Open house di hari raya Idul fitri 1446 H/Lebaran 2025 M di rumah mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di kawasan Sumber Kota Surakarta Solo menjadi sorotan public. Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto gelar open house di Istana Merdeka Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025).
Semarak.co-Dalam pandangan publik kedua tokoh itu bagai dua matahari kembar dan kehadiran trio menterieEra Jokowi, yakni Luhut Binsar Panjaitan, Pratikno, dan Budi Arie di open House Jokowi. Demikian disampaikan wartawan senior Hersubeno Arief di akun Youtube Hersubeno Point, Rabu (2/4/2025).
“Kedua kegiatan open house tersebut dihadiri kalangan elit politik. Dari sini dapat dideteksi seberapa kedekatannya dan seberapa loyalnya orang-orang yang ada di Pak Prabowo kepada Pak Jokowi,” ulas Hersubeno dilansir jakartasatu.com, Rabu, 2 Apr 2025, 22:44.
Dilanjutkan Hersubeno, “Seperti halnya open house Prabowo, media, nitizen menyoroti siapa yang hadir dan siapa yang tidak. Open housenya Jokowi yang paling banyak disoroti kehadiran Luhut Binsar Panjaitan, Pratikno dan Budi Arie Setiadi.”
Luhut di masa kepemimpinan Jokowi paling banyak mendapat jabatan di pemerintahan. Terakhir menjabat Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Marves). Dikatakan, jabatan yang diberikan Jokowi kepada Luhut banyak sekali, jadi dia adalah tangan kanannya Jokowi.
Setiap ada persoalan apapun jawabannya adalah Luhut Panjaitan. Sementara, Pratikno sangat menarik figur ini. Dia adalah mantan rektor UGM yang banyak membantu Jokowi sejak masih ada di Solo.
“Kemudian dia menjabat sebagai sekertaris negara selama dua periode di pemerintahan Pak Jokowi. Dan dia sudah menjelma dari seorang akademisi kemudian menjadi operator-operator politik Pak Jokowi baik berhubungan dengan para menteri di kabinet maupun DPR dan juga stakeholder lainnya,” ulasnya.
Bahkan dengan kampus-kampus dan ormas-ormas keagamaan, banyak sekali Pratikno berperan. Hersubeno Arief menyebutkan kemungkinan alasan waktu yang ketidak bersamaan kehadirian Trio menteri menteri era Jokowi.
Budi Arie, perannya banyak disoroti sebagai ketua umum Projo dan belakangan ini mendapat posisi yang mentereng sebagai menteri Kominfo menggantikan Jhon G. Plate dari partai NasDem yang tersandung hukum dicokok Kejaksaan Agung.
“Kehadiran Luhut Panjaitan, Praktikno dan Budi Ari di open housenya Jokowi, kedatangannya dalam waktu tidak secara bersamaan. Mungkin kalau bersaman terlalu mencolok. Mungkin juga masing-masing punya agenda yang akan dibicarakan dengan Pak Jokowi,” terang Hersubeno.
Luhut bertemu Jokowi cukup lama sampai 1 setengah jam sementara Pratikno tidak memberikan pernyataan yang dikait-kaitkan dengan politik. Sementara Luhut usai bertemu dengan Jokowi bisa diartikan sinyal politik.
Sedangkan Budi Arie hadir di hari lebaran kedua meski dibungkus silaturahmi namun sulit untuk tidak disebut moment Lebaran Politik sehubungan dengan perannya selama masa pemerintahan Jokowi. Sorotan terhadap penyataan Luhut Binsar Panjaitan yang dianggap pasang badan oleh banyak orang.
Kembali ke soal kehadiran Luhut, sinyal politik yang yang menjadi sorotan jurnalis dan nitizen dengan mengeluarkan pernyataan yakni, “Jokowi tidak pernah melanggar konstitusi. Penyataan Luhut Panjaitan langsung nge-gas sehingga dianggap jurnalis dan nitizen Luhut pasang badan.”
“Saya kan pembantu Presiden Jokowi selama 10 tahun, saya saksi hidup, saya ulangi lagi: saya saksi hidup dan sebagai tentara saya tidak melihat ada pelanggaran-pelanggaran secara konstitisi yang dilakukan Presiden Jokowi pada waktu itu,” ujar Luhut.
Dilanjutkan Hersubeno, “Saya harus katakan ini agak keras sedikit karena menurut saya sudah ada terlalu banyak yang keluar koridor, pengamat-pengamat tanpa data yang jelas membuat keruh, mempersulit pemerintahan Presiden Prabowo.”
“Kita harus memberikan suasana kekompakan di pemerintahan Presiden Prabowo. Kita beri kesempatan beliau untuk mengatur sebagai pemimpin,” demikian Hersubeno menambahkan.
Dikemukakan Hersubeno, dari pernyataan Luhut Panjaitan yang mengatakan sebagai pembantu Jokowi selama 10 tahun, sebagai latar belakang militer, tidak ada pelanggaran konstitusi yang dilakukan Jokowi, dia menyalahkan pengamat-pengamat dianggap membuat gaduh.
Karena menyoroti Jokowi dan menganggu kerja Kabinet Merah Putih pemrontahan Prabowo yang sedang dilaksanakan. “Dari pernyataan Luhut tidak salah kalau kemudian orang menafsirkan bahwa kunjungan Luhut di open house Jokowi itu sebagai kunjungan politik,” ujarnya.
“Dan mengapa pas nge-gas pasang badan saat mengatakan Jokowi tidak pernah melanggar konstitusi. Apakah ini kaitannya dengan maraknya tuntutan dari Koalisi Masyarakat Sipil maupun mahasiswa untuk Adili Jokowi,” imbuh Hersubeno lagi.
Namun belakangan ini isue Adili Jokowi sesungguhnya mulai menghilang atau tidak ada lagi disebut setelah ramainya unjuk rasa menolak Revisi Undang-Undang TNI. Jadi, penyataan Luhut Panjaitan di media semacam untuk kembali mengungkit perannya Jokowi.
Bukan hal mengejutkan kalau Luhut Panjaitan pasang badan dengan menekankan Jokowi tidak pernah melanggar konstitusi. Yang jelas sekarang ini momen pelanggaran konstitusi yang paling nyata itu adalah duduknya Gibran Rakabuming Raka putra sulungnya Jokowi menjadi wakil presiden.
“Karena prosesnya maju mencalonkan sebagai wakil presiden kan itu melanggar konstitusi yakni dengan merekayasa keputusan di Mahkamah Konstitusi yang pada waktu itu MK dipimpin Anwar Usman adik iparnya Jokowi,” ungkap Hersubeno.
“Media dan nitizen kemudian menyebutnya anak haram konstitusi. Kalau Gibran anak haram konstitusi, siapa bapaknya? Kan kira-kira begitu. Jawabannya bapaknya ya Pak Jokowi yang pada waktu itu Presiden RI,” jelas Hersu panggilan akrabnya.
Dilanjutkan Hersubeno, “Dari sini saja jelas kita bisa tahu kehadiran Luhut membawa pesan politik meskipun dia menyatakan mendiskusikan banyak hal. Meskipun Luhut bertemu Jokowi lama 1 setengah jam pastinya ada yang serius.” (net/jkt/smr)