Menkop dan UKM Teten Bertemu Menteri Ekonomi Belanda Perkuat Kemitraan Ekonomi

Menkop dan UKM Teten Masduki bertemu Deputi Menteri Hubungan Ekonomi dan Kebijakan Iklim Belanda Sandor Gaastra dalam rangkaian kunjungan kerja di Belanda, Kamis (25/1/2023). Foto: dok humas

Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki menggelar pertemuan bilateral dengan Deputi Menteri Hubungan Ekonomi dan Kebijakan Iklim Belanda Sandor Gaastra untuk memperkuat kemitraan ekonomi, khususnya kewirausahaan dan rantai pasok global.

semarak.co-Produk perikanan ASEAN menyumbang 21,9% dari total produksi perikanan dunia dan diprediksi meningkat setiap tahunnya. Negara-negara ASEAN khususnya Indonesia, Vietnam, dan Thailand juga berkontribusi sebesar 16,5% terhadap ekspor udang dunia.

Bacaan Lainnya

“Indonesia merupakan bagian dari ASEAN. Dalam konteks global, ASEAN perlu berani mengklaim dirinya sebagai global hub produksi pertanian dan perikanan budidaya,” kata Menkop Teten dalam rangkaian kunjungan kerja di Belanda, Kamis (25/1/2023).

“Tidak hanya perikanan, ASEAN juga merupakan hub produksi buah-buahan tropis dan pertanian. Nanas misalnya, menyumbang sekitar 27 persen produksi nanas dunia,” demikian Menkop Teten menambahkan dirilis humas usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Kamis (25/1).

Menkop Teten mengatakan, untuk menjadi pusat pertanian dan budi daya perikanan global, ASEAN menghadapi tantangan dalam menyediakan ekosistem bisnis yang memfasilitasi usaha mikro dan kecil untuk tumbuh dan berkembang melalui koperasi dan kemitraan rantai pasokan.

“Saya tahu Belanda sangat kuat dalam rantai nilai global. Dalam kunjungan ini, kami ingin mendatangi beberapa UKM di Belanda yang terkait dengan rantai pasokan global. Khususnya di industri pertanian, akuakultur, dan manufaktur,” katanya.

Selain itu, kunjungan Menkop Teten ke Belanda dimaksudkan untuk mendapat informasi secara langsung tentang kebijakan dan program Belanda dalam mempromosikan UKM/Start-up. Khususnya pengembangan kewirausahaan.

Termasuk UKM/Start-up yang inovatif, program dukungan untuk UKM yang terlibat dalam rantai nilai global, program pitching untuk Start-up, dan program alokasi pengadaan pemerintah untuk UKM. Struktur populasi pengusaha Indonesia yang mencapai lebih dari 64 juta unit usaha dan 127 ribu koperasi.

Peran UMKM dalam perekonomian nasional Indonesia sangat sentral, mengingat 99% pengusaha di Indonesia adalah pelaku UMKM. UMKM menyumbangkan kontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen, serta menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.

Namun, kata dia, rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,47 persen dan rasio rantai nilai global sebesar 4,1%. Terdapat tiga tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia yaitu, Akses Pembiayaan dan Permodalan, Akses Pasar dan Promosi, serta Akses Bahan dan Alat Produksi.

Untuk itu, sambung Menkop Teten, dalam mengatas tiga tantangan tersebut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memiliki empat strategi besar dalam upaya pengembangan koperasi dan UMKM.

Pertama, Akses Pasar dan Ekspansi Digital. Kedua, Peningkatan Akses terhadap Pembiayaan. Ketiga, Perluasan Kemitraan Strategis, serta keempat, Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi dan UMKM. “Terkait dengan program Pengembangan Kewirausahaan Nasional, kami melaksanakan beberapa program pendukung lainnya,” bebernya.

Yaitu, rinci dia, Entrepreneur Development (Konsultasi dan Pendampingan Bisnis), iStartup.id (Inkubasi dan Akselerasi Bisnis), EFF (Program Akses Finansial), E-Hub (Platform Ekosistem Wirausaha Terpadu), dan Transformasi Digital UMKM.

Indonesia mempunyai 400 koperasi modern. Sebanyak 220 koperasi modern. Di antaranya koperasi pertanian, sedangkan 180 lainnya merupakan koperasi nonpertanian. Kemenkop dan UKM sendiri memiliki dua Badan Layanan Umum (BLU) Koperasi dan UMKM.

Yaitu Badan Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang bergerak bidang pemberian kredit bagi koperasi dan UMKM serta Badan Pelayanan Pemasaran (LLP) atau SMESCO berupa Gedung yang memasarkan produk-produk UMKM.

Menkop Teten dan rombongan mengadakan kunjungan ke beberapa lembaga di Belanda yang terkait rantai pasokan global, terutama di industri pertanian, akuakultur, dan manufaktur. Salah satunya Nederlandse Organisatie voor Wetenschappelijk Onderzoek (NWO) yang merupakan lembaga riset.

“Saya berharap melalui kunjungan ini kita bisa belajar bagaimana kebijakan dan program Belanda dalam mempromosikan UKM dan start-up, terutama pengembangan kewirausahaan inovatif dan program dukungan pada UKM yang terlibat dalam rantai nilai global,” katanya.

Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Putu Rahwidhiyasa yang termasuk dalam rombongan menyatakan dukungan terhadap upaya Kemenkop dan UKM sebagai salah satu anggota KNEKS.

Yaitu untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia salah satunya dengan mengajak Programma Uitzending Managers (PUM) Netherlands Senior Experts. “Hal ini sesuai arahan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin sebagai Ketua Harian KNEKS untuk membangun pusat-pusat inkubasi,” imbuhnya.

“Khususnya bagi industri halal di berbagai daerah sebagai pusat pembinaan dan penyemaian bisnis syariah yang didukung infrastruktur digital yang menjadi sarana interaksi antar pelaku bisnis syariah,” demikian Putu dipenutup rilis humas Kemenkop dan UKM. (smr)

Pos terkait