Opini by Nadya Valose, Pegiat Akal Sehat
semarak.co -Taukah anda mengapa setiap banjir di ibukota Jakarta terjadi, dalam hitungan detik ribuan bullying dan caci maki terhadap Gubernur DKI Jakart Anies Baswedan bermunculan di media sosial?
Mari kita buka-bukaan apa sebenarnya dibalik ribuan bullying dan caci maki tersebut.
- Menutup, menghalau dan menangkal perhatian publik terhadap tanggung jawab Jokowi !
Sebuah kemustahilan membuat publik lupa akan pernyataan Jokowi ketika menjadi gubernur DKI bahwa persoalan banjir Jakarta akan dapat diselesaikan jika dirinya jadi Presiden.
Satu-satunya yang bisa dilakukan hanyalah menutup peluang sekecil apapun kritik publik terhadap Jokowi. Tak boleh ada ruang dan waktu bagi publik teralih perhatiannya dengan janji Jokowi bahwa:
“BANJIR IBUKOTA TERSELESAIKAN JIKA IA JADI PRESIDEN.”
Sebab jika publik sampai teralihkan atau teringatkan akan perihal tersebut, maka otomatis persoalan banjir Ibukota Negara sepenuhnya menunjukan kegagalan Jokowi memenuhi janji dan tanggung jawabnya.
Karenanya sebelum pernyataan Jokowi dibahas, ada pengerahan ratusan ribu caci maki terhadap Anies Baswedan harus terlontar diseluruh lini media.
Facebook, Twitter, IG, WAG, LINE, IMO, YOUTUBE, YAHOO, TIKTOK, TELEVISI, RADIO, KORAN, TABLOID tak terkecuali lembaga-lembaga survei dan seluruh pengamat serta ahli dikerahkan sebagai nara sumber untuk membentuk opini bawha banjir ibukota tanggung jawab Anies Baswedan.
Masif dan Gencar..? HARUS..!!.
Seperti layaknya iklan, statement di cover-cover berita televisi yang bergenre atau tagline “TANGGUNG JAWAB GUBERNUR BOS..!!” diulang-ulang setiap lima menit sekali.
- PENGGULINGAN ANIES BASWEDAN
Ada upaya yang dirancang secara sistematis untuk menggulingkan posisi Gubernur DKI.
Benarkah demikian ..?
Mari kita cermati bersama apakah persoalan banjir ini akan digiring ke ranah politik. Lihat saja gelagat yang bergeliat di ruang Dewan Perwakilan Rakyat DKI, adakah wacana dibentuknya pansus ?
Jika gelagat itu ada, maka publik Jakarta wajib mewaspadai adanya upaya penggulingan paksa posisi Gubernur dari Anies Baswedan.
Masyarakat Jakarta yang dewasa dalam politik pasti tau, bahwa sejak jaman dulu tidak ada satu Gubernur di DKI yang bisa menanggulangi bencana banjir, lalu mengapa baru di jaman Anies Baswedan dibentuk pansus ? Lucu !.
- DENDAM pendukung ahok
Sulitnya move on dari kejatuhan sekaligus masuk bui idola kesayangan para Taihok menciptakan dendam membara yang tiada tara tak terpadamkan.
Anies Baswedan dianggap sebagai figur yang menjadi penyebab tersungkurnya sang idola. Maka banjir menjadi momentum yang paling tepat untuk menyerang habis-habisan Anies Baswedan. Mata dibayar mata, darah dibayar darah, Kursi Gubernur harus dibayar dengan Kursi Gubernur, begitulah kira-kita pameo para Taihok.
- MENJEGAL JALAN MENUJU ISTANA.
Semakin menguat dan populernya nama Anies Baswedan di kancah Nasional dan Internasional membuka jalan bagi Anies Baswedan sebagai calon kuat kandidat Presiden RI pada pilpres 2024.
Apalagi dukungan Partai Nasdem didalam negeri dan negara-negara Islam diluar negeri akan semakin melicinkan jalan Anies menuju RI-1, jika tak dijegal melalui usaha men-down grade citra dan populeritas Anies, maka nasib pemangku kekuasaan hari ini dan para koruptor uang rakyat akan terancam.
Bagi kalangan Liberal, Sekuler, Atheis dan komunis, fenomena menguatnya probabilitas Anies sebagai Presiden tak boleh terjadi.
Anies adalah simbol pemersatu kaum religius dan agamis. Anies juga simbol persatuan umat beragama. Ada Anies, matilah Komunis.
Nah, begitulah kira-kira fakta dan realita dibalik bullying dan caci maki edisi banjir terhadap Anies.
Bagaimana menangkalnya ? Tak perlu membalas bullying dan cacian dengan hal yang serupa. Cukup posting berulang kali janji Jokowi bahwa “BANJIR IBUKOTA TERSELESAIKAN JIKA IA JADI PRESIDEN.”
Tagih terus menerus janji tersebut, gaungkan semangat untuk ingatkan publik bahwa janji itu tak pernah dipenuhi dan Presiden harus bertanggung jawab terhadap banjir di Ibu Kota. ***
Salam waras,
sumber: WA Group ANIES GUBERNUR DKI (post: Jumat 28/2/2020).