Utang luar negeri Indonesia makin membesar. Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada kuartal III-2020 sebesar US$ 408,5 miliar. Kendati begitu, BI menyebut, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, apalagi didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
semarak.co-Struktur utang luar negeri Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa utang luar negeri berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total utang luar negeri.
Posisi utang luar negeri pada akhir periode Juli 2020 hingga September 2020, terdiri dari utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 200,2 miliar serta utang luar negeri sektor swasra (termasuk BUMN) senilai US$ 208,4 miliar.
Mengutip kontan.co.id (Selasa, 17 November 2020 | 05:50 WIB), Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, dengan utang sebanyak itu, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III-2020 mencapai 38,1%.
“Sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 37,4%,” terang Onny dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (16/11/2020).
Ke depan, Onny bilang, BI dan pemerintah akan tetap bahu membahu dalam memantau perkembangan utang luar negeri, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
“Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” imbuhnya.
Sementara itu Mantan wakil presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa saat ini, akar persoalan bangsa Indonesia adalah pandemic Covid-19 yang masih berlangsung. Hal itu disampaikan Jusuf Kalla dalam webinar bertema Masalah Strategis Kebangsaan Dan Solusinya, dari Jakarta, Senin (28/12/2020).
Menurut Jusuf Kalla, sumber semua masalah yang dihadapi saat ini adalah pandemic Covid-19. Hal itu diperparah kondisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang mengalami defisit. Jusuf Kalla mengatakan bahwa defisit APBN sudah lebih dari Rp1.000 triliun. Maka dari itu, kata dia, diperlukan perhatian dari pemerintah.
Ia menilai, jika hal ini tak segera dibenahi pemerintah, maka bukan tidak mungkin ekonomi nasional semakin terperosok lebih dalam dan akan memunculkan sejumlah masalah baru. Lebih lanjut, jika terus terjadi, menurutnya 30-40 persen daripada anggaran Indonesia tahun 2021 hanya untuk membayar bunga dan mencicil utang.
Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah menyatakan dirinya setuju dengan pernyataan Jusuf Kalla itu. Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Fahrihamzah, Fahri meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI untuk segera menerangkan nasib keuangan negara tahun 2021.
pikiran-rakyat.com (28 Desember 2020, 15:18 WIB), Fahri mencuit di akun pribadinya. “Admin @KemenkeuRI yang bertagar #UangKita perlulah menjawab nasib keuangan kita tahun depan,” tulis Fahri pada Senin, 28 Desember 2020.
Ia berpendapat, masalah keuangan tersebut bersifat urgen, karena Jusuf Kalla yang merupakan mantan Wapres RI telah menyoroti hal itu. “Ini yg bicara WAPRES 2 periode dan 2 presiden,” kata Fahri menambahkan.
Menurut penilaiannya, poin utama yang ingin disampaikan Jusuf Kalla yakni bahwa pandemi Covid-19 telah membuat beban defisit terberat dalam sejarah ekonomi nasional. “Setahu saya point @Pak_JK adalah bahwa #COVIDー19 ini bikin beban defisit yg terberat dalam sejarah ekonomi kita,” ucap Fahri.
Mantan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengajak masyarakat serta pemerintah untuk mencari solusi bersama. Akan tetapi, kata dia, di sisi lain pemerintah juga harus transparan bahwa kondisi saat ini memang sedang sulit. “Sekarang kita cari jalan bersama. Sebelum itu, pemerintah harus jujur bahwa lagi berat,” katanya.
Atau, ia menduga, bahwa masalah keuangan tersebut tidaklah begitu besar lantaran bagusnya kinerja pemerintah saat ini. “Jangan2 saking hebatnya kabinet ini ternyata enteng2 saja,” kata Fahri. (net/smr)
sumber: pikiran-rakyat.com dilansir WAGroup KGN REBOAN RUTIN/kontan.id di WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan