Ferdinand PDIP Nilai Jokowi Seharusnya Jadi Napi Korupsi Merujuk OCCRP, Bukan Dianggap Nabi

Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean. Foto: internet

Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean menilai pikiran kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedy Nur Palakka rusak setelah menilai Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pantas menyandang status nabi. Ferdinand pun menilai pernyataan tersebut menyesatkan publik.

Semarak.co-Ferdinand mengatakan, Jokowi tidak pantas dianggap sebagai nabi. Terlebih lagi, jika menilik perbuatan mantan Gubernur Jakarta setengah periode itu selama memimpin Indonesia 2014-2024.

Bacaan Lainnya

“Jadi, ini nalarnya sudah rusak Dedy Nur Palakka ini, overkultus dan itu menyesatkan ke masyarakat,” kata Ferdinand saat dihubungi, Jumat (13/6/2025) seperti dilansir jpnn.com melalui laman berita msn.com, Jumat sore (13/6/2025).

Jokowi itu tidak pantas sebagai seorang nabi, justru Jokowi itu seharusnya menghadapi proses hukum karena dianggap patut diduga banyak sekali pelanggaran, penyimpangan dilakukan. Toh OCCRP sebagai lembaga internasional terkait kejahatan terorganisasi pernah memasukkan nama Jokowi sebagai finalis pemimpin dunia terkorup.

Menurut Ferdinand, beberapa hal itu yang mendasari Jokowi tidak layak menyandang status nabi. “OCCRP memasukkannya Jokowi sebagai pemimpin terkorup di dunia. Finalis pimpinan terkorup, ya? Jadi pantasnya malah jadi napi,” sindir Ferdinand yang mantan anggota DPR RI dari Partai Demokrat.

Sebelumnya, kader PSI Dedy Nur Palakka yang menyebut Presiden ketujuh RI Jokowi memenuhi syarat untuk menjadi seorang nabi. Dedy dalam tulisannya di media sosial x mengeklaim bahwa Jokowi itu sosok yang memenuhi syarat menjadi nabi.

“Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuma sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat,” demikian Dedy menuliskan di x seperti dikutip Kamis. (net/msn/jpn/smr)

Pos terkait