Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak anak muda tidak banyak mengeluh, tetapi lebih fokus menjadi problem solver.
Semarak.co – “Anak muda harus jadi problem solver. Itu bisa dilakukan kapan saja, bahkan sebagai pribadi sekalipun,” ujar Pratikno pada acara Simposium dan Pelepasan Kontribusi HIPMI Institute, dirilis humas melalui WAGroup Media PMK, Selasa malam (18/2/2025).
Menurut Pratikno. kewirausahaan sosial bukan sekadar disiplin ilmu tertentu, tapi bagian dari pembentukan karakter. Ini menjadi penting karena dunia kerja terus disrupsi. Banyak pekerjaan yang hilang akibat otomatisasi, artificial intelligence (AI), danteknologi lainnya.
“AI bisa menjawab apa saja yang kita tanyakan. Bisa dibayangkan bagaimana besarnya potensi disrupsi lapangan kerja,” lanjutnya.
Menko PMK juga mengingatkan agar anak muda tidak terjebak dengan kondisi yang ada saat ini, karena segala sesuatu bisa dengan mudah tergantikan teknologi. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya membangun softskill atau essential skill.
“Saya jarang menyebut soft skill karena bagi saya ini fundamental. Entrepreneurship, leadership, komunikasi, dan lainnya adalah essential skill. Apapun disiplin ilmunya, harus punya pondasi skill ini,” jelasnya.
Salah satu pilar utama dari essential skill, kata Pratikno, adalah entrepreneurship. Sikap inovatif, berani mengambil keputusan, memiliki agility, dan daya lentur tinggi menjadi kunci untuk menghadapi masa depan yang penuh perubahan.
Menko PMK pun menyambut baik inisiatif HIPMI Institute dalam membekali generasi muda dengan berbagai keterampilan masa depan, mulai dari future skill, future technology, future science, hingga pemetaan future business.
“Saya secara pribadi maupun pemerintah sangat mendukung inisiatif-inisiatif HIPMI Institute untuk membangun SDM unggul, SDM future talent kita, untuk belajar mengenai future technology, untuk belajar mengenai future science, menjajaki future economy, memetakan future business,” tutur Pratikno. (hms/smr)