Kemenparekraf Hadirkan Pelatihan Content Creator dan Digital Marketing, Menparekraf Tutup Rangkaian Pelatihan Santri Digitalpreneur

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat hadir di acara pelatihan konten creator di Hotel Santika Banyuwangi, Jumat (20/9/2024). Foto: humas Kemenparekraf2

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri acara pelatihan Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 di Pondok Pesantren Mabadi’ul Ihsan, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (20/9/2024).

semarak.co-Pelatihan kali ini juga merupakan acara puncak sekaligus penutup dari rangkaian Santri Digitalpreneur Indonesia, yang merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf yang dihadirkan sejak tahun 2020.

Bacaan Lainnya

“Kami sangat berbahagia bisa menghadirkan program-program yang memberikan pelatihan santri dengan kemampuan digitalpreneur,” kata Menparekraf Sandi Uno dirilis humas Kemenparekraf usai acara melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf, Jumat malam (20/9/2024).

Santri Digitalpreneur Indonesia merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif. Tujuannya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia digital kepada para santri.

Diharapkan, para santri tidak hanya mampu membuat konten yang berkualitas, tapi juga memiliki kesempatan untuk membuka lapangan kerja sendiri melalui dakwah digital. Dengan fokus pada konten yang positif dan bermanfaat, inisiatif ini juga mengajak santri menggunakan teknologi digital sebagai sarana dakwah.

“Lalu menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai dan menginspirasi. Santri dengan kemampuan digitalpreneur yang akan menciptakan lapangan kerja tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain. Dan kami menutup kegiatan ini di Banyuwangi sebagai kabupaten yang kaya akan potensi,” ujarnya.

Sehingga diharapkan ekonomi kreatif kita semakin kuat lagi di tahun-tahun mendatang. Santri dan pondok pesantren harus jadi pusat pengembangan ekonomi kreatif Indonesia ke depan. Jumlah santri yang mencapai 5 juta di seluruh Indonesia tentu merupakan potensi besar yang harus dimaksimalkan.

“Dari jumlah 5 juta, total sekitar 20 persen yang telah mendapatkan dampak dari program ini. Digitalisasi saat ini merupakan suatu keniscayaan. Hal ini harus dapat dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dirilis We Are Social, warganet Indonesia menghabiskan 7 jam 38 menit per hari untuk berselancar di internet. Dari jumlah tersebut, rata-rata 3 jam 11 menit dihabiskan di media sosial. Durasi ini bisa terbilang cukup tinggi mengingat waktu rata-rata global untuk menggunakan media sosial hanya 2 jam 31 menit.

“Ini tantangan sekaligus peluang, karenanya kita harus memiliki kemampuan untuk mengisi ruang-ruang digital tersebut dengan konten-konten yang positif dan inspirasional. Kita harus konsisten membangun kekuatan kita di platform digital,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu Menparekraf Sandiaga juga berbagi tentang konsep dalam membuat konten. Ia menyebutnya sebagai konsep POST. Yakni diawali dengan plan, bahwa seorang santri harus bisa merencanakan konten yang jelas. Selanjutnya optimize, yakni mengoptimalkan konten untuk platform dengan karakteristik.

Kemudian share, yakni membagikan konten ke komunitas yang tepat. Dan track, yakni memantau kinerja konten yang telah dihasilkan. “Inilah saatnya kalian membuktikan bahwa santri mampu tidak hanya berjihad di jalan ilmu, tapi juga menjadi digitalpreneur yang menciptakan lapangan kerja baru bagi diri sendiri dan orang lain,” tuturnya.

Pembina Yayasan Pondok Pesantren Mabadi’ul Ihsan sekaligus Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasi atas kehadiran program Santi Digitalpreneur Indonesia. Salah satu segmen terbesar di Indonesia adalah pesantren.

“Dan santri perlu diadaptasi secara digital dan entrepreneurship agar turut mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif. Ini ke depan harus dilanjutkan dan mudah-mudahan ini akan membawa efek yang positif bagi para santri untuk lebih percaya diri. Karena pintar saja tidak cukup, tapi juga harus percaya diri,” ujar Menteri PANRB Anas.

Hadir Pengasuh Pondok Pesantren Hj. Siti Aisyah Musayyidi, Pengasuh Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan KH. Masykur Wardhi, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan, KH. Syukron Makmum Hidayat, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, dan Super Mentor Santri Digitalpreneur Banyuwangi Ajie Pangestu.

Mendampingi Menparekraf Sandi Uno Staf Ahli Pengembangan Bidang Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh: Inspektur Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Bayu Aji; Kepala Biro SDMO Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan.

Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf, Dwi Marhem Yono; serta Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf Iman Santosa.

Di bagian lain dirilis humas Kemenparekraf berikutnya, Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan pelatihan berbasis kompetensi khususnya terkait kemampuan untuk menjadi content creator serta digital marketing bagi pelaku ekonomi kreatif di Banyuwangi, Jawa Timur.

Menparekraf Sandi Uno mengatakan jumlah pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2024 telah mencapai lebih dari 215 juta orang. Angka ini merupakan potensi yang harus dimaksimalkan oleh pelaku ekonomi kreatif Indonesia dengan pendekatan digital.

Di mana para pelaku ekraf harus dapat melakukan promosi produk dengan cara yang kreatif, dan membangun komunitas yang loyal. Pihaknya menemukan korelasi yang sangat kuat antara konten-konten yang viral terhadap penjualan yang meningkat.

“Hampir semua bisa menjadi konten kreator dan hari ini 100 pelaku ekraf dari Banyuwangi sedang kami ikutkan dalam pelatihan tentang content creator dan digital marketing,” ujar Menparekraf Sandi Uno saat hadir di acara pelatihan di Hotel Santika Banyuwangi, Jumat (20/9/2024).

Menparekraf Sandi Uno menekankan bahwa konten yang harus disiapkan bukan hanya sekadar viral, tapi adalah konten yang menghibur juga inspiratif. Konten yang ada aspek religi juga bisa mendongkrak penjualan bukan hanya pariwisata tapi juga produk ekonomi kreatif.

“Karenanya kita tingkatkan pelatihan seperti ini sehingga mereka bisa menciptakan konten-konten yang bisa sesuai dengan algoritma yang mampu mendapatkan view yang tinggi dan engagement yang luas,” ujar Menparekraf Sandi Uno dirilis humas usai acara melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf, Jumat malam (20/9/2024).

Kemenparekraf dikatakan Sandiaga, juga memiliki berbagai program yang dapat mendukung pengembangan kapasitas dan kapabilitas pelaku ekonomi kreatif di Banyuwangi. “Kami akan bantu dengan aspek pemasaran dan juga melalui aspek pembiayaan. Jadi pelatihan-pelatihan tentang pemasaran, juga permodalan akan terus kita tingkatkan,” kata Menparekraf Sandi Uno.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah. Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Staf Ahli Pengembangan Bidang Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh: Inspektur Utama Kemenparekraf/Baparekraf Bayu Aji.

Kepala Biro SDMO Kemenparekraf/Baparekraf Wawan Rusiawan, Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Brigjen TNI Ario Prawiseso.

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf, Dwi Marhen Yono; Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf Iman Santosa; serta Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setyaharini. (smr)

Pos terkait