Kemendukbangga/BKKBN: Penguatan Peran Jurnalis dan Konten Kreator dalam Mendorong Transformasi Sosial Berbasis Keluarga

Wamendukbangga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka hadir sebagai mengisi Pelatihan Jurnalis dan Kreator Konten bertajuk Isu Kesehatan Reproduksi, Gender, Humanitarian, Kependudukan, Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender dan Praktik-Praktik Berbahaya (P2GP, Perkawinan Anak di Indonesia melalui platform Zoom dari Jakarta, Kamis (19/6/2025). Foto: humas BKKBN

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menegaskan, pentingnya kolaborasi untuk mendorong perubahan sosial terutama di bidang kependudukan.

Semarak.co – Itu disampaikan Wamendukbangga/BKKBN Isyana di Pelatihan Jurnalis dan Kreator Konten bertajuk Isu Kesehatan Reproduksi, Gender, Humanitarian, Kependudukan, Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender dan Praktik-Praktik Berbahaya (P2GP, Perkawinan Anak di Indonesia melalui platform Zoom dari Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Bacaan Lainnya

Ditambahkan Wamendukbangga/BKKBN Isyana, kolaborasi antara pemerintah, kreator konten, dan pegiat isu sosial dalam membangun narasi publik yang mendorong perubahan sosial dapat berdampak besar apabila dimaksimalkan dengan baik.

“Kami percaya bahwa data adalah fondasi, tetapi narasi adalah jembatan yang membawa perubahan. Di tengah derasnya informasi digital, jurnalis dan konten kreator memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan memperkuat kesadaran sosial,” ujar Wamendukbangga Isyana.

Di tengah bangsa Indonesia menyongsong Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 pada 29 Juni 2025, Wamendukbangga Isyana menggarisbawahi isu kependudukan yang tidak selamanya terkait dengan statistik, piramida usia, atau bonus demografi.

Tapi lebih dalam lagi menyentuh aspek kualitas hidup manusia dan keberlanjutan sistem sosial, yang semuanya berakar dari institusi paling mendasar yaitu keluarga. Maka dari itu, Kemendukbangga/BKKBN mendorong penguatan Delapan Fungsi Keluarga sebagai pilar dasar Indonesia Emas 2025.

Delapan fungsi keluarga tersebut terdiri atas fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan juga ada lingkungan. Narasi seperti bagaimana seorang remaja yang menolak pernikahan dini dan memilih untuk sekolah.

Lalu ibu muda dengan perjuangannya untuk mengasihi atau memberikan ASI secara eksklusif, juga terkait perencanaan keluarga yang bukan hanya soal menunda pernikahan, tapi betul-betul menikah pada saat seseorang sudah siap.

“Ini bukan sekedar konten viral, tapi bagaimana kita semua melakukan advokasi sosial,” ungkap Wamendukbangga Isyana dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Jumat (20/6/2025).

Dengan lebih dari 170 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia, Wamen Isyana menekankan pentingnya narasi yang edukatif dan membangun. Ia mengajak jurnalis serta konten kreator dapat membangun narasi yang bisa menyentuh hati, mengubah cara pandang, dan menggugah kesadaran.

Menutup sesi, Wamendukbangga/Waka BKKBN Isyana mengajak seluruh peserta untuk menempatkan keluarga sebagai pusat perhatian dalam pembangunan bangsa. Indonesia Emas 2045 tidak hanya dibentuk oleh kemajuan teknologi dan infrastruktur, tetapi juga oleh manusia Indonesia yang berdaya, sehat, dan lahir dari keluarga yang kuat dan berfungsi utuh.

Direktur Bina Kesehatan Reproduksi Kemendukbangga/BKKBN dr.  Fabiola Tazrina Tazir dalam paparan di acara sama membeberkan data tentang Indonesia yang menempati posisi ke-2 di ASEAN dan ke-7 di dunia sebagai negara dengan angka perkawinan anak paling tinggi.

Tahun 2022, terang dr Fabiola, Mahkamah Agung (MA) mencatat terdapat 50.715 permohonan dispensasi nikah. Akan halnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun, mengutip data Pendataan Keluarga 2024, dr. Fabiola berujar angkanya berada pada posisi 18 per 1000  perempuan.

Artinya, 18 dari 1000 perempuan melahirkan di usia remaja (15-19 tahun). Angka ini turun dari tahun sebelumnya yang tercatat 19,7 dan 22,8 pada 2022. Disampaikan juga jika sampai September 2022 jumlah kasus HIV-AIDS sebanyak 493.118 dengan faktor risiko tertinggi pada kelompok homoseksual (30.2%) dan ibu hamil(11,3%). (hms/smr)

Pos terkait