Israel Juga Digempur Roket dari Lebanon Usai Iran Lakukan Serangan Balasan, Israel Diingatkan tak Serang Balik karena Serangan Berakhir

Operation True Promise Iran serang Israel. Foto: internet

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri menegaskan bahwa Teheran telah menyelesaikan serangan balasannya terhadap Israel. Bagheri memperingatkan Tel Aviv untuk tidak melancarkan serangan balik jika tidak ingin menuai reaksi yang lebih kuat.

semarak.co-Garda Revolusi Iran (IRGC) melancarkan rentetan serangan drone dan rudal secara ekstensif terhadap wilayah Israel, dalam apa yang disebutnya sebagai Operation True Promise atau Operasi Janji Sejati untuk membalas serangan Tel Aviv terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, 1 April 2024.

Bacaan Lainnya

Serangan itu menewaskan belasan orang, termasuk tujuh personel Garda Revolusi Iran yang ditugaskan di Suriah. Terdapat dua jenderal Iran di antara korban tewas dalam serangan Israel, yakni komandan Pasukan Quds Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan wakilnya, Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.

“Menurut pandangan kami, operasi ini sudah selesai, tetapi Angkatan Bersenjata siap dan kami akan bertindak jika diperlukan,” ucap Bagheri dalam pernyataannya seperti dilansir Press TV, Minggu (14/4/2024) dikutip detik.com, Minggu, 14 Apr 2024 17:58 WIB.

Bagheri membandingkan operasi itu tidak mencerminkan seluruh kemampuan militer Iran. Dia menyebut Operasi Janji Sejati hanyalah hukuman untuk Israel, dan memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan balik karena respons Teheran nantinya akan jauh lebih besar.

“Alasan operasi ini adalah pelanggaran garis merah (Iran) oleh rezim Zionis, yang tidak bisa kami toleransi dengan cara apa pun. Kami melihat operasi ini telah selesai, dan menurut kami, operasi ini telah berakhir. Tidak ada niat untuk melanjutkan operasi ini,” ujar Bagheri dalam pernyataannya dilansir AFP.

Israel sejauh ini belum mengumumkan respons resmi terhadap rentetan serangan Iran terhadap wilayahnya. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dalam tanggapan singkat via media sosial X, menyatakan bahwa Israel telah mencegat serangan Iran dan akan mampu menang.

“Kita mencegat, kita memukul mundur (serangan), bersama-sama kita akan menang,” tulis Netanyahu dalam pernyataan berbahasa Ibrani via akun resmi media sosial X miliknya, seperti dilansir Al Jazeera yang juga dikutip detik.com, Minggu, 14 Apr 2024 17:58 WIB.

Sedangkan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant dalam pernyataan terpisah seperti dilansir AFP, menganggap bahwa operasi militer ini belum selesai.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Netanyahu, saat keduanya bercakap via telepon ketika serangan Iran berlangsung, bahwa Washington tidak akan berpartisipasi dalam operasi serangan apa pun terhadap Iran, dan tidak akan mendukung operasi semacam itu.

Menanggapi penegasan Biden, para pejabat senior pemerintahan AS yang dikutip media Axios, menyebut Netanyahu mengatakan dirinya memahami sikap Washington.

Disebutkan lebih lanjut oleh sumber pejabat-pejabat AS itu bahwa Biden dan para penasihat seniornya sangat mengkhawatirkan jika serangan balasan Israel terhadap Iran akan memicu perang regional dengan konsekuensi yang menyebabkan bencana.

Di bagian rentetan serangan roket dilancarkan terhadap wilayah Israel bagian utara dari wilayah Lebanon, Minggu (14/4/2024) waktu setempat. Serangan roket itu memicu diaktifkannya sirene peringatan di area tersebut.

Seperti dilansir CNN, Minggu (14/4/2024), Angkatan Bersenjata Israel atau IDF menuturkan kepada CNN bahwa setidaknya 10 roket ditembakkan dari wilayah Lebanon menuju ke Israel pada Minggu (14/4) dini hari.

Suara sirene, menurut IDF, terdengar di wilayah Galilea Atas di Israel bagian utara akibat serangan roket tersebut. Tidak diketahui apakah ada kerusakan atau korban jiwa akibat serangan roket itu. Serangan dari Lebanon juga melanda wilayah Dataran Tinggi Golan, bagian wilayah Suriah yang diduduki Israel.

Suara sirene meraung-raung dilaporkan meraung-raung di area itu atau pemukiman Ortal dan Sha’al setelah sekitar 25 proyektil ditembakkan dari wilayah Lebanon, Minggu dini hari (14/4/2024). Rentetan serangan dari wilayah Lebanon itu terjadi setelah Iran melancarkan serangan drone dan rudal balistik dan rudal jelajah ke wilayah Israel.

Tidak disebutkan lebih lanjut oleh IDF soal jenis proyektil yang ditembakkan dari Lebanon, juga apakah proyektil-proyektil itu berhasil ditembak jatuh. Tidak diketahui juga siapa dalang dibalik serangan tersebut. Namun Lebanon diketahui menjadi markas kuat kelompok Hizbullah yang didukung Iran.

Sebelumnya, Jumat (12/4/2024) waktu setempat, Hizbullah mengklaim kelompoknya menembakkan puluhan roket ke posisi pasukan artileri Israel sebagai respons atas serangan Israel baru-baru ini dan sebagai dukungan untuk warga Palestina di Jalur Gaza. Serangan lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah marak sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2022.

Di bagian lain Israel tengah merinci daftar kerusakan akibat serangan drone Iran pada Sabtu (13/4/2024) malam. Mereka mengklaim hanya mendapat kerusakan ringan pada sebuah pangkalan militer mereka. Hal itu disampaikan juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari pada Minggu (14/4/2024).

Dalam kesempatan itu ia mengakui, serangan Iran menyebabkan kerusakan pada sebuah pangkalan Israel. “Hanya beberapa rudal yang jatuh di wilayah negara Israel dengan sedikit kerusakan pada sebuah pangkalan militer di selatan, dengan hanya sedikit kerusakan pada infrastruktur,” kata Hagari dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, sebelumnya melaporkan bahwa pangkalan udara Israel yang paling penting di Negev menjadi target rudal Kheibar. “Gambar dan data menunjukkan bahwa pangkalan tersebut mengalami serangan berat,” lapor IRNA.

IRNA menuturkan, pangkalan udara di Negev digunakan oleh Israel untuk menghantam konsulat Iran di Damaskus pada 1 April. Itu adalah sebuah serangan udara mematikan Israel yang memicu Iran untuk melakukan serangan drone dan rudal kali ini.

Televisi pemerintah Iran melaporkan, bahwa setengah dari rudal yang diluncurkan dari Iran ke Israel telah berhasil mencapai target. Di sisi lain, Israel mengatakan sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat, namun menambahkan bahwa serangan itu masih berlangsung.

Pangkalan udara rezim Zionis, Nevatim mengalami kerusakan parah akibat serangan rudal dan drone Iran. Saluran berita Al-Mayadeen juga menerbitkan beberapa gambar mengenai serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap fasilitas militer serta bandara rezim Zionis, dan terjadinya kebakaran di daerah tersebut setelah ledakan besar.

The New York Times mengutip para pejabat rezim Zionis melaporkan bahwa Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menggunakan 185 drone, 36 rudal jelajah, dan 110 rudal permukaan-ke-permukaan dalam serangan terhadap Israel.

Pangkalan udara Nevatim terletak di gurun Negev, di selatan wilayah pendudukan. Pangkalan ini merupakan markas utama pesawat tempur F-35 terbaru rezim Zionis, yang diterimanya setelah menandatangani kontrak senjata dengan Amerika Serikat.

Surat kabar Global Times China juga menggambarkan respons militer Iran terhadap rezim Zionis sebagai tindakan yang diperhitungkan dan strategis, serta melaporkan bahwa rudal dan drone secara akurat mencapai sasaran yang ditentukan.

Salah satu rumah sakit di selatan Wilayah pendudukan, mengabarkan sejumlah pemukim Zionis, yang dilarikan ke rumah sakit ini akibat serangan pembalasan Iran ke Israel.

Juru bicara RS Soroka, Minggu (14/4/2024) mengumumkan akibat serangan Iran, ke sejumlah lokasi di selatan Wilayah pendudukan, sementara ini 12 korban luka dilarikan ke rumah sakit ini.

Pada saat yang sama, seorang pejabat militer Amerika Serikat, kepada stasiun televisi Al Jazeera mengatakan, evaluasi-evaluasi awal terus dilakukan untuk menghitung jumlah kerugian yang diderita Israel, akibat serangan balasan Iran.

Di sisi lain, media-media Palestina, Minggu dinihari mempublikasi foto-foto saat sejumlah rudal menghantam beberapa target militer di selatan Wilayah pendudukan. Akan tetapi sebagaimana dilakukan selama perang Gaza, Israel, selalu menutup-nutupi jumlah korban dari pihaknya, dan menyampaikan keterangan yang tidak sesuai dengan realitas di lapangan. (net/dtc/tbc/smr)

 

sumber: jateng.tribunnews.com, news.detik.com di laman pencari google.co.id, Minggu (14/4/2024)

Pos terkait