Lewat Transformasi Digital, AP II Masuk 20 Besar Perusahaan Asia Pasifik Paling Inovatif di Industri Penerbangan

Seorang calon penumpang sedang melakukan check identitas melalui alat deteksi di bandara Soekarno Hatta Cengkareng di Tangerang Banten. foto: humas AP II

PT Angkasa Pura (AP) II masuk dalam daftar 20 maskapai dan operator bandara di Asia Pasifik yang menembus batas untuk melahirkan inovasi, meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience) dan memiliki peran penting dalam memajukan industri transportasi udara.

semarak.co-Sebanyak 20 maskapai dan operator bandara itu merupakan nominasi penerima penghargaan Future Travel Experience APAC Pioneer Awards 2023 yang digelar dalam Future Travel Experience The Airline Passenger Experience Association (APEX) Asia Expo 2023 di Singapura pada 8 – 9 November 2023.

Bacaan Lainnya

APEX sendiri adalah lembaga nirlaba global dan salah satu asosiasi internasional terbesar dunia di bidang transportasi udara. Selain AP II, operator bandara yang masuk ke dalam nominasi antara lain Incheon International Airport Cooperation (Korea Selatan), GMR Group (India).

Lalu Narita International Airport Cooperation (Jepang) dan beberapa operator bandara di Asia Tenggara. Sementara untuk maskapai, nominasi antara lain diberikan kepada AirAsia, All Nippon Airways, Cathay Pacific, Korean Air dan Singapore Airlines.

Di dalam keterangannya, FTE APAC Pioneer Awards 2023 menyatakan masuknya AP II ke dalam daftar nominasi sejalan dengan peningkatan passenger experience secara berkelanjutan di Bandara Soekarno-Hatta melalui layanan digital.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, AP II menjalani transformasi digital sejak 2016. Transformasi digital di bandara AP II termasuk Bandara Soekarno-Hatta terus dijalankan sejak 2016 dan kini layanan-layanan digital sudah dapat dirasakan manfaatny, serta mendapat pengakuan.

Sejalan dengan transformasi digital, lanjut Awaluddin, AP II menerapkan konsep smart airport dalam pelayanan dan operasional bandara. Konsep Smart Airport yang diterapkan AP II adalah bandara yang mengedepankan teknologi dalam setiap aspek, mengutamakan otomatisasi, beroperasi efisien dan mendapat hasil besar dengan hemat biaya operasional.

“Tujuan utama dari Smart Airport tentunya standar pelayanan dan operasional yang terus meningkat. Smart airport melalui transformasi digital bertujuan juga meningkatkan daya saing transportasi udara nasional,” ujar Awaluddin dirilis humas melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Sabtu (14/10/2023).

Ditambahkan Awaluddin, “Transportasi udara sangat penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. AP II selaku operator 20 bandara terus mendukung agar transportasi udara dapat terus meningkatkan kontribusinya dalam pertumbuhan pariwisata dan perekonomian nasional. Hal ini dapat dicapai lebih cepat melalui transformasi digital.”

Transformasi digital yang dijalankan di Bandara Soekarno-Hatta saat ini mencakup aspek Customer Experience (CX), Digital Exploration (DX), dan Operation Excellence (OX). Pada aspek Customer Experience (CX), Bandara Soekarno-Hatta dan bandara-bandara AP II lainnya telah menghadirkan layanan TravelinPass yang memungkinkan penumpang pesawat dapat terbang hanya dengan menunjukkan wajah.

TravelinPass bisa digunakan setelah penumpang pesawat melakukan registrasi di aplikasi Travelin. Dengan TravelinPass, penumpang pesawat cukup melakukan verifikasi wajah di autogate yang terdapat di TravelinLane yakni di Security Check Point (SCP) untuk ke boarding lounge dan naik pesawat.

Tidak perlu mengeluarkan KTP atau boarding pass saat di SCP. Sementara itu di aspek Digital Exploration (DX) untuk mendukung Customer Experience (CX) dan Operation Excellence (OX), AP II mempersiapkan platform artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi operasional bandara dan penerbangan.

Platform AI yang diberi nama AeroBuddy ini mengintegrasikan seluruh data-data operasional bandara yang dimiliki AP II. Dengan kata lain, AeroBuddy memiliki basis pengetahuan (knowledge) Big Data AP II.

AeroBuddy akan melakukan analisis data tingkat lanjut (advanced data analytics) terhadap Big Data AP II, untuk kemudian memberikan masukan kepada personel AP II. AeroBuddy ini nantinya hadir dengan format percakapan melalui teks, di mana penggunaannya seperti halnya platform AI ChatGPT, namun memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait bandara.

Manfaat AeroBuddy bagi AP II, personel dapat merumuskan rencana operasi hanya dalam 1 menit, serta mengetahui potensi kendala operasional. Personel cukup mengetik dan bertanya ke AeroBuddy, maka AeroBuddy akan memberikan solusi.

Ke depannya, AeroBuddy juga akan menjadi salah satu fitur layanan di aplikasi Travelin. Dengan adanya AeroBuddy di aplikasi Travelin, penumpang dapat mencari tahu berbagai hal dari A hingga Z terkait pelayanan di bandara, operasional penerbangan, komersial di bandara, hingga kapan waktu yang tepat untuk berangkat dari rumah menuju bandara, dan lain sebagainya. (smr)

Pos terkait