Ketenangan Hakiki

Ustadz Abdul Somad Batubara, Lc. D.E.S.A., Ph.D. foto: indopos.co.id

Opini Prof.H. Abdul Somad Batubara, Lc. D.E.S.A., Ph.D *

semarak.co -Ada namanya lambung. Lambung ini dzahir (lahir) atau kelihatan. Bisa disentuh serta bisa ditangkap panca indera. Sesuatu yang dzahir, maka harus kita isi pula dengan yang dzahir. Itu bisa berupa makanan atau minuman.

Bacaan Lainnya

Tapi, tidak selamanya manusia hanya berurusan dengan dzahir. Karena manusia hidup juga memiliki unsur batin. Maka setiap Hari Raya Idul Fitri, kita sering bermaaf-maafan dengan mengucapkan, ’’Mohon maaf lahir dan batin’’.

Sesuatu yang batin (ruh) itu tidak sama dengan yang lahir. Tidak bisa diisi dengan makanan dan minuman. Tetapi, makanan ruh itu zikir. Dan salat itu zikir. Tetapi zikir bukan salat. Karena di dalam salat itu masih memiliki dua unsur lagi, yakni ucapan dan gerakan. Dibuka dengan takbir (takbiratul ihram) dan ditutup dengan salam.

Ucapannya apa? Salah satunya ada surat Al Fatihah. Barang siapa tidak membaca Al Fatihah dalam salatnya, maka salatnya tidak sah. Di dalam salat disertai gerakan, dari ruku’, berdiri tegak, duduk, sujud, dan ditutup salam.

Bagaimana apabila seseorang tidak menjalankan salat? Dia akan memenuhi kebutuhan batinnya dengan melakukan ritual. Mungkin dengan memejamkan mata, bakar kemenyan di bawah pohon dan lain sebagainya. Ini adalah rumah spiritual palsu, yang menawarkan ketenangan bukan dari Allah tapi dari setan.

Yang mengajarkan kita mengenal Tuhan siapa? Ya nabi Muhammad SAW. Jadi kalau kita mau menyembah Allah, ya nabi pula yang mengajarkan. Dalam Islam diajarkan, ’’Apabila kamu mau salat, maka basuhlah muka, kemudian basuh tangan, muka, kepala hingga kaki. Kemudian menghadaplah ke arah Masjidil Haram’’. Tata cara salat, menghadapnya pun tidak bisa dibuat-buat. Itu semua diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.

Lalu kapan perintah salat diterima Nabi Muhammad SAW? Perintah salat diantar oleh malaikat Jibril. Dan perintah itu datangnya dari Allah SWT. ’’Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)’’. (QS Al-Najm:3-4). Maka diajarkan kepada kita, salat beribadah kepada Allah, Isya, Subuh, Dzuhur, Ashar dan Maghrib, serta salat sunah lainnya. Untuk apa? Agar kita mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Kehidupan manusia itu sangat luar biasa. Ombaknya besar, badainya kuat. Maka, kalau nakhodanya tidak kuat, kapalnya tidak kuat, maka kita tidak akan sampai ke tujuan. Lalu bagaimana cara menguatkan itu semua? Ya dengan kekuatan spiritual. Yang bisa menguatkan lahir dan batin.

Banyak sekali orang yang kuat lahirnya, tapi batinnya lemah. Maka, ketika dia diterpa masalah, tidak sedikit akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Nauzubillah min dzalik.

Maka semua harus kembali ke agama Islam. Karena memberikan kepada kita ketenangan yang sebenar-benarnya. Ketika seseorang menghadapi masalah , maka ambillah air wudhu, bangun di tengah malam dan berserah diri kepada  Allah SWT.

Masalahmu akan menjadi kecil, karena engkau menghadap kepada yang Maha Besar. Setiap bisikan saat kita sujud, para malaikat akan membawa doamu ke langit. Dan Allah akan mengabulkan semuamu. Subhanallah. (net/lin)

*Penulis adalah Pendakwah

 

sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *