Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya mengapresiasi film “Hayya 3: Gaza” sebagai bentuk karya yang sekaligus medium diplomasi. Menurutnya subsektor film sangat bisa menjadi alat yang mendukung kesadaran publik akan isu kemanusiaan.
Semarak.co – Menurut Teuku Riefky, film ini bukan hanya karya seni, tetapi juga bentuk empati dan diplomasi yang sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kemenekraf siap memberikan dukungan, termasuk mengkolaborasikan dengan pihak lain agar membantu dalam bentuk fasilitasi promosi secara daring maupun luring,” ucap Teuku Riefky, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Kemenkraf Siaran Pers, Kamis (5/6/2025).
Teuku Riefky menambahkan, Kementerian Ekraf akan menggandeng berbagai pihak, termasuk tokoh publik dan influencer untuk memperkuat jangkauan promosi film.
Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf Agustini Rahayu menekankan pentingnya memanfaatkan momentum dengan persiapan yang matang. Pihaknya akan mendorong keterlibatan dinas ekonomi kreatif daerah agar turut serta dalam menyukseskan pemutaran film ini.
Sementara itu Produser Eksekutif “Hayya 3: Gaza” Erick Yusuf menyambut baik dukungan yang diberikan. Menurutnya, kehadiran Kementerian Ekraf membuka peluang besar untuk mengoptimalkan potensi film lokal, termasuk mendorong keberlangsungan sineas independen.
“Kami berharap dukungan tidak hanya bagi satu genre, tapi untuk seluruh jenis film agar bisa tumbuh secara berkelanjutan dan menjalin komunikasi yang lebih erat dengan pelaku industri,” kata Erick.
“Film Hayya 3: Gaza” ini bercerita tentang Abdullah Gaza yang diperankan Azamy Syauqi, seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan yang dikelola Ustazah Dewi (diperankan Oki Setiana Dewi) dan adiknya bernama Rafah (diperankan Cut Syifa).
Di panti asuhan itu, Gaza bertemu dengan Hayya (diperankan Amna Shahab), gadis kecil asal Palestina yang telah empat tahun tinggal dan berusaha mencari kedamaian di Indonesia. Genosida di Palestina membuat Hayya urung dipulangkan ke tanah kelahirannya.
Di rumah panti, lambat laun hubungan Gaza dan Hayya pun menjadi dekat. Bagi Hayya, kehadiran Gaza layaknya pengobat rindu, mengingat namanya mirip dengan tanah kelahirannya. Kehidupan mereka pun kembali ceria, saling mengisi satu sama lain, hingga suatu peristiwa buruk kembali mengintai dan mengancam nyawa mereka. (hms/smr)