” Jelajah Tanahumba ini diharapkan dapat mengenalkan pulau indah tersebut melalui beragam potensi pariwisata dan juga aktivitas luar ruang dan pertunjukan adat khas Sumba, ” tutur Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Raseno Arya.
”Festival Adventure Indonesia merupakan event khusus untuk penggemar dunia petualangan dan cinta terhadap alam dan kebudayaan Indonesia. Dalam gelaran ini akan ada banyak kegiatan petualangan yang menantang, mulai menyelam, bersepeda, pendakian, hingga tur budaya dengan menginap di kampung adat dan berbaur dengan masyarakat lokal, ” kata Raseno.
Raseno mengungkap, wisata bahari dan wisata petualangan Indonesia perlu ditingkatkan, agar Indonesia bisa menjadi destinasi utama di dunia. Untuk itu perlu promosi berkesinambungan, agar wisata Indonesia mendunia. Tujuan digelarnya festival Adventure Indonesia adalah untuk mempercepat perkembangan wisata di NTT, sebagai salah satu destinasi wisata bahari dan petualangan di Indonesia.
”Ini sesuai dengan permintaan pak Menteri yang menginstruksikan pembangunan kita harus menciptakan ‘permintaan (demand) agar orang mau datang dengan menciptakan event pariwisata, ” kata Raseno.
Raseno menambahkan, apabila sudah tercipta permintaan maka supply akan ikuti karena itulah sehubungan dengan even tersebut, membutuhkan dukungan berbagai pihak agar wisatawan dapat mengikuti perhelatan yang akan menebar pesona Indonesia tersebut .
Dalam paparannya Raseno mengatakan, hari pertama, penjelajahan akan diawali dari bagian timur pulau Sumba dari Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu.
Peserta akan menyusuri keindahan pantai Puru Kambera setelah upacara penerimaan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat. Selanjutnya dilanjutkan menikmati kecantikan terbenamnya matahari di pantai Walakiri sebelum menikmati malam di kampung adat Praiyawang, Rende.
Hari kedua, peserta akan merekam keindahan matahari terbit dan keunikan tebing berukir serta karang bolong di pantai Watuparunu. Juga melihat warisan kebudayaan di Rende dalam bentuk tenun ikat, kubur batu, menggembala kuda, aneka kerajinan serta berbagai kuliner.
Air terjun Gunung Meja di Palindi Tana Bara akan jadi destinasi tersendiri yang menantang bersama pesona seribu lembah di Wairinding sebelum bermalam di Waibakul.
Hari ketiga, ada pesta budaya dari pagi hingga malam di berbagai lokasi di Waibakul, Sumba Tengah. Beragam kesenian dan upacara adat dari semasing kabupaten, balap kuda tradisional melewati hutan serta halang rintang.
Ada pula keseruan adu banteng dan tinju tradisional pajura, termasuk juga beragam hasil kerajinan tangan, pernak-pernik dan kulinari khas Sumba yang dijajakan di pasar kaget. Tak ketinggalan juga satu adat paling unik khas Sumba yang dinanti-nantikan wisatawan bahkan juga sampai ke luar negeri, permainan lempar lembing sambil berkuda antara dua kubu, pasola,
Hari keempat, petualang akan di ajak pilihan mengendari kuda, sepeda, atau motor-trail bersama menuju air terjun matayangu, kemudian lanjut mengeksplorasi salah satu daerah karst Sumba, gua Liang Bakul yang dipenuhi stalagtit dan stalagmit.
Pecinta budaya juga tak kalah asiknya berkunjung ke pantai Tai Tena tempat Pasola bermula di mana sebelumnya mereka menguak ritual adat Purungu Ta Kadonga Ratu di kampung adat Lai Tarung dan mengunjungi kubur batu Nenek Matahari (Apu Ladu) di pantai Konda Malomba.
Keunikan Sumba lainnya yang menjadi incaran fotografer yaitu 7 burung dan 7 jenis kupu-kupu khas Sumba yang hidup di Taman Nasional Manupeu Tanahdaru. Selanjutnya lanjut merasakan off-road menggunakan jip dalam perjalanan menuju pesona air terjun Laipopu. Serangkaian aksi tadi akan diakhiri dengan makan malam bersama bertabur bintang di Waibakul.
Pada hari ke lima aktivitas Jelajah Tanahumba, peserta akan menikmati hangatnya mentari pagi yang menyinari ladang dan sawah dari atas bukit di Waikabubak, Sumba Barat. Selanjutnya singgah ke desa adat di tengah kota, kampung Tarung, untuk mengisi perut sejenak sebelum mengawali hari.
Danau Waikuri yang sangat menawan menjadi destinasi pertama di kabupaten Sumba Barat Daya, dilanjutkan dengan makan siang di kampung adat tepi pantai yang memiliki atap tertinggi seantero Sumba, Ratenggaro. Pantai ‘tersembunyi’ Mandorak yaitu tujuan berikutnya sebelum peserta diajak menutup hari dengan indahnya semburat senja di ufuk Barat pantai Bwanna.