Kenapa Kurang Tidur Bisa Sebabkan Darah Tinggi?

Pasien melakukan tes hipertensi atau darah tinggi. Foto: internet

Oleh Anonym *)

Semarak.co – Seperti diketahui, menjaga kuantitas dan kualitas istirahat di malam hari sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Kurang tidur bisa menyebabkan tekanan darah tinggi karena proses metabolisme dan kontrol stres di dalam tubuh terganggu.

Bacaan Lainnya

Perlu diketahui, tidur cukup berguna untuk membantu mengatur hormon stres dan metabolisme agar tetap terkendali. Ketika seseorang kurang tidur dalam jangka panjang, hormon di dalam tubuh tersebut mengalami perubahan. Akibatnya, tekanan darah bisa naik.

Dilansir dari Mayo Clinic, semakin singkat waktu tidur, risiko tekanan darah tinggi juga semakin besar. Dilansir dari WebMD, kebutuhan waktu tidur yang cukup bagi setiap orang berbeda-beda, tergantung usia masing-masing, yakni:

Anak usia sekolah: minimal 10 jam

Remaja: 9 sampai 10,5 jam

Dewasa: 7 sampai 8 jam

Jangan makan atau minum terlalu dekat dengan jadwal tidur, atur setidaknya dua jam sebelumnya. Terutama makanan berlemak, asupan manis, asupan berkafein, dan alkohol agar anda mudah tidur dan tidurnya pulas.

Mengutip kompas.com – 17/06/2025, 22:15 WIB, kebiasaan tidur yang tidak mencukupi, terutama jika berlangsung terus-menerus, dapat menjadi salah satu pemicu munculnya tekanan darah tinggi atau hipertensi, meski sering kali tidak disadari.

Menurut Dr. Santi, Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia, kurang tidur dalam jangka panjang menyebabkan akumulasi kekurangan waktu tidur, yang dikenal sebagai sleep debt atau hutang tidur.

“Hutang tidur akan meningkatkan risiko terkena hipertensi,” ujar Santi kepada kompas.com pada Senin (16/6/2025). Berikut penjelasan lengkap dari Santi mengenai bagaimana kebiasaan tidur yang kurang dapat memengaruhi tekanan darah:

Mekanisme kurang tidur menyebabkan hipertensi

Santi mengatakan bahwa ada beberapa mekanisme yang membuat durasi tidur yang kurang bisa menyebabkan hipertensi.

Ketidakseimbangan hormon

Santi menyebutkan bahwa tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin, saat kurang tidur. Kedua hormon ini membuat pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah naik.

“Pada keadaan kurang tidur, peningkatan tekanan darah bersifat sementara saja. Setelah cukup tidur, tekanan darah akan kembali ke normal,” jelasnya.

Namun, jika tidur yang kurang terjadi berulang kali, risiko terkena hipertensi pun meningkat tajam.

Peradangan pada pembuluh darah

Kekurangan durasi tidur juga memicu respon inflamasi atau peradangan di tubuh, termasuk di dalam pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan pembuluh dan turut berkontribusi pada munculnya tekanan darah tinggi.

Gangguan nocturnal dipping

Ketika tidur dengan durasi berkecukupan dan berkualitas, tekanan darah biasanya turun secara alami. Proses ini disebut sebagai nocturnal dipping. “Nocturnal dipping adalah penurunan tekanan darah secara alami ketika tubuh sedang tidur nyenyak dan dalam waktu yang memadai,” jelas Santi.

Sayangnya, pada orang yang tidur tidak nyenyak atau kurang tidur, proses ini tidak terjadi. Alhasil, hipertensi bisa terjadi.

Efek hipertensi yang perlu diwaspadai

Bahaya kurang tidur tidak berhenti pada naiknya tekanan darah semata. Jika terus-menerus dibiarkan, hipertensi bisa juga memicu berbagai penyakit kronis lain. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sekitar 59,1% penyebab disabilitas (terkait penglihatan, pendengaran, hingga berjalan) pada kelompok usia 15 tahun ke atas berasal dari penyakit yang didapat.

Dari angka itu, 53,5% merupakan penyakit tidak menular, dan hipertensi menyumbang 22,2% kasus. Hipertensi bahkan dikenal sebagai “the silent killer”, karena sering hadir tanpa gejala. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat memicu komplikasi berat, seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung.

Seseorang disebut mengalami hipertensi, jika tekanan darah menunjukkan hasil lebih dari sama dengan 140 mmHg untuk sistol dan/atau lebih dari sama dengan 90 mmHg untuk diastol, pada dua kali pemeriksaan atau lebih.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, setiap peningkatan tekanan darah sebesar 20/10 mmHg akan menggandakan risiko terkena penyakit jantung koroner. Menurut Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen, meningkat dari 25,8 persen pada 2013.

Ironisnya, diperkirakan hanya sepertiga dari kasus hipertensi yang berhasil terdiagnosis, sisanya tidak diketahui.

Gejala kurang tidur

Mengenali tanda-tanda kurang tidur bisa menjadi langkah awal yang penting untuk mencegahan hipertensi. Santi menekankan bahwa kebutuhan tidur bisa berbeda bagi setiap individu, tergantung usia, jenis kelamin, aktivitas, genetik, dan kondisi kesehatan.

Namun secara umum, orang dewasa disarankan tidur 7-9 jam per malam. Beberapa sinyal kurang tidur yang patut diwaspadai meliputi:

Cepat lelah dan lemas

Suasana hati mudah berubah, gampang marah

Sering menguap

Sulit konsentrasi dan mengingat

Sulit bangun pagi

Butuh alarm berulang kali atau dibangunkan orang lain

Mengantuk saat beraktivitas, seperti rapat atau menyetir

Sering merasa perlu tidur siang

Lesu atau mengantuk di sore hari

Tertidur di sofa pada malam hari

Langsung tertidur dalam 5 menit setelah berbaring Ingin tidur lebih lama saat akhir pekan

Libido menurun

Pernah mengalami gangguan suasana hati seperti stres, cemas, hingga keinginan bunuh diri “Orang yang menganggap dirinya mampu beradaptasi terhadap rendahnya durasi dan kualitas tidur, mungkin perlu melakukan refleksi atas beberapa tanda kurang tidur di atas,” tambah Santi. (net/kpc/gle)

*) penulis tidak ditemukan sampai berita ini ditayangkan. Bila kelak ditemukan otomatis dikoreksi. Redaksi

 

Sumber: WAGroup 1# AMPERA~IND.PUSAT berdasarkan share 81 Komunitas Sehat Islam (postRabu16/7/2025/sriani0928pkoho)

Pos terkait