Politisi Partai Golkar Andi Sinulingga mengecam tindakan sejumlah pihak yang menjadi musibah kebakaran Depo Pertamina Plumpang sebagai bahan untuk menyerang lawan politik. Andi curiga, gerakan masif kalangan yang dia tuding buzzer itu sebagai pengalihan isu atas kritik yang diberikan publik kepadad Pertamina terkait kebakaran itu.
semarak.co-Seperti diketahui, nama Anies Baswedan menjadi bulan-bulanan setelah ada politisi PDI Perjuangan dan beberapa pegiat media seperti Denny Siregar mengangkat isu penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi warga Tanah Merah yang berada di sekitar Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta.
Bahkan mereka menyebut Anies Baswedan yang harus bertanggung jawab banyaknya korban meninggal dan luka atas kebakaran itu. Andi Sinulingga pun menyebut, menyeret kebakaran Depo Pertamina Plumpang ke wilayah politik adalah perbuatan keji.
“Kejinya para buzzerp, mereka bukan hanya tak berempati pada korban, tapi malah mempolitisir musibah yang terjadi. Mereka mau alihkan fokus dari kesalahan teknis yang dilakukan pihak pertamina, menjadi kesalahan warga itu sendiri, dan kesalahan gubernur yang beri KTP dan IMB di sana,” cuit Andi dikutip wartakotalive.com dari Twitter akun pribadinya @AndiSinulingga, Minggu (3/5/2023).
“Kesalahan ada di pihak pertamina, kok malah nyalahin warga? nyalahin kebijakan Anies untuk melindungi warga Jakarta di tanah merah. Fokus aja tangani bencana, janganlah warga sudah kena musibah, bukan menunjukkan empati, malah di jadikan komoditas politik,” imbuh Andi.
Hal itu untuk menanggapi pernyataan Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak yang menyebut Anies harus bertanggung jawab atas adanya korban kebakaran di wilayah itu. Andi kemudian membagian catatan perjalanan masalah di kawasan Tanah Merah, dimana sengketa di sana sudah terjadi sejak lama.
Dalam salah satu catatan yang dibagikan, disebutkan bahwa pengadilan negeri sempat menerima permohonan subsidair penggugat dalam hal ini warga Tanah Merah. Untuk yang mau detail melihat peristiwa atau melihat masalah, catatan fakta ini boleh di baca.
Pentingnya membaca atau riset pustaka itu memudahkan kita untuk tahu persoalan. Beda lagi kalau yang sudah tak mau tahu, yg penting pokoknya, tak ada lain. Tak cukup sampai di sana, Andi juga membongkar dokumen lama yang berisi kontrak politik antara Joko Widodo dengan warga tanah merah.
Saat itu, Jokowi membuat kontrak politik saat dirinya hendak maju di pilgub DKI. “Jejaring rakyat kecil DKI ini yang memenangkan Jokowi-Ahok di pilkada 2012. Rakyat kecil kecewa dengan cara gubernur Foke yang dirasa arogan main gusur dan tak berpihak pada wong cilik. Kemudian merek amelihat ada asa baru di pak Jokowi, lahirlah kontrak-kontrak politik dengan wong cilik seperti ini,” tulis Andi.
Dalam salah satu isi kontrak, Jokowi berjanji melegalkan perkampungan yang selama ini dianggap ilegal. Adapun bunyi janji Jokowi, “Kampung yang sudah ditempati warga selama 20 tahun dan tanahnya tidak dalam sengketa, maka akan diakui haknya dalam bentuk sertifikat milik,” ujarnya.
Dalam kontrak politik itu Jokowi juga berjanji tidak akan menggusur permukiman kumuh, melainkan akan menatanya. Namun, saat terpilih, kontrak politik untuk warga Tanah Merah itu tidak dijalankan.
Sama halnya saat Anies Baswedan maju di pilgub, dirinya juga membuat kontrak politik serupa. Bedanya, Anies Baswedan memenuhi janji politik dengan warga Tanah Merah. Sebagian warga benar-benar menerima sertifikat tanah.
Update jumlah korban kebakaran
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, pada Jumat malam (3/3/2023).
Kepala BNPB, Suharyanto menginformasikan setidaknya terdapat 19 korban meninggal dunia atas peristiwa tersebut. “Data terbaru yang kami terima siang ini, ada 19 korban meninggal dunia yang masih diidentifikasi di RS Polri,” ujar Suharyanto saat ditemui di posko pengungsian korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, RPTRA Rasela, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).
Adapun 19 korban meninggal dunia tersebut adalah sebagai berikut:
- Syaiful Anwar (21);
- Rospita (45);
- Iis Ernayati (26);
- Ilyas (4);
- Siti Aminah (40);
- Hadi (30);
- Rahmad Syukur (50);
- Rohani (40);
- Naila (20);
- Sumila (75);
- Ayub (45);
- Yumiyati (18);
- Hardiyansyah;
- Evelina (50);
- Nursaini;
- Ardiansyah (50);
- Seluwidawati;
- Trish Rhea Aprilita (12);
- Syarif Hidayatullah.
Sementara itu, Suharyanto menyampaikan sebanyak 49 jiwa mengalami luka berat dan sedang dirawat di beberapa rumah sakit. Lebih lanjut, Suharyanto menyebutkan setidaknya masih ada 18 orang yang dicari karena terpisah dari keluarga. Ia menegaskan bahwa 18 orang tersebut bukan berarti menjadi korban.
Ia membeberkan, pihaknya pun masih mencari keterangan terkait 18 orang yang hilang itu. Suharyanto menjelaskan upaya yang dilakukan dengan mengerahkan berbagai elemen untuk mencari 18 orang yang hilang.
Kemudian lanjut Suharyanto, Polri juga terus menyisir kemungkinan korban terbaru di reruntuhan obyek-obyek yang terbakar itu. “Karena kan pengungsian ini ada 1.085 yang mengungsi. Dan ini tersebar ya. Jadi bukan hanya di RPTRA Rasela ini saja,” kata Suharyanto.
Dilanjutkan dia, “Nah per hari ini kalau dilihat untuk kebakarannya sendiri sudah padam. Sekarang masyarakat terdampak ini masa tanggap darurat masih ditangani sebaik-baiknya. Tentu saja, semua komponen terlibat.”
Mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), rinci dia, penggerak sosial, TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan penggiat bencana. Suharyanto juga memastikan tenda-tenda di posko sudah terpasang dengan baik, dan logistik mengalir terus menerus.
Lebih lanjut ia mengaku bahwa bantuan yang diberikan sejauh ini tidak ada masalah. Hal tersebut karena tanggap darurat merupakan kebutuhan dasar. “Khususnya makan, minum, tempat tinggal, selimut, tenda, dan sebagainya, itu kan merupakan kebutuhan dasar yang memang harus dipenuhi,” pungkas Suharyanto.
Ia menjelaskan, walaupun BPBD DKI Jakarta sudah mampu menyiapkan tanggap bencana, namun pihaknya juga turut menyiapkan intervensi untuk membantu. Pantauan di RPTRA Rasela, Minggu (5/3/2023), pukul 09.10 WIB, para pengungsi tampak sedang saling bercengkerama satu sama lain.
Beberapa ibu-ibu juga tampak mengambil logistik yang telah disediakan di posko-posko bantuan. Sementara itu, terlihat pula puluhan anak-anak sedang dihibur Layanan Dukungan Psikososial Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Kemudian, beberapa relawan juga tampak sibuk menyiapkan bantuan yang akan diberikan kepada ratusan pengungsi yang ada di RPTRA Rasela. Presiden Joko Widodo membeberkan kemungkinan apabila Depo Pertamina Plumpang tetap akan dibangun di lokasi yang sama. Hal tersebut imbas kejadian kebakaran di Depo Plumpang Pertamina, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat malam (3/3/2023).
“Kalau deponya dibangun di sini, berarti warganya akan kami relokasi,” ujar Presiden Jokowi usai meninjau posko pengungsian korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, di RPTRA Rasela, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023) masih dilansir msn.com.
Kemudian kata Presiden Jokowi, apabila Depo Pertamina Plumpang tetap dibangun di lokasi tersebut, maka sekitarnya akan dibangun perairan (sungai atau sejenisnya). “Memang zona ini kan harusnya zona air, entah dibuat sungai atau apa. Yang jelas harus melindungi objek vital ini dari masyarakat,” ucap Presiden Jokowi. (net/msn/war/smr)