KWT Wanagiri Bali Terus Berinovasi Kembangkan Desa dengan Dukungan Pemberdayaan BRI

Ani mengaku bantuan dari BRI sangat mendukung pemberdayaan berkelanjutan sekaligus pengembangan potensi di desanya.

Kontribusi mengembangkan daerah bisa dilakukan siapa saja, termasuk kaum perempuan. Kisah ini bisa ditemui di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Amerta Giri di Dusun Asah Panji, Desa Wanagiri, Sukasada, Bali.

Semarak.co – Wanagiri dikenal dengan keelokan alamnya. Desa ini juga memiliki potensi pertanian dan perkebunan besar. Menurut Ketua KWT Sari Amerta Giri Ni Nyuman Budiani, kelompok ini pertama kali berdiri pada 2009 dengan tujuan pemberdayaan masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Pertama kali tinggal di sini, saya diajak aktif pemberdayaan masyarakat. Saya mengenal konsep kelompok wanita tani lewat salah satu kegiatan bersama anggota dewan. Dari situ akhirnya mulai terpikirkan membuat kelompok serupa karena di Wanagiri belum ada,” ceritanya, dirilis humas melalui WAGroup BRI x Jurnalis, Selasa (10/6/2025).

Ani, sapaannya, kemudian mengumpulkan wanita desa untuk mendirikan wadah serupa. Ia mulai mengajak mereka membentuk kelompok tani. Tujuannya adalah untuk mendorong kemajuan para ibu di daerah itu dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung pembangunan desa.

Ia juga mengundang tim penyuluh lapangan dari Dinas Pertanian untuk memberikan pendampingan. Akhirnya, Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Amerta Giri terbentuk pada tahun 2009 dengan jumlah anggota awal sebanyak 17 orang.

Di awal berdiri, KWT Sari Amerta Giri hanya fokus mengelola lahan pertanian milik anggota. Kemudian mereka mendapatkan bantuan mesin roasting kopi dari Bupati yang menjabat saat itu yang akhirnya digunakan untuk mengembangkan kegiatan usaha lain.

“Dari situ kami mulai membuat produk kopi bubuk sendiri, waktu itu kami beri nama Dua Putri. Tapi kami tidak membatasi diri di kopi saja, jadi berbagai hasil kebun kami kelola seperti keripik dan ekstrak jahe juga ada,” lanjut Ani.

Produk utama dari KWT Sari Amerta Giri adalah kopi bubuk yang produksinya dalam sebulan bisa mencapai 100-150 kg. Pemasarannya sendiri dilakukan di toko dan desa sekitar. KWT juga aktif mengikuti pameran UMKM sehingga produk mereka bisa dikenal luas dan mendapatkan pembeli dari daerah lain.

“Kehadiran KWT ini jelas berdampak ya. Dari yang awalnya 17 orang, sekarang ada 27 anggota kelompok. Dari modal KWT ini kami juga bisa membeli tanah yang akhirnya kami kelola bersama anggota kelompok sebagai lahan pertanian dan perkebunan,” ungkap Ani.

Ani mengaku aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan seperti pokdarwis. Ia juga sering terlibat aktif dalam kegiatan dinas pemerintahan, seperti Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi. Dari sinilah ia mengenal beberapa mantri dari BRI. Pendampingan pun terwujud lewat program BRI KlasterkuHidupku.

“Pendampingan dari BRI kami dapat di tahun 2024 kemarin. Kami mendapatkan banyak bantuan yaitu mesin espresso dan freezer. Selain itu kami juga mendapatkan pelatihan sertifikasi barista yang diikuti anggota kelompok,” jelas Ani.

Ia mengaku bantuan dari BRI sangat mendukung pemberdayaan berkelanjutan sekaligus pengembangan potensi di desanya. Dari bantuan BRI berupa mesin espresso ini, pihaknya  melakukan pemberdayaan masyarakat desa dengan mengadakan pelatihan sertifikasi barista dasar.

“Sebagai ketua KWT, seneng dan bahagia sekali bisa mendapatkan bantuan dari BRI karena manfaatnya luar biasa tak hanya bagi kelompok, tapi juga anak-anak dan masyarakat umum,” pungkasnya.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, BRI berkomitmen mendampingipelaku UMKM melalui program “Klasterkuhidupku”, di mana tidak hanya berupa penyaluran pinjaman modal usaha saja, namun juga  pelatihan usaha.

“Kami percaya, dengan berbagai program pemberdayaan yang BRI miliki, pengusaha UMKM Indonesia dapat naik kelas. Kisah inspiratif dari KWT Sari Amerta Giri ini bisa jadi kisah inpiratif yang dapat direplika oleh kelompok usaha di daerah lain”, pungkas Hendy. (hms/smr)

Pos terkait