEO akan lebih diuntungkan jika produk dan jasa mereka dibeli masyarakat dibandingkan hanya dikuasai oleh segelintir konglomerat. Maka dari itu kolaborasi antara swasta dan BUMN dengan Koperasi untuk membangun ekosistem perekonomian yang berlandaskan kegotongroyongan dapat diwujudkan melalui Kopdes/Kel Merah Putih.
“Kami harap bapak-ibu CEO dapat bermitra dengan Kopdes Merah Putih. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” katanya.
Setelah Kopdes/Kel Merah Putih beroperasi, nantinya akan berperan sebagai agen penyalur dan menjual barang kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat melalui gerai sembako ritel yang dikelola modern. Di sisi lain Kopdes/Kel Merah Putih akan menjadi offtaker dari hasil masyarakat desa.
“Fungsi lainnya adalah menjadi instrumen terbawah yang mampu mengefektifkan bantuan pemerintah pusat ke masyarakat paling bawah yang selama ini sering salah sasaran,” kata Menkop Ferry.
Oleh karena itu, Kemenkop dengan PT Agrinas Pangan Nusantara saat ini terus melakukan koordinasi untuk mengakselerasi pembangunan gudang, gerai, sarana dan fasilitas pendukung lainnya. (hms/smr)





