Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerapkan kebijakan pendidikan darurat yang adaptif untuk memastikan proses pembelajaran tetap berlangsung secara bertahap dan aman di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Semarak.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan, setiap daerah memiliki kondisi berbeda dalam menghadapi dampak bencana. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran dan ujian akhir semester diserahkan kepada dinas pendidikan terkait.
:Berdasarkan data hingga 8 Desember 2025, pelaksanaan pembelajaran di Aceh telah berlangsung di sebagian besar daerah terdampak. Pidie, Subulussalam, dan Lhokseumawe, telah kembali pembelajaran secara penuh,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Selasa malam (16/12/2025).
Di Sumatra Barat, hampir seluruh daerah terdampak mulai melaksanakan pembelajaran, kecuali sejumlah sekolah di Kabupaten Agam yang masih diliburkan hingga 22 Desember 2025. Sementara itu, di Sumatra Utara, beberapa daerah seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Langkat, dan Sibolga masih pembelajaran bertahap.
Mendikdasmen mengatakan, penanganan pendidikan pada situasi darurat, Kemendikdasmen menjalankan tahapan yang berkelanjutan, dimulai dari aktivasi pos pendidikan, fasilitasi sekolah darurat, hingga pemulihan pascabencana.
“Pada fase awal, fokus diarahkan pada penguatan koordinasi multipihak, pendataan dampak dan kebutuhan satuan pendidikan, serta pengelolaan dan distribusi bantuan untuk memenuhi kebutuhan darurat,” ujarnya.
Koordinasi dilakukan secara intensif dengan posko utama dan pos pendidikan nasional, disertai pemantauan layanan pendidikan di daerah terdampak agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran.
Selanjutnya, Kemendikdasmen memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran melalui pendirian ruang kelas sementara dan distribusi perlengkapan pembelajaran bagi peserta didik, termasuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi di sekolah darurat.
Dukungan psikososial bagi guru dan siswa, serta pelatihan bagi pendidik dan relawan, juga diberikan untuk memastikan proses belajar berlangsung secara aman dan bermakna. Memasuki tahap pemulihan, upaya difokuskan pada rehabilitasi dan rekonstruksi satuan pendidikan, pemulihan proses dan kesiapan pembelajaran siswa.
Kemendikdasmen juga menerapkan kebijakan adaptif dalam pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di daerah terdampak bencana. Pemanfaatan hasil TKA untuk Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) diberikan relaksasi dengan membuka ruang penggunaan rapor dan bukti prestasi sebagai alternatif jalur prestasi.
Pelaksanaan TKA disesuaikan melalui penambahan sesi dan hari ujian, serta penyediaan alternatif berbasis kertas dan pensil bagi wilayah yang belum memungkinkan berbasis komputer. Skema pelaksanaan ditentukan secara bertahap berdasarkan tingkat kerusakan satuan pendidikan, sehingga proses seleksi tetap berlangsung secara adil dan proporsional.
Sebagai bagian dari langkah cepat penanganan pendidikan dalam situasi darurat, Mendikdasmen mengatakan, menyelenggarakan rapat koordinasi dengan seluruh kepala dinas pendidikan di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Rapat ini diikuti 200 peserta dari dinas pendidikan provinsi, 52 kabupaten/kota terdampak. Koordinasi difokuskan pada rekapitulasi dan validasi data sesuai kondisi lapangan, percepatan pemulihan layanan pembelajaran melalui penyediaan tenda atau kelas darurat, penempatan sementara peserta didik di sekolah lain, serta distribusi perlengkapan belajar.
Selain itu, dilakukan klasifikasi dampak bencana pada satuan pendidikan untuk menentukan kebutuhan penanganan, mulai dari pembersihan hingga rehabilitasi dan relokasi, dengan kebijakan pelaksanaan ujian sekolah diserahkan kepada masing-masing daerah sesuai kesiapan dan situasi setempat. (hms/smr)





