Google Luncurkan Situs Mengajar dari Rumah Berbahasa Indonesia dan Hapus Biaya Iklan untuk Media

Ilustrasi Google. Foto: internet

Alphabet Inc, perusahaan induk Google menyatakan akan menghilangkan biaya iklan bagi media penerbit berita selama lima bulan ke depan. Google selama ini mengenakan sejumlah biaya jika media ingin menampilkan iklan di situs mereka.

semarak.co -Para penerbit berita, terutama media cetak mengalami kesulitan karena banyak pengiklan yang harus menarik dana yang biasanya dikeluarkan untuk iklan, imbas dari pandemi virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Alphabet Inc, seperti dikutip dari Reuters, menawarkan layanan Google Ad Manager, alat yang paling sering digunakan untuk beriklan karena biaya yang dikenakan relatif kecil bahkan untuk aktivitas yang lebih kecil, Google memberikannya secara gratis.

Pengeluaran lebih besar biasanya untuk perjanjian dengan Google dan mitra teknologi lainnya yang membantu melelang slot iklan. Google mengatakan masih mencari cara lain untuk memberikan bantuan secara finansial kepada lembaga pemberitaan.

Facebook Inc pada Maret lalu berkomitmen memberikan pendanaan dan belanja iklan sebesar USD100 juta untuk membantu organisasi berita dalam situasi pandemi ini.

Di bagian lain Google merilis laporan mobilitas masyarakat, Community Mobility Reports, yang mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Community Mobility Reports dari Google berisi tren pergerakan dari waktu-waktu berdasarkan kategori, misalnya pertokoan, tempat rekreasi, stasiun dan perumahan.

“Google menyiapkan laporan ini untuk membantu Anda dan pejabat kesehatan masyarakat memahami dan merespons panduan jaga jarak, social distancing, yang berkaitan dengan COVID-19,” kata pihak Google dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (17/4/2020).

Laporan tersebut kini mencakup seluruh provinsi di Indonesia, kecuali untuk beberapa lokasi yang tidak ada datanya di Google untuk Community Mobility Reports. Tren tersebut menunjukkan berapa banyak kunjungan dan berapa lama kunjungan ke tempat-tempat tertentu.

Google menggunakan cara yang sama, berupa data agregasi dan anonim, yang digunakan di Google Maps. Perubahan setiap hari akan dibandingkan dengan waktu awal atau baseline pada hari tersebut. Baseline merupakan waktu median dalam periode 3 Januari sampai 6 Februari 2020.

Data terbaru mewakili situasi dua hingga tiga hari ke belakang. Untuk mendapatkan data mobilitas penduduk, Google mengambil data dari pengguna yang memilih untuk mengaktifkan histori lokasi di akun Google mereka.

Data yang ditampilkan mewakili sampel dari pengguna Google yang menyalakan histori lokasi, bukan populasi Indonesia secara keseluruhan.

Kendati demikian, Google menjamin kerahasiaan data pengguna meskipun menyalakan histori lokasi, dan memastikan data yang digunakan untuk Community Mobility Reports tidak memuat informasi pribadi yang dapat diidentifikasi.

Untuk keperluan laporan tersebut, Google tidak mengambil data pengguna berupa lokasi, kontak atau pergerakan. Data yang masuk ke Google berupa data agregasi dan anonim, diikuti dengan metode differential privacy, yang menambah kebisingan buatan terhadap set data sehingga tidak ada informasi individu yang diperoleh.

Sebelumnya Google meluncurkan versi bahasa Indonesia dari “Mengajar dari Rumah,” yang berisi kumpulan alat, tips, dan materi pelatihan yang ditujukan untuk membantu para pengajar dan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemik virus corona.

“Mengajar dari Rumah adalah pengembangan dari langkah-langkah yang telah kami lakukan untuk mendukung pendidikan jarak jauh, dengan menyediakan fitur-fitur premium Google Meet secara gratis bagi semua pelanggan G Suite dan G Suite for Education hingga September 2020, serta menyediakan pelatihan dan tips melalui Google, YouTube dan YouTube Learning,” ujar Managing Director, Google Indonesia, Randy Jusuf, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Secara global, ada lebih dari 700 juta siswa yang tidak bisa pergi ke sekolah, termasuk 62 juta siswa yang terkena dampak di Indonesia. “Kondisi ini memberikan tekanan besar terhadap keluarga, sekolah, dan para guru yang selama ini berjasa besar dalam menumbuhkan minat anak untuk belajar. Dan kami ingin ikut membantu dalam cara apa pun yang kami bisa lakukan,” kata Randy.

Google juga telah membantu membuat domain khusus yang bisa mendukung 1,8 juta akun pengajar dan siswa di lebih dari 4.600 sekolah di Jakarta, sehingga mereka bisa mengakses G Suite for Education dengan lebih mudah.

Lewat inisiatif yang dikembangkan oleh Google for Education dengan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini, para pengajar dan siswa akan bisa mengakses materi pelajarannya di g.co/mengajardarirumah serta situs Bersama Hadapi Korona milik Kemendikbud.

“Mudah-mudahan ekosistem pendidikan Indonesia semakin terpacu kesiapannya untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran,” ujar Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pembelajaran, Dr Iwan Syahril.

Bersama dengan REFO Indonesia, komunitas Google Grup Pengajar, dan Kemendikbud, Google juga telah meluncurkan serangkaian webinar untuk membantu para pengajar dan orang tua menerapkan strategi pembelajaran jarak jauh menggunakan solusi G Suite for Education. Webinar yang diharapkan bisa menjangkau 100.000 pengajar dan orang tua pada April ini, juga tersedia di platform Guru Berbagi. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *