Kementerian PPN/Bappenas Gelar Penghargaan Koperasi Penggerak Pembangunan

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brojonegoro menyerahkan penghargaan koperasi kepada pemilik koperasi yang terpilih didamping Sesmenkop dan UKM Agus Muharram (kiri belakang)

Kementerian PPN/Bappenas menggelar Penghargaan Koperasi Penggerak Pembangunan untuk kali pertama kepada koperasi-koperasi yang dinilai telah memberikan kontribusi pada pembangunan nasional di gedung Kementerian PPN/Bappenas, Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Senin (31/7). Sebanyak 11 orang terpilih dari seleksi ratusan koperasi yang dibagi atas empat kategori, yaitu Pemilihan Koperasi Berorientasi Ekspor, Koperasi Membangun Infrastruktur, Koperasi Simpan Pinjam dan dua penghargaan khusus diberikan pada koperasi sekundur.

Ketua Panitia Pelaksana Penghargaan Pungky Sumadi mengatakan, tujuan pemberian penghargaan ini untuk memotivasi koperasi agar dapat meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan nasional, serta meningkatkan sinergi kerjasama antara koperasi dengan pemerintah dan dunia usaha. Penghargaan diberikan pada koperasi-koperasi berbasiskan anggoa yang telah memberikan kontribusinya dalam pembangunan, khususnya dalam pengembangan produk ekspor, pembangunan insfrastruktur serta perluasan akses keuangan atau kredit.

“Tahapan seleksi dilakukan melalui, lima bentuk. Seperti identifikasi dan analisas sumber data berasal dari daftar koperasi berprestasi Kementerian Koperasi dan UKM, 100 Koperasi Besar Indonesia 2015, dan informasi-informasi dari para pakar dan pemerhati di Indonesia,” ungkap Pungky dalam sambutan pembuka acara.

Berikutnya, lanjut Pungky, pengelompokan data koperasi berdasarkan criteria dan kategori penghargaan. Lalu pemeriksaan kelengkapan dokumen pendukung yang didapatkan dari koperasi yang masuk daftar calon penerima penghargaan melalui Dinasi Provinsi/kabupaten/kota setempat. “Poin lain, penilaian oleh tim peneliti berasal dari Kemenkop dan UKM, akademisi, professional, media, dan pemerhati koperasi. Terakhir penentuan pemenang oleh tim penilai,” ujarnya dihadapan Menteri PPN/Bappenas Bambang Brojonegoro, Sekretaris Kemenkop dan UKM Agus Muharram, dan para deputi Kemenkop maupun Kementerian PPN/Bappenas.

Bambang mengatakan, gelaran ini masih dalam rangkaian peringatan Hari Koperasi Nasional ke-70 di Makassar, 12 Juli 2017 lalu. Penghargaan tersebut merupakan wujud perhatian bagi para insane koperasi agar dapat meningkatkan peran yang lebih besar lagi bagi pembangunan nasional. Saat ini, kontribusi koperasi terhadap pembangunan, khususnya terhadap produk domestic bruto (PDB), masih relative kecil, sekitar 4%. “Namun, saya yakin pengelolaan koperasi yang lebih profesional di masa depan akan meningkatkan kontribusi koperasi pada pembangunan,” tutur Menteri PPN/Kepala.

Kinerja dan stabilitas perekonomian Indonesia dalam dua tahun terakhir menunjukkan tingkat yang relative baik, terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2017 yang mencapai 5,01% dan pada 2016 sebesar 5,02%. Ada empat sector utama yang berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu industri, pertanian, perdagangan, dan konstruksi. Pada 2018, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5,0%. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi berpotensi untuk menjadi penggerak utama pembangunan nasional di masa yang akan datang,” pujinya.

Dalam empat tahun terakhir, perkembangan koperasi telah menunjukkan arah yang positif. Tercatat, pertumbuhan jumlah koperasi aktif rata-rata sebesar 2,5% pada periode 2012-2016. Pemerintah juga telah mengupayakan berbagai program untuk mengembangkan koperasi, di antaranya program peningkatan penghidupan berkelanjutan berbasis usaha mikro, program peningkatan daya saing usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi, serta program penguatan kelembagaan koperasi.

Hingga 5Juli 2017, Indonesia memiliki 26,8 juta anggota koperasi dan 152.282 unit koperasi yang terdiri atas koperasi konsumen sebanyak 97.931 unit (64,31%), koperasi produsen sebesar 27.871 unit (18,30%), koperasi simpan pinjam sebanyak 19.509 unit (12,81%), koperasi jasa sejumlah 3.661 unit (2,40%), dan koperasi pemasaran sebanyak 3.310 unit (2,17%). “Volume usaha koperasi tercatat sebesar Rp 176,3 triliun dan sisa hasil usaha (SHU) senilai Rp 6,2 triliun,” rincinya.

Dilihat dari data distribusi wilayah koperasi, jumlah koperasi terbesar masih berpusat di Jawa sebanyak 76.971 koperasi dan Sumatera sebanyak 30.478. “Data tersebut menjadi perhatian kita, untuk memberikan peluang berkembangnya koperasi di pulau lainnya di Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan distribusi jumlah koperasi,” tegas Bambang.

Dalam pembangunan nasional, koperasi diarahkan sebagai penggerak pembangunan yang berdaya saing dan berkelanjutan, di antaranya melalui peningkatan kontribusi ekspor koperasi dalam ekspor nasional,partisipasi koperasi dalam pembangunan infrastruktur nasional, peran koperasi dalam layanan keuangan, peran koperasi dalam sector pariwisata, peran koperasi dalam rantai produksi global, serta sinergi koperasi dengan badan usaha milik desa.

“Sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, saya berharap koperasi dapat untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya dalam rangka mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *