Tulisan ini diangkat dari video YouTube Amil Islam Channel dengan Pembicara: Habib Rizieq Shihab.
semarak.co– Gie Menulis Iseng
Saya ambil momentum-momentum yang penting saja. Perhatikan baik-baik! Di bulan Mei tahun 1914, tatkala Indonesia masih dijajah pemerintah Hindia belanda, datanglah 85 Tokoh Komunis Hindia Belanda yang berasal dari Partai Sosialis Belanda.
Mereka datang ke Indonesia, mereka tinggal di Indonesia, lalu mereka membentuk Asosiasi Perburuhan. Asosiasi Buruh. Mereka rekrut buruh-buruh di Pelabuhan, buruh-buruh Pabrik, buruh-buruh Perusahaan. Mereka beri nama ISDV. Dalam bahasa belanda itu singkatan dari Indische Sociaal Democratische Vereenigin, kurang lebih artinya Asosiasi Perburuhan Hindia Belanda.
Kemudian ISDV didirikan, semua pengurusnya orang Belanda, tapi anggotanya orang kita (orang Indonesia). Buruh-buruh dibujuk, pekerja dibujuk, petani dibujuk. Dijanjikan perlindungan, dijanjikan pembelaan: Kalau ikut Asosiasi ini, karena yang memimpinnya orang Belanda, kalau ada apa-apa nanti dibela sama orang Belanda.
Banyak buruh dan petani yang tidak paham, sekedar ingin cari selamat, sekedar ingin dapat fasilitas, mereka masuk ke ISDV. Makin hari makin kuat, makin hari makin banyak buruh yang ikut ISDV.
Lalu di tahun 1917 orang-orang Belanda Komunis ini, yang dipimpin oleh Henk Sneevliet ( Ketua ISDV) mereka provokasi buruh, mereka provokasi buruh pabrik, buruh pelabuhan, buruh perusahaan, buruh perkebunan, untuk melakukan pemogokan, sekaligus kerusuhan besar!
Mereka bikin kerusuhan besar. Bakar pabrik, bakar perkebunan. Untuk apa? Tidak lain dan tidak bukan, ISDV menuntut pemerintah Hindia Belanda untuk menolak System Kapitalis dan menerapkan System Komunis. Jadi di Belanda itu ada dua kekuatan, yaitu : Kekuatan Kapitalis dan Kekuatan Komunis. Mereka mau ganti, Kapitalis harus dirubuhkan, ganti dengan pemerintahan Komunis.
Catat baik-baik.
Saat itu ISDV melakukan kerusuhan sosial terhadap Belanda bukan untuk kemerdekaan Republik Indonesia! Saya ulangi sekali lagi, bukan untuk kemerdekaan Republik Indonesia! Mereka hanya bikin kerusuhan sosial untuk menggulingkan pemerintahan Kapitalis Belanda menjadi pemerintahan Komunis Belanda! Artinya kerusuhan itu hanya untuk kepentingan Komunis Belanda!
Kenapa ini perlu saya garis bawahi?
Sebab anak-anak PKI yang ada saat ini, dimana-mana sesumbar :
Dulu kami Pejuang. Dulu PKI berontak kepada Belanda.!
Dulu tahun 1917 kami berontak!
Kami bakar pabrik, kami bakar perkebunan, kami bakar itu perusahaan.
Kami pejuang-pejuang yang berani. Kami pahlawan!
*Banyak anak muda kita yang tidak paham! Percaya kalau PKI pahlawan!
Begitu mereka bikin kerusuhan, akhirnya tokoh-tokoh komunis Belanda tersebut ditangkap pemerintah Hindia Belanda dan dikembalikan ke Negeri Belanda. Kecuali beberapa gelintir orang-orang Belanda yang dianggap tidak terlibat dalam kerusuahan.
Sisanya semuanya dipulangkan, termasuk henk Sneevliet – Ketua ISDV. Tapi ISDV tidak dibubarkan Belanda. Kenapa tidak dibubarkan? Sebab Belanda bilang ini anggotanya sudah banyak, ada dimana-mana. Sayang kalau dibubarkan. Tapi Belanda ingin ambil alih agar belanda bisa menguasai Buruh dan para Petani.
Singkat cerita, masuk tahun 1920. Atau saya ingatkan dulu; masuk tahun 1920, ISDV menggelar Kongres di Semarang – Jawa Tengah dan mengganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia Belanda yang disingkat PKH.
(Perserikatan Komunis Hindia Belanda). Jadi artinya, di tahun 1920 dia keluarkan watak aslinya. Bahwa mereka adalah Perserikatan Komunis, Perhimpunan Komunis, Paguyuban Komunis.
Lalu siapa yang memimpinnya?
Ketika itu ada dua orang Indonesia dijadikan pemimpin, Pertama adalah Samaun dari Surabaya, yang kedua adalah Darsono dari Kota Solo. Padahal dua orang ini sebelumnya ikut Syarekat Islam (SI).
Pada saat ISDV didirikan, (ada) kerjasama dengan Syarekat Islam. Karena Syarekat Islam kira ini (ISDV) cuma Asosiasi Buruh, tidak ada kaitan dengan Komunis, alasan kedua karena ISDV anti Kapitalis. Syarekat Islam juga anti Kapitalis. Punya musuh bersama, sama-sama anti kapitalis, makanya dia (ISDV dan SI) gabung.
Tapi, begitu 1920, ISDV mengganti nama menjadi Perserikatan Komunis Hindia Belanda, bubar! Syarekat Islam tidak mau lagi untuk bersatu dengan mereka (ISDV). Syarekat Islam yang saat itu dipimpin oleh Hadji Oemar Said Tjokroaminoto menolak untuk kerjasama lagi dengan PKI (Baca : Komunis).
Ingat! Waktu itu namanya belum PKI, namanya masih PKH. 1914 namanya ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereenigin), 1920 berubah menjadi PKH (Perserikatan Komunis Hindia Belanda).
Lalu tahun 1924, akhirnya Perserikatan Komunis Hindia Belanda (PKH) mengganti nama lagi. Kali ini namanya adalah Partai Komunis Indonesia yang disingkat PKI.
Kemudian di tahun 1926 dan 1927. Partai komunis Indonesia (PKI) karena sudah merasa lebih kuat, kali ini anggotanya lebih banyak. Dia bujuk buruh-buruh, dia bujuk petani-petani,dia bujuk orang-orang miskin untuk masuk kedalam Partai Komunis Indonesia (PKI).
Begitu anggotanya sudah lebih banyak dibandingkan tahun 1917, akhirnya tahun 1926 lagi-lagi mereka melakukan kerusuhan. Mereka bakar pabrik-pabrik , bakar perkebunan, bakar perusahaan. Mereka lakukan kerusakan dimana-mana. Pemerintah Hindia belanda marah.
Akhirnya pimpinan PKI ketika itu yaitu Semaun, Darsono, Muso dan Alimin – semuanya ditangkap. Dan semua dibuang ke Moscow – Rusia. Pimpinan PKI dibuang ke Rusia, mereka bisa hidup di Rusia. Lalu bagaimana dengan petani? Bagaimana dengan buruh yang mereka rekrut?
Ada 13.000 petani ditangkap Belanda. Puluhan mereka gantung, ratusan mereka siksa habis-habisan. Dari dulu PKI senang mengorbankan rakyat kecil. Mengorbankan buruh, mengorbankan petani. Biadab! Akhirnya PKI (Partai Komunis Indonesia) dibubarkan oleh Belanda. 1924 PKI dibubarkan oleh Belanda. 13.000 petani – buruh ditangkap dan dibuang ke Tanah Merah di Papua – Irian.
Puluhan digantung Belanda dijalan-jalan. Yang dibunuh Belanda, yang digantung oleh Belanda, petani-petani kecil, buruh-buruh kecil. Tapi pimpinan-pimpinannya; Muso, Alimin, pimpinan-pimpinan kelas kakapnya semua dipindahkan ke Moscow – Rusia.
Jadi PKI jangan ngaku-ngaku.
Anak-anak muda PKI sekarang ngaku;
Kami Pahlawan.
Kami Pejuang!
Dulu dua kali kami berontak kepada Belanda! 1917, 1927!
BOHONG!!!
Mereka tidak melakukan pemberontakan untuk kemerdekaan Republik Indonesia! Mereka, ketika itu hanya diperalat oleh tokoh-tokoh Komunis Belanda untuk menggulingkan Pemerintahan Kapitalis Hindia Belanda agar berganti menjadi Pemerintahan Komunis Hindia Belanda!
Buktinya! Di tahun 1924 ketika PKI dideklarasikan, – dulu yang membangun pertama kali Komunis di Indonesia yaitu Henk Sneevliet – yang dipulangkan oleh Belanda, Resmi untuk mewakili PKI untuk menghadiri Kongres Komunisme Internasional di Moscow.
Seluruh tokoh Komunis Belanda menjadi anggota PKI dan mewakili PKI hadir di Kongres Komunis di Jerman, Kongres Komunis di Cina, Kongres Komunis di Moscow – Unisoviet . PKI telah menjadi jaringan Komunis Internasional sejak tahun 1924.
Makanya begitu tahun 1927, begitu dia (PKI) melakukan huru-hara, dibubarkan oleh Pemerintah Belanda. Sebab Pemerintah Hindia Belanda adalah Pemerintah Kapitalis yang bekerjasama dengan Pemerintah Amerika, dan tidak mau berkiblat kepada Cina maupun Unisoviet.
#BAGAIMANA_PKI_KEMBALI_KE_INDONESIA?
Begitu dilarang. Muso dibuang ke Rusia, Alimin dibuang ke Rusia, mereka tidak berani untuk kembali ke Indonesia karena Belanda masih berkuasa. Begitu Indonesia merdeka, tanggal 17 Agustus 1945, siapa yang merumuskan kemerdekaan? Yang merumuskan kemerdekaan adalah tokoh-tokoh Islam dan tokoh-tokoh Nasional. Tidak ada tokoh PKI!
Tokoh-tokoh Islam: Kyai Haji Wahid Hasyim – Pimpinan Nahdatul Ulama, Kyai Haji Abdul Kahar Mudzakkir – Pimpinan Muhammadiayah, Kyai Haji Agus Salim – Pimpinan Syarekat Islam. Dan dari Tokoh Nasionalisnya: Bung Karno (Ir Soekarno) Bung Yamin (Moehammad Yamin) Bung Hata (Mohammad Hatta). Mereka inilah yang merumuskan Kemerdekaan Republik Indonesia.
PKI tidak ikut! PKI tidak merumuskan! PKI tidak ikut dalam Rapat Persiapan untuk Kemerdekaan Indonesia. Sebab memang PKI tidak pernah berpikir Indonesia Merdeka! Catat itu baik baik!
Merdekalah kita pada 17 Agustus 1945. Begitu kita Merdeka, eee … tokoh-tokoh PKI dari Moscow pulang. Musonya Pulang, Aliminnya pulang, rame-rame pulang. Kenapa mereka berani pulang? Karena belanda sudah lari, karena Belanda sudah tidak menjajah Indonesia lagi.
Kemana mereka waktu Jepang menjajah kita?
Kemana?
Kalau memang mereka pejuang kemerdekaan, mestinya saat Jepang datang mereka turun! Tidak! Mereka tidak turun melawan Belanda maupun melawan Jepang! Begitu kita merdeka, mereka balik lagi. Begitu mereka balik, tanggal 21 Oktober 1945. Baru dua bulan kita merdeka, mereka deklarasikan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Muso.
Begitu mereka dirikan PKI, mereka tidak dianggap Bung Karno, tidak dianggap Bung Hatta, Ormas Islam tidak menganggap. Akhirnya mereka (PKI) pakai cara picik. Bagaimana supaya mereka dianggap? Mereka lakukan teror dimana-mana.
Di awal bulan Nopember, (Satu) Mereka bergerak di basis mereka. Ketika itu sudah banyak pengikut di Tegal, Brebes, Pemalang, Pekalongan, mereka rebut. Bupatinya mereka tangkap, Camatnya mereka tangkap, Lurahnya mereka tangkap, Kepala Polisi mereka di wilayah tangkap.
Mereka paksa untuk turun dari jabatan, mereka ganti dengan orang-orang mereka. Kalau tidak mau mereka turun, mereka dibunuh. Makanya beberapa bupati mereka bunuh, Camat mereka bunuh, Kepala-kepala desa mereka bunuh. (yang tidak mau turut kepada mereka).
Akhirnya mereka rebut Keresidenan Pekalongan, meliputi Tegal, Brebes, Pemalang, dan mereka serbu Cirebon. Tentara ditangkapi, tentara dilucuti. Cirebon, Bupatinya ditangkap. Bukan itu saja, mereka juga masuk ke daerah Banten. Di Banten ada Ce Mamat – Tokoh PKI Banten.
Mereka culik Bupati lebak, Rd Hardiwinangun, mereka bunuh di Jembatan Serang (Sungai Cisiih). Tidak sampai di situ, mereka bergerak ke Tangerang, mereka culik tokoh Nasional, Otto Iskandar Dinata – Mereka tangkap, mereka sembelih, karena tidak setuju dengan PKI!
Jadi supaya anda tahu, kenapa mereka melakukan itu? Karena mereka punya Basis. Basisnya buruh dan petani. Dimana mereka punya Basis, mereka bunuh yang tidak mau tunduk kepada mereka. Dimana mereka tidak punya basis, mereka pura-pura baik kepada umat Islam. Di Jawa Barat, PKI tidak ada Basisnya.
Alhamdulillah. Ini Jawa barat dari dulu sampai sekarang Basis Islam, bukan Basis PKI. Lantas apa hasil terror yang dilakukan oleh PKI?
Ketika itu kita baru merdeka. Yang namanya baru merdeka, pemerintah masih lemah. Tentara masih lemah, Polisi masih lemah. Baru merdeka dua bulan dirongrong sama PKI Biadab. Makanya PKI bisa rebut, Brebes, Tegal , Pemalang, Tangerang, Serang. Karena pada saat itu Bung Karno masih lemah, Pemerintahan masih lemah.
Taktik mereka (PKI) Berhasil. Akhirnya mereka dipanggil oleh Bung Karno. Bung Karno bujuk mereka untuk tidak mengganggu rakyat. Hasilnya, tahun 1947, terpaksa akhirnya Bung Karno (tidak ada jalan lain) Tokoh PKI diangkat menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia. Dialah yang bernama Amir Syarifuddin Harahap. Jadi Amir Syarifuddin Harahap itu Tokoh PKI!
Niat Bung Karno baik. Kalau PKI dikasih tempat, PKI dibagi tempat dipemerintahan, dia (PKI) gak bunuh Camat, gak bunuh Lurah, gak bunuh Bupati (sebab) ini Negara baru merdeka, belum lagi Belanda mengancam mau kembali, mau rebut lagi Indonesia, mau jajah Indonesia. Demikian kelicikan PKI.
Mari kita lihat. Bagaimana begitu Amir Syarifuddin jadi Perdana Menteri? Orang-orang PKI dimasukkan ke dalam lini-lini pemerintahan. PKI dimasukkan ke Tentara, Polisi, Pegawai Negeri Sipil, PKI diangkat jadi Camat, diangkat jadi Bupati, dimana-mana PKI jadi Pejabat. Angkatan Darat disusupi PKI. Angkatan Udara disusupi PKI, angkatan Laut disusupi PKI. Kepolisian disusupi PKI.
PKI menguasai. Masyumi protes, Ulama protes, Kyai Protes. Datang ke Bung Karno, supaya Amir Syarifuddin diberhentikan jadi Perdana Menteri. Ini berbahaya, semua pejabat diganti dengan (Orang-orang) PKI. Tapi ketika itu Bung Karno tidak punya alasan.
Alasan itu datang setahun kemudian. Tanggal 17 Januari tahun 1948. Terjadi perjanjian Renville antara Indonesia dengan Belanda. Indonesia diwakili oleh Perdana Menterinya yaitu Tokoh PKI Amir Syarifuddin, dan hasilnya, isi perjanjiannya Merugikan Indonesia, menguntungkan Belanda. Membuka Pintu Belanda balik lagi ke Indonesia.
Marah Tokoh-tokoh Islam, Marah Tokoh-tokoh Nasionalis. Rame-rame mereka datangi Bung Karno. (Kompak saat itu Nasionalis dengan Umat Islam dan para Ulama). Dan akhirnya tanggal 23 Januari 1948 (hanya 5 hari setelah Perjanjian Renville) Amir Syarifuddin diberhentikan dari (jabatan) Perdana Menteri. Kabinetnya dibubarkan.
Lalu siapa yang diangkat sebagai pengganti? Soekarno mengangkat Wakil Presiden Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Karena tokoh-tokoh Islam Nasionalis meminta Mohammad Hatta menyelamatkan Indonesia dari PKI.
Mohammad Hatta langsung ambil alih. Beliau jadi Perdana Menteri. Begitu masuk bulan Mei 1948, yang beliau lakukan adalah mengadakan Program RERA (Rekonstruksi Rasionalisasi). Artinya seluruh Orang PKI yang ada di TNI, PNS, yang jadi Pejabat, diberhentikan oleh Bung Hatta.
Akhirnya PKI marah. Tentara-tentara (antek) PKI tidak mau berhenti. Mereka marah, mereka tidak mmau keluar dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Kepolisian dan tidak mau berghenti dari jabatannya. Namun tetap diberhentikan.
Lalu apa yang terjadi?
Begitu (semua) diberhentikan maka, seluruh tokoh PKI yang masih ada di luar negeri, baik yang ada di China maupun Moscow beramai-ramai turun ke Indonesia. Bulan Agustus 1948 mereka gelar Kongres untuk melawan Bung Hatta.
Mereka merasa Bung Hatta sudah merusak segala rencananya.Dan hasilnya tanggal 5 September, PKI secara terbuka mengumumkan, meminta kepada Presiden Soekarno agar Negara Kesatuan Republik Indonesia berkiblat kepada Unisoviet.
Jadi, PKI bilang : Indonesia harus berkkiblat kepada Unisoviet. Indonesia harus bersatu dengan Unisoviet. Indonesia tidak boleh diatur oleh Amerika yang Kapitalis. Indonesia harus menjadi Negara yang Sosialis Komunis. Dan, keinginannya ditolak oleh Bung Karno.
Begitu ditolak, yang terjadi pada tanggal 10 September – PKI mengumumkan – di Madiun, satu Negara Baru yang namanya adalah Negara Republik Soviet Indonesia. Dideklarasikan Presidennya Muso. Wakil Presidennya Amir Syarifuddin – Mantan Perdana Menteri Republik Indonesia. Setelah itu diberikan peringatan oleh Bung Karno (untuk) bubar! Stop! Tidak Boleh ada Negara dalam Negara! Namun Mereka tidak mau tahu.
Lalu setelah itu Ulama-Ulama di Madiun, Pimpinan Pondok Pesantren di Magetan,- dimana-mana, yang tidak mau mengakui Negara Republik Soviet Indonesia, – mereka serbu – mereka bunuh! Pesantren- Pesantren mereka bakar, Kyai-kyai mereka bunuh. Itu terjadi dari tanggal 10 September.
Gubernur Jawa Timur Mereka culik dan bunuh. Kepala Rumah Sakit Solo mereka culik dan bunuh. Kepala Kepolisian Madiun mereka culik mereka sembelih (bunuh). Itu terjadi pada tanggal 10 September, 11, 12, 13, puncaknya tanggal 17 September ; Seorang Ulama Besar Nahdatul Ulama – Kyai Haji Sulaiman Zuhdi Affandi – ditangkap dengan 108 Santri dan Ustadz.
Mereka diseret ke sebuah sumur di Desa Soco kabupaten Magetan. Disembelih satu persatu, dimasukkan ke dalam lubang sumur, dibunuh! Dari situ mereka rebut satu persatu. 18 September 1948 mereka rebut Madiun, Ponorogo, Pacitan, Rembang, Cepu, Purwodadi, Sukerejo, Magetan, – semua kota-kota di Jawa tengah direbut oleh mereka.
Pertanyaannya, mengapa mereka bisa merebut?
Karena mereka punya senjata. Ada militer jadi PKI, ada Angkatan Darat jadi PKI. Ada Angkatan Laut jadi PKI. Ada Angkatan Udara jadi PKI. Ada Polisi jadi PKI. Mereka punya senjata, mereka tidak mau berhenti. Dengan senjata mereka rebut semua Kota yang ada di Jawa Tengah.
Sampai di situ, sepanjang 18 September sampai 21 September 1948, mereka bikin dua ladang pembantaian : 1. Di pabrik Gula Gorang-Gareng di Magetan, 2. Di Pabrik Gula Alastua. Itu ratusan Masyarakat mereka tarik. Orang Nahdatul Ulama (NU), Banser, Masyumi, semua mereka tarik, mereka culik – dimasukkan dalam pabrik gula Gorang Gareng.
Mereka sembelih satu persatu. Saking banyaknya yang mereka bunuh, saking banyaknya yang mereka potong, – itu banjir darah didalam pabrik gula Gorang gareng. Tinggi darah lewat mata kaki! Biadab!
Jangan bilang PKI pahlawan!
Kita punya datanya! kita punya faktanya!
Dan masih ada saksi hidup yang mengalami peristiwa tersebut!
Kita punya foto-fotonya!
Biadab!!!
Dan mereka bikin 7 sumur yang mereka sebut sebagai Sumur Neraka! Setiap sumur, ratusan mayat mereka ceburkan ke sana! Mayat Bupati, mayat Camat, mayat Kepala Kepolisian, Mayat Kyai, mayat Santri, mayat Pimpinan Partai Islam, mayat Banser, semua mereka ceburkan kedalam 7 Sumur.
Satu sumur ada 200 kerangka mayat, ada 300 kerangka mayat, Biadab! Ke 7 Sumur (tersebut) ada di kabupaten Magetan. Tadinya itu tidak terungkap. Itu peristiwa terjadi tahun 1948, tidak ada yang tahu. Keluarga pada ‘nyari.
Keluarga Bupati ‘nyari, mana suami saya? Suami saya jadi Bupati diculik oleh PKI, dimana dia? Santri-santri pada ‘nyari, termasuk (keluarga) K. H Sulaiman Zuhdi pimpinan Pondok Pesantren. Pesantrennya dibakar, Kyainya kemana? Semua santri ‘nyari.
Baru pada tahun 1950, beberapa orang-orang PKI yang ditangkap, akhirnya mereka insyaf, dan mereka yang menunjukan itu tempat. Mereka tunjukkan disana sumurnya. Karena setelah sumur itu mereka masukkan mayat, sumur itu mereka tutup sehingga orang tidak tahu kalau ditempat tersebut ada sumur.
Lalu bulan Januari tahun 1950 tersebut, ribuan masyarakat ; Magetan, Madiun, Pacitan, ramai-ramai turun ke sumur-sumur tersebut. Mereka gali. Mereka temukan ribuan mayat dari 7 kubur (sumur).
Dan (saat) diidentifikasi ketemu bahwa : ini (dari mayat-mayat tersebut) adalah : Bupati Blora, Bupati Magetan, – ketemu satu-satu – ini yang kyai Sulaiman Zuhdi. Mereka sembelih semuanya (sebelum) mereka masukkan ke dalam sumur tersebut. Biadab!
Tapi Alhamdulillah, ketika itu Panglima Besar jendral Soedirman – Begitu Madiun dan semua Kota – di bulan September dikuasai PKI, Tentara Republik Indonesia turun ke Madiun. Dari Jawa Barat – Siliwangi, turun. Dari jawa Timur – turun. Untuk mengepung PKI di Jawa Tengah.
Ketika itu Tentara-Tentara Nasional dari Siliwangi ribuan turun. Begitu juga dari Jawa Timur yang dipimpin oleh Kolonel Gatot Soebroto. Atas perintah Panglima Besar Jendral Soedirman, Perang terjadi 12 hari 12 malam di Kota Madiun. Akhirnya pada tanggal 30 September, seluruh Kota Madiun berhasil diambil alih oleh Pemerintah Pusat melalui TNI angkatan Darat yang Pro Pemerintah.
Lalu PKI keluar dari madiun, Mereka marah. Dan mereka melakukan 30 September mereka keluar, tanggal 4 Oktobernya – seluruh tawanan mereka bunuh! Ribuan tawanan yang mereka tawan dari Madiun, Magetan, Ponorogo, Wonogiri, Sukerejo, Surakarta, – Semua yang mereka tawan mereka bunuh! Karena mereka kalah.
Mereka (PKI) terus didesak. Baru akhir (bulan) November, seluruh jawa berhasil dikuasai, PKI berhasil dikalahkan. Selesai bulan November 1948 PKI berhasil diatasi, masuk bulan Desember – Belanda datang, Agresi Militer Ke II. Jadi kita dirongrong oleh PKI. PKI bukan pejuang.
PKI merongrong Republik. Hampir-hampir kita kalah dari Belanda, Hampir-hampir kita jatuh lagi ke Belanda. November PKI dikalahkan, Belanda datang lagi ke Indonesia untuk menjajah lagi republik ini.
Akhirnya bulan November Muso ditangkap, Amir Syarifuddin ditangkap dan dieksekusi. Tapi, Soekarno terlalu penuh belas kasih. Soekarno tetap tidak mau bubarkan PKI. Semua tokoh minta kepada Soekarno (agar) keluarkan Dekrit untuk membubarkan PKI.
Dia (PKI) sudah membunuh ribuan orang, membunuh pejabat, membunuh Jendral, membunuh Tentara, membunuh Kyai, membunuh Santri. Tapi Soekarno tidak mau mmembubarkan. Apa kata Soekarno? “Itu ‘kan kesalahan segelintir orang. Itu ‘kan yang salah Muso sama Alimin. Itu ‘kan yang salah Amir Syarifuddin, yang lain jangan disalahkan.”
Akhirnya PKI tidak dibubarkan. Semenjak saat itu PKI diambil alih oleh D.N Aidit. Muso selesai, mati sudah. Sekarang masanya Dipo Nusantara Aidit. Dia dengan Nyoto mengambil alih PKI.
#KEBANGKITAN_PKI
Lalu bagaimana cara dia (PKI) Bangkit? Kali ini, karena Soekarno yang tidak membubarkan mereka (PKI), mereka rangkul (lagi) Bung Karno. Mereka dekati bung Karno. Mereka puji-puji Bung Karno. Bahkan, Seluruh Program bung Karno mereka dukung. Sampai-sampai Bung Karno sayang kepada mereka (PKI).
Supaya anda tahu!
Akhirnya, tahun 1951 mereka mulai mengkonsolidasikan diri. Dan tahun 1955 PKI resmi ikut Pemilihan Umum (PEMILU) Pertama di Indonesia. Dan mengejutkannya, PKI menang 4 besar! Artinya PKI setelah berontak ternyata masih banyak yang memilih! Menjadi 4 besar, setelah TNI, Masyumi, NU, – PKI. 4 besar Partai menang, salah satunya PKI!
Sudah Berontak!
Sudah Membunuh!
Dimaafkan, sampai boleh ikut PEMILU!
Jadi 4 Besar!
Lalu apa yang terjadi?
Begitu (PKI) menang PEMILU, dan Soekarno makin dekat dengan PKI. PKI makin disayang oleh Bung Karno. Walaupun – Bung Karno bukan PKI, Tapi Bung Karno disayang oleh PKI dan sayang kepada PKI! Akhirnya Ualama-Ulama marah. Di bulan September 1957, digelar Kongres Ulama Se-Indonesia di Palembang Sumatra – Sumatra Selatan.
Utusan para Ulama se-Indonesia, dalam pertemuan Kongres di Palembang adalah ; Meminta kepada Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit, Pelarangan Paham Komunis dan Pembubaran Partai PKI. Ini Ulama sudah kompak, semuanya berkumpul. Ini bukan Organisasi yang kumpul, (tapi) segenap Ulama.
Lalu bagaimana sikap Bung Karno?
Bung Karno menolak. Bung Karno tidak mau membubarkan Partai Komunis Indonesia.
Lalu apa yang terjadi setelah itu?
Karena Bung karno tidak mau membubarkan PKI, akhirnya ada segelintir tokoh Islam bersama Tentara-tentara Nasionalis di Sumatra – Mereka marah kepada Bung Karno. Mereka koreksi Pemerintahan Soekarno. Mereka berontak.
Mereka dirikan PRRI ( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Sebetulnya PRRI itu sudah ada. Itu pun Pemberontakan sebenarnya untuk melawan PKI. Untuk menjauhkan Bung Karno dari PKI. Untuk menyelamatkan Indonesia dari PKI. Hanya saja, PRRI Konsolidasinya tidak kuat kebawah. Kalau PKI kuat ke bawah. Akhirnya pemberontakan PRRI berhasil dipadamkan oleh Bung Karno.
Lalu apa yang terjadi setelah itu?
Itu tahun 1957-1958. Akhirnya tahun 1960, PKI memprovokasi Bung Karno. Bung Karno Punya ide; “Kalau Indonesia mau damai. Kalau Indonesia mau Jaya. Nasional, Agama dan Komunis harus bersatu!”
Jadilah Politik NASAKOM.
Dia (Soekarno) keluarkan Nasakom. Ketika itu NU ikut mendukung Nasakom.TNI mendukung Nasakom. PKI nomor satu dukung Nasakom. Masyumi tidak mendukung.
Karena Masyumi tidak mendukung, di tahun itu juga Masyumi dibubarkan oleh Bung Karno! Masyumi adalah Partai Islam terbesar saat itu. Partai Islam terbesar. Majlis Syuro Muslimin Indonesia dibubarkan!
Kemudian di tahun 1963, PKI memprovokasi lagi Bung Karno. Supaya Ganyang Malaysia. Kenapa diprovokasi supaya ganyang Malaysia? Ada apa?
Ada dua tujuan:
Sebab PKI bekerjasama dengan Partai Komunis Malaysia untuk menyatukan Indonesia – Malaysia menjadi Negara Komunis Malindo (Malaysia – Indonesia). Bukan itu saja, PKI sudah hitung. Kalau Indonesia perang melawan Malaysia, tentaranya kurang. Kalau tentaranya kurang maka PKI minta Buruh dan Petani dipersenjatai.
Licik PKI!
Ulama protes, tidak boleh ada Ganyang Malaysia. Tidak boleh Buruh dan Tani dipersenjatai. Berbahaya! Ormas Islam Yang bernama GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) Demontrasi. Tolak Itu semua. Dibubarkan! GPII dibubarkan oleh Soekarno! HMI dibubarkan oleh Soekarno! Pokoknya yang tidak setuju dengan Politik bung Karno, – semua dibubarkan!
Bukan itu saja, Ulama-Ulama yang protes ditangkap, dipenjara!
Siapa saja dipenjara?
- KH Buya Hamka
- KH Yunnan Helmi Nasution
- KH E Z Muttaqien (Tokoh Jawa Barat)
- KH Soleh Iskandar
Ada belasan Kyai. Semuanya ditangkap, dijebloskan ke penjara karena Anti PKI.
Jadi di sini, saya tidak mengatakan Soekarno PKI. Tidak.
Bung Karno Posisinya lemah, PKI-nya Kuat.
PKI minta Masyumi dibubarin. Dibubarin.
PKI minta GPII dibubarin. Dibubari.
PKI minta Bung Karno perang lawan Malaysia.Perang.
PKI minta kepada Bung Karno supaya Kyai-Kyai, Ulama-Ulama yang anti Politik Nasakom ditangkap. Ditangkap semua.
Berarti PKI Kuat. Dahsyat kekuatan PKI! Biar sodara tahu!
Akhirnya, bulan Juli tahun 1965, secara resmi – Bung Karno mengizinkan dibentuknya angkatan Kelima, Buruh dan Tani diberikan senjata! Begitu diizinkan, maka PKI mendatangkan 2.000 Kadernya. Dibawa ke Jakarta. Dikumpulkan dilapangan Halim Perdana Kusuma – untuk dilatih perang!
Mereka diajarkan cara melempar Granat!
Diajarkan cara menembak!
Resmi!
Legal!
Seizin Presiden!
Itu bulan Juli 1965. Mereka atur sebuah rencana.
Partai Murba, itu dulu kawannya PKI, yang mendirikan Tan Malaka. Dulu Tan Malaka ikut PKI, tapi begitu tahu kekejaman PKI, dia keluar dari PKI. Dia dirikan partai baru, namanya Partai Murba. Partai Musyawarah Rakyat Banyak.
Partai Murba memberi tahu kepada Soekarnno : “Awas PKI mau Kudeta!”
PKI malah meminta kepada Bung Karno : “Bubarkan Partai Murba!” – Dibubarkan!
#GERAKAN_30_SEPTEMBER_PARTAI_KOMINIS_INDONESIA (G30S-PKI)
Tibalah bagian Akhir.
Tanggal 30 September.
Tentara-tentara Angkatan darat sudah “gerah” dengan PKI. Jendral-Jendral gerah. Karena banyak Kolonel direkrut PKI. Karena banyak Prajurit direkrut PKI. Semua Jendral Gerah. PKI tahu kalau Jendral-Jendral ini gerah. Bagi PKI ini ancaman!
Akhirnya pada tanggal 30 September pagi. Gerwani (Gerakan Waniata Indonesia) milik PKI dan Pemuda Rakyat Milik PKI Demo besar-besaran di Jakarta. Puluhan ribu orang demontrasi 30 September pagi.
Malamnya, mereka (PKI) culik 7 Jendral kita! Mereka culik, mereka bawa ke Lubang Buaya. Semuanya mereka bunuh! Dan meraka masukkan ke dalam Lubang Buaya.
Ada Jendral Ahmad Yani, Letjen MT.Haryono, kemudian masih banyak lagi : (Letjen R.Suprapto, Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo). Yang selamat saat itu – tidak terbunuh – adalah Jenderal Abdul Haris Nasution.
Tapi sungguhpun Beliau tidak terbunuh, pengawalnya terbunuh – Kapten Pierre Tendean. Putinya, yang baru berusia 5 Tahun tetap ditembak oleh PKI!
Anak kecil!
Perempuan!
Baru usia 5 tahun!
Ditembak!
Beberapa hari kemudian anak tersebut Meninggal!
Itulah Ade Irma Nasution.
Biadab!
Bukan sampai disitu! Di Yogyakarta Brigjen Katamso Darmokusumo, mereka tangkap dan mereka bunuh! Kolonel Sugiono di Yogyakarta juga mereka bunuh! Bahkan ada Polisi Ajudan Inspektur Polisi, Karel Sasuit Toeboen yang menjaga Rumah Wakil Perdana Menteri II Dr J Leimena – Bersebelahan dengan Rumah Jendral Abdul Haris Nasution – juga mereka tembak malam itu.
Begitu selesai mereka bunuh. Besoknya, tanggal 1 Oktober Radio Republik Indonesia (RRI) mereka kuasai. PKI mengumumkan; “Hari ini, telah dibentuk Dewan Revolusi Baru mengambil alih kekuasaan!”
Dan liciknya mereka – Supaya Rakyat tidak marah, mereka bilang : “Soekarno tetap Presiden kita!”
Tapi ketika itu TNI angkatan Darat, Jendral-jendralnya terbunuh. Tinggal ada satu, yaitu Jendral Abdul Haris Nasution dalam keadaan Syok, luka, karena berusaha menyelamatkan diri dari sergapan PKI.
Dan ketika itu ada Letnan Jendral Soeharto yang diminta oleh kawan-kawannya untuk segera memimpin TNI Angkatan Darat.
Akhirnya Soeharto memimpin TNI Angkatan Darat. Dia serbu radio Republik Indonesia pada tanggal 2 Oktober. Dia rebut. Dia umumkan lagi ke seluruh Indonesia; “Bahwa Kudeta PKI kacau balau! Negara tidak bisa diambil alih oleh PKI! Tentara mengambil alih dan Soekarno tetap sebagai Presiden.”
Jadi mereka (PKI) ini licik. Mereka mau mengadu domba. Sehingga Presiden Soekarno bingung harus bersikap apa. Yang sini bela Soekarno, yang sana bela Soekarno. Ya. Ketika itu posisi Soekarno lemah.
Akhirnya Soeharto mengerahkan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) – Kalau sekarang disebut Kopasus – Dipimpin oleh Sarwo Edhi – (Mertua dari SBY). RPKAD dipimpin oleh Sarwo Edhi menyerbu halim Perdana Kusuma. Mereka bertempur (dengan PKI). Ternyata di sana ada Tentara Angkatan Darat yang jadi PKI, ada Angkatan Laut yang jadi PKI, ada Angkatan Udara yang jadi PKI, ada Polisi yang jadi PKI.
Mereka semuanya ditangkap! Bahkan yang menggerebek rumah-rumah Jendral itu Cakrabirawa. Cakrabirawa itu tentara – itu Pengawal Presiden. Merekalah yang menculik para Jendral – mereka yang membunuh! Mereka bekerja buat PKI! Artinya pada masa itu tentara sekalipun telah disusupi oleh PKI.
Akhirnya setelah direbut halim Perdana Kusuma, tanggal 5 Oktober baru dikeluarkan itu Jenazah para Jendral yang ada di Lubang buaya.
Melihat kekejaman PKI seperti itu, Nahdatul Ulama (NU) pecah kongsi. Marah NU. Akhirnya NU dan Ansor turun demo di kota-kota di Pulau Jawa. Menolak kekejaman PKI. PKI tersinggung. 13 Oktober NU – Banser turun ke jalan diseluruh Kota di Pulau Jawa. PKI tersinggung.
Lalu apa yang mereka (PKI) lakukan? Di basis-basis PKI: Kyai NU disembelih! Banser disembelih! Bahkan di Banyuwangi – tidak kurang dari 66 Orang anggota Banser mereka culik, mereka racuni, mereka sembelih dan dimasukkan ke sumur.
Akhirnya di bulan Oktober tersebut terjadi bentrok besar-besaran antara NU dan PKI. Di setiap Kampung, setiap desa, tiap Kecamatan. Jangan anda bilang NU yang bunuh PKI! (sebab) PKI yang lebih dulu membunuh NU! Dikampung-kampung basis PKI, NU dibunuhi!
NU disembelih! Banser disembelih!
Makanya NU tidak diam! Banser tidak diam!
Mereka turun – Di basis-basis NU, di basis-basis Banser semua orang PKI ditangkapi!
Saling bunuh! Saling hantam!
Dan akhirnya – PKI Kalah!
NU yang diberikan kemenangan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sodara, kami di FPI mengumpulkan berbundal-bundal. Semua foto-foto dan nama-nama korban. Ulama-Ulama NU yang menjadi korban, kawan-kawan Banser yang dibunuh oleh PKI.
Makanya anak-anak muda hati-hati. Kalau anda buka/ngajinya sama Syeh Google. Banyak sekarang ngaji sama Syeh Google. Tulis PKI, langsung dijawab sama Syeh Google – Banyak tulisan-tulisan yang dibuat oleh PKI. Yang PKI ceritakan ;
Kami dibunuh NU.
Kami disembelih Banser.
Ketika itu NU jahat, Banser jahat.
Masa kami disembelih, masa kami dibunuh.
Tapi, mereka bunuh Kyai, mereka tidak cerita. Sekarang, mereka balik cerita. Mereka bilang NU yang jahat. Ulama yang jahat. Kami Korban. Kami Pejuang. Mereka putar balik! Mereka bilang yang jahat Soeharto. Yang jahat Orde Baru. Kami Cuma korban.
Jangan mau diputar balikkan fakta!!!
***
Tulisan ini diangkat dari video YouTube Amil Islam Channel dengan Pembicara: Habib Rizieq Shihab
Gie Menulis Iseng
sumber: WA Group P.A Al-Wasliyah P. Brayan (post Sanimah Siketang Minggu 4/10/2020)