Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pemuda merupakan garda terdepan untuk mewujudkan Indonesia maju. Untuk itu, pemuda Indonesia harus siap menghadapi berbagai tantangan, berkompetisi secara sehat, menguasai ilmu pengetahuan.
semarak.co-Kreatif, inovatif, merespon situasi dengan cepat dan tepat, berani bersikap, berpendirian teguh, terbuka, memiliki jaringan pertemanan yang luas, serta menjadi bagian dari solusi persoalan bangsa ini.
“Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang berdampak sangat luas dan membutuhkan bantuan dari seluruh elemen masyarakat,” ungkap Jokowi dalam Mahasabha XII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia dengan tema Muda Memimpin, Indonesia Maju yang dilaksanakan secara virtual, Kamis (18/3).
Untuk itu, lanjut Presiden Jokowi, pemuda Indonesia khususnya Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) harus siap menjadi bagian dari solusi persoalan bangsa ini.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan untuk menciptakan pemuda yang berkualitas dibutuhkan keterlibatan orangtua dalam pengasuhan di lingkungan keluarga dengan membentuk dan menanamkan karakter atau jiwa kepemimpinan pada anak sebagai generasi penerus bangsa.
“Perkembangan yang begitu cepat, anak-anak pun harus kita persiapkan untuk beradaptasi dengan cepat bahkan menjadi pemimpin yang sesuai dengan zamannya,” ujar Bintang Puspayoga dalam rilisnya.
Salah satunya, lanjut Bintang, dengan menanamkan kepemimpinan pada anak yaitu memperkuat kemampuan sosio-emosional anak, sebagai salah satu keahlian yang perlu dikuasai anak di masa transisi menuju kedewasaan, terutama di era digital.
Menteri Bintang menambahkan untuk mengembangkan kemampuan sosio-emosional anak, orang tua dan keluarga harus bersama-sama mengembangkan strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Di antaranya dengan menjadi panutan yang baik; menumbuhkan kesukaan pada belajar; menumbuhkan kreativitas dan inovasi anak; membangun empati dan kerja sama pada anak; dan menjadikan preferensi anak sebagai kunci dari strategi pola asuh (UN Global Compact, 2018).
Menteri Bintang juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mengikis budaya patriarki yang menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki. “Budaya patriarki ini harus terus-menerus dikoreksi karena telah berakar dan dipraktikkan secara turun-temurun.
Budaya ini juga merupakan akar masalah dari adanya diskriminasi, stigmatisasi, bahkan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Di sinilah keluarga memegang kunci dalam mengubah budaya patriarki menjadi budaya kesetaraan.
“Keluarga harus mengembangkan potensi, baik anak perempuan dan anak laki-laki secara setara untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas,” terang Menteri Bintang.
Seperti sebuah frasa, it takes a village to raise a child, maka dibutuhkan banyak pihak untuk membesarkan seorang anak yang berkualitas. Untuk itu, berbagai pihak harus bersinergi.
“Saya berharap KMHDI sebagai calon pemimpin bangsa dapat terlibat aktif mendukung tumbuh kembang anak dalam keluarga, demi mewujudkan Indonesia Maju, Indonesia Layak Anak (IDOLA) 2030 dan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (smr)