Luncurkan Gerai Baru Khusus Fashion dan Asesoris, Akhir Februari

Direktur LLP-KUKM Kemenkop dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan, Kampoeng Inovasi menempati lahan seluas 2.700 m2 itu dan menjadi wadah bagi para desainer untuk mempromosikan dan memasarkan produknya secara mandiri. Kampoeng Inovasi, kata Zabadi, menawarkan produk fashion, terutama busana muslim dan produk kulit (sepatu, tas, dan aksesoris). Jadi, kata dia, ada beberapa perbedaan antara Kampoeng Inovasi dengan GIW maupun Paviliun Provinsi. Gerai baru ini akan menjadikan Smesco pusat fashion busana muslim. Ini sekaligus memberi tempat para desainer untuk berinteraksi dengan antardesainer dan pengunjungnya.

Tenant baru, rinci Zabadi, menyiapkan semuanya. Dari desain layout materi instalasi untuk space counter, sampai biaya gaji SPG (sales promotion girl) atau penjaga tokonya. Karena itu, para tenant adalah pelaku UKM yang cukup eksis, seperti desainer outlet busana muslim, alas kaki, dan kulit. Kalau di GIW, produknya lebih focus atau khusus. Begitu juga Paviliun Provinsi merupakan produk unggulan daerah masing-masing. Tenant juga menyiapkan sendiri semuanya, mulai bahan baku dan lay outnya. Dengan demikian, nilai dia, ini tidak membebani APBN. Justru ada nilai investasi bersama dan untuk sama-sama mengadakan berbagai event. Ini bedanya lagi dengan dua gerai yang ada sekarang. Pada dua gerai itu, LLP KUKM harus mengeluarkan kocek rutin untuk menggelar event sebagai bagian dari promosi atau iklan.

“Jumlah tenant sebanyak 38 dari hasil seleksi berdasarkan kurasi sebanyak 800an pelaku UKM. Ini dengan bekerjasama Asosiasi Pengrajin Alas Kaki Indonesia (APAI), Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI), Indonesian Modest Fashion Designer (IMFD), Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Scano Exotic, dan beberapa desainer terkemuka lainnya. Jadi kami hanya menyediakan space. Nanti tenant malah mempromosikan produk-produknya. Sedangkan dari sisi pengelolaan GIW secara penuh dikelola LLP-KUKM, termasuk dari sisi manajemen dan SDM. Sementara Kampoeng Inovasi dikelola tenant-tenant. Namun, kami tetap menerapkan standar dan melakukan kurasi bagi produk-produk yang akan dipromosikan dan dipasarkan di Kampoeng Inovasi tersebut. Jadi kami bisa memastikan bahwa Kampoeng Inovasi akan menghadirkan produk unggulan para desainer di Smesco RumahKU,” ujar Zabadi saat mengisi program Jumatan Forwakop (Forum Wartawan Koperasi) di Kemenkop dan UKM, Jakarta, Jumat (4/2).

Diakuinya, pelaku kelas mikro belum masuk dalam gerai baru ini. Tapi isi gerai sudah cukup banyak pilihan. Pengunjung nanti dapat banyak pilihan produk sejenis. Misalkan mau cari baju pengantin, calon pengantin bisa memesan dengan memilih produk di mana yang sesuai seleranya dalam satu gerai.

Tak hanya itu, ada gift untuk kebutuhan souvenir untuk penyelenggara pesta pernikahan. Apalagi setiap minggu, kata Zabadi, dipastikan ada saja yang menyewa auditorium Smesco untuk pesta pernikahan. Jadi setidaknya, gerai ini menjadi penawaran untuk dapat baju pengantin daripada beli atau mencari-cari lagi di luaran bagi para tamu.

“Ada juga kuliner untuk meramaikan gerai. Posisinya pun menghadap gerai. Sehingga saat makan bisa matanya memperhatikan produk-produk fashion. Disamping, keberadaan kuliner ini untuk kebutuhan pengunjung yang mau cari makan saat merasa lapar,” bebernya.

Menapaki tahun 2017, Zabadi mengatakan, ada empat starting poin disiapkan. Pertama ikut dalam ajang Indonesia Fashion Week 2017 di Senayan, Jakarta. Pihaknya membuka salah satu slot untuk fashion show yang bertujuan menunjukkan keunggulan produk-produk koperasi dan UKM.

“Sebanyak 250 KUKM ikut kurasi untuk dipilih hanya 18 menjadi peserta pameran IFW, termasuk UKM asesoris dan enam diantaranya fashion busana muslim dan fashion etnik. Peminat UKM sangat tinggi dan percaya diri terhadap produknya untuk mengambil sesi yang bagus ini. Karena ditargetkanya sebanyak seribu pengunjung setiap hari,” pujinya.

Program kedua, lanjut dia, membuka gerai baru tadi. Dan ketiga penerapan digital e-Commerce yang bertujuan untuk memperluas jangkauan hingga ke luar negeri. Terakhir program trading house. “Indikatornya produk ekspor. Tenant gerai baru dapat ikut partisipasi aktif melakukan ekspor. Kalau sudah mandiri, para tenant diharapkan berganti yang baru,” pungkasnya. (lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *