Kementerian PU Dukung Swasembada Pangan Melalui Pemanfaatan Bendungan Sermo Kulon Progo

Bendungan Sermo dibangun pada periode 1994–1996 dan hingga kini tetap menjadi salah satu bendungan yang dimanfaatkan untuk menyuplai irigasi pertanian.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat dukungan infrastruktur Sumber Daya Air untuk mendorong swasembada pangan nasional. Salah satu infrastruktur strategis yang jadi penopang ketahanan pangan di Yogyakarta adalah Bendungan Sermo di Kulon Progo.

Semarak.co – Bendungan Sermo dibangun pada periode 1994–1996 dan hingga kini tetap menjadi salah satu bendungan yang dimanfaatkan untuk menyuplai irigasi pertanian. Perawatan rutin dilakukan secara optimal sehingga tingkat sedimentasi tetap terkontrol.

Bacaan Lainnya

Dody mengatakan, Bendungan Sermo merupakan salah satu bukti nyata bagaimana infrastruktur yang terawat dengan baik mampu menjadi tulang punggung ketahanan pangan, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

“Bendungan ini sebenarnya salah satu bendungan yang tidak memiliki saluran irigasi. Jadi irigasinya memanfaatkan sungai dan kita kendalikan dengan bendungan,” kata Dody, dirilis humas usai acara melalui WAGroup MITRA KEMENTERIAN PU, Selasa pagi(12/8/2025).

Bendungan ini memiliki luas daerah pengaliran sungai (DPS) 21,3 km² dengan luas genangan 1,57 km², dan volume efektif 20,905 juta m³, dengan layanan irigasi seluas 3.150 hektare yang tersebar di Kecamatan Kalibawang, Kokap, dan Nanggulan.

Air dari Bendungan Sermo dialirkan melalui Bendung Pengasih menuju Sungai Pengasih Timur (821 ha), Pengasih Barat (1.206 ha), dan Bendung Peklik Jamal (1.067 ha). Saluran primer sepanjang 26,34 km dan saluran sekunder sepanjang 118,81 km memastikan distribusi air berjalan lancar hingga ke lahan pertanian.

Pemanfaatan Bendungan Sermo telah memberikan manfaat meningkatkan pola tanam petani dari sebelumnya 215% menjadi 273%, sehingga produksi padi di wilayah layanan mencapai 49.087 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 41.723 ton gabah kering giling (GKG) setiap tahunnya, dengan produktivitas rata-rata 6,04 ton/hektare.

Dalam kunjungannya, Dody berdialog dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Kulon Progo. Para petani menyampaikan berbagai aspirasi dan kendala lapangan, mulai dari perawatan jaringan irigasi hingga kebutuhan penguatan kapasitas kelembagaan petani.

Dody menyatakan komitmen Kementerian PU untuk terus memperhatikan dan menindaklanjuti masukan tersebut, guna memastikan fungsi bendungan dan saluran irigasi berjalan optimal sepanjang tahun.

“Harapan kami karena harga gabah ke depan semakin meningkat, pupuk semakin lancar, jalan-jalan produksi pertanian terus kita perbaiki, kesejahteraan petani terus meningkat sesuai dengan harapan Bapak Presiden dan Indonesia swasembada pangan,” kata Dody. (hms/smr)

Pos terkait