“Laba positif didukung oleh kualitas pembiayaan yang terjaga di bawah 3% dan operasional perusahaan yang semakin efisien dengan penurunan rasio Beban Operasional (Bopo) menjadi 87,67% pada akhir 2016,” ujar Imam di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (8/2).
Dari segi penyaluran pembiayaan, lanjut dia, BNI Syariah membukukan pembiayaan sebesar Rp20,49 triliun hingga akhir 2016, tumbuh 15,35%. Komposisi pembiayaan terbesar berasal dari pembiayaan konsumtif sebesar Rp10,92 triliun atau 53,26%, ritel produktif Rp4,61 triliun atau 22,48%, komersial Rp3,40 triliun atau 16,59%, mikro sebesar Rp1,20 triliun atau 5,88% serta hasanah card Rp367,60 miliar atau 1,79%.
Lebih lanjut tentang aset, sambung dia, per Desember 2016 mencapai Rp28,3 triliun atau naik 23,01% dari Rp23,02 triliun per Desember 2015. Pertumbuhan aset, kata dia, didorong adanya peningkatan dana pihak ketiga khususnya giro dan tabungan sebesar 25,41% dengan pencapaian dana pihak ketiga Rp24,23 triliun.
Sementara itu, ia bilang BNI Syariah mempunyai website khusus wakaf. Dengan adanya wakaf Hasanah ini masyarakat yang akan berwakaf dapat menyalurkan wakaf dalam bentuk uang ke proyek-proyek wakaf yang diinginkan berupa commercial tower, rumah sakit, sekolah, klinik kesehatan dan training center.
“Dengan adanya wakaf Hasanah, diharapkan dapat menjadi gaya hidup Hasanah bagi umat muslim,” pungkasnya. (wiy)