Kementerian Agama (Kemenag) membantu siswa madrasah sekaligus meringankan orang tua mereka dalam kebutuhan biaya internet yang meningkat seiring pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menyusul menggandeng lima operator telekomunikasi untuk memberikan paket data secara cuma-cuma.
semarak.co-Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, langkah ini diambil untuk meringankan beban ekonomi orang tua saat pandemic Covid-19 yang bersumber dari dana di luar APBN.
Pandemi Covid-19, kata Dhani, mengharuskan siswa madrasah belajar dari rumah dengan sistem PJJ. Tentu kebutuhan kuota internet meningkat dan ini bisa membebani orang tua.
“Kami telah bersinergi dengan Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Tri, dan Smartfren memberikan kartu perdana gratis kepada siswa madrasah,” terang Dhani, sapaan akrab Muhammad Ali Ramadhani di Jakarta, Rabu (23/9/2020) dalam rilis Humas Kemenag melalui WA Group Jurnalis Kemenag.
Upaya lain untuk membantu madrasah di tengah pandemi terus dilakukan, lanjut Dhani, Kemenag saat ini tengah mengusulkan anggaran untuk menunjang pelaksanaan PJJ di madrasah kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Kita masih upayakan. Kita sedang mengajukan usulan anggaran khusus bantuan penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh di madrasah,” tegas Dhani.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar menambahkan, upaya meringankan beban siswa madrasah sudah dilakukan sejak masa awal pandemi.
Kemenag misalnya segera mengeluarkan kebijakan yang membolehkan penggunaan dana BOS untuk menunjang kegiatan PJJ. “Kami pada awal Juni juga sudah melakukan kerjasama dengan provider untuk memberi paket data dengan harga terjangkau bagi siswa dan guru madrasah,” ujarnya.
Untuk kerjasama kali ini, lanjut Umar, paket data diberikan secara gratis dalam bentuk kartu perdana. Adapun besaran kuotanya, berbeda-beda sesuai kesepakatan kerjasama yang ditandatangi dua belah pihak.
XL Axiata misalnya, menurut Feby Sallyanto yang mewakili perusahaan, pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa kartu SIM gratis kepada para pelajar madrasah dengan kuota 30GB.
Kartu tersebut bisa mereka manfaatkan selama dua bulan. “Mekanisme penyaluran bantuan akan dilakukan dengan cara pendistribusian kartu SIM kepada madrasah di seluruh Indonesia,” terang Feby dari XL.
Layanan yang sama akan diberikan PT Indosat. Perusahaan ini memberikan Paket Kartu Perdana gratis, dan didalamnya sudah ada paket internet 30 GB. “Paket tersebut bisa digunakan siswa madrasah di seluruh Indonesia, kapan dan dimana saja untuk mengakses situs, portal, serta IP yang ada hubungannya dengan pembelajaran,” ujar SVP – Head of Regional & SME Fully Humaeroh.
Smartfren juga telah meluncurkan promo gratis kuota 30 GB yang dapat digunakan pelanggan untuk mengakses Ruangguru tanpa biaya. Smartfren juga telah membagikan MiFi dan kartu perdana gratis guna mendukung kegiatan belajar mengajar.
“Semoga melalui kerja sama dengan Kementerian Agama, Smartfren dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar jarak jauh sekaligus menjaga semangat para siswa dan tenaga pengajar di seluruh Indonesia untuk menggapai berbagai peluang baru,” ujar Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys.
Tri Indonesia juga siap mendukung program pembelajaran jarak jauh. Provider ini akan memberikan 10.000 kartu dengan total kuota 27 GB, terdiri atas 7 GB kuota internet regular di semua jaringan, 20 GB untuk Aplikasi Pendidikan.
“Semoga melalui Kerjasama dengan Kementrian Agama, Tri Indonesia dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar jarak jauh untuk para guru dan siswa,” kata Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia Muhammad Buldansyah.
Sementara Telkomsel, akan menyediakan kartu perdana dengan kuota data 10GB dari Paket MBJJ (Merdeka Belajar Jarak Jauh) senilai Rp10, dan dilengkapi paket renewal dengan kuota 11GB senilai Rp5000.
Telkomsel akan melakukan distribusi kartu perdana khusus tersebut kepada institusi madrasah yang telah mendaftarkan diri di sistem pendataan online Kementerian Agama.
“Telkomsel merasa senang dapat kembali menjalin kolaborasi bersama Kementerian Agama sehingga bisa terus bergerak maju bersama mendampingi institusi pendidikan tingkat madrasah di seluruh Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara efektif dan efisien,” tutur PoH Direktur Sales Andri Wibawanto.
Kemenag memastikan satuan pendidikan Islam tetap akan memberlakukan sistem PJJ. Selain itu, gugus tugas pencegahan satuan pendidikan juga akan diperkuat, termasuk di pesantren.
Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi saat rapat terbatas tentang Eskalasi Penyebaran COVID 19 di lingkungan Pendidikan Islam. Rapat ini membahas mitigasi pencegahan penyebaran Covid-19 di satuan pendidikan Islam.
“Dalam maqasidus syariah, menjaga hak hidup lebih utama. Menghindari kerusakan, lebih utama dari menjaga kebaikan. Karenanya PJJ lebih diutamakan,” kata Wamenag, Zainut Tauhid Sa’adi, Selasa (6/10/2020) dirilis Humas Kemenag melalui WA Group Jurnalis Kemenag, Rabu (7/10/2020).
Lembaga pendidikan jangan memaksakan pembelajaran tatap muka. Saat ini penting untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menurut Zainut, pihaknya akan melakukan penguatan peran gugus tugas pencegahan covid di setiap satuan pendidikan Islam, terutama pesantren.
Menurutnya, kesehatan stakeholder pendidikan Islam, termasuk para pengasuh, ustadz, dan santri pesantren perlu dijaga. “Kemenag perkuat tim gugus tugas sebagai upaya mitigasi dan preventif dalam mencegah penyebaran virus di lingkungan pondok pesantren, madrasah dan kampus,” ungkapnya.
Perkembangan data harian kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia masih belum melandai. Sampai hari ini, data harian tercatat pada kisaran 3.500 kasus yang terkonfirmasi, meski angka sembuh terus naik.
Hal senada Dhani yang memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar di madrasah akan tetap berpedoman pada pelaksanaan kurikulum darurat dengan mengutamakan PJJ.
“Bagi madrasah yang tidak terjangkau, dapat menggunakan pola pembelajaran Drive Thru Learn dan Guru Kunjung. Khusus untuk e-learning madrasah swasta saat ini, hanya menggunakan sistem yang telah dibangun oleh Kemenag dan Kominfo,” imbuh Dhani di rilis yang sama.
Untuk mendukung proses PJJ, kata Dhani, agar dimaksimalkan infrastruktur yang ada guna mendukung proses belajar. Dirjen Pendis berharap, PJJ di madrasah juga bisa diadaptasi di lingkungan pesantren. Dhani berharap guru dapat memainkan peran strategis sebagai katalisator dan fungsi kemasyarakatannya sebagai pendidik.
“Guru dapat menjalankan fungsi kemasyarakatannya sebagai bagian dari peran pendidik di masa pandemi seperti ini. Karena ini merupakan ikhtiar lahiriah kita yang harus berbanding lurus dengan peningkatan spiritualitas yang kita lakukan,” tandas Dirjen.
Terakhir, Wakil Menteri Agama memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan, khususnya tenaga medis yang telah bergerak cepat melawan dan melakukan mitigasi penyebaran Covid 19.
“Apresiasi kepada kementerian kesehatan yang telah bergerak cepat, dan seluruh tenaga medis yang sudah secara totalitas melakukan upaya melawan covid 19,” tutup Wamenag. (smr)