PT Eagle High Plantation sedang menggarap pabrik baru di Papua. Pendirian pabrik tersebut untuk mengolah hasil panen kelapa sawit yang diproduksi pihaknya. Pabrik ini merupakan yang ke 9 dengan kapasitas 45 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam atau 270 ribu ton per tahun.
Direktur Perseroan Hendri Djunaidi mengatakan, pabrik kelapa sawit yang dibangun dilokasi kebun perseroan dapat dikembangkan hingga berkapasitas 90 ton TBS. Sebelumya sudah ada 8 pabrik kelapa sawit di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
“Penambahan pabrik kelapa sawit sebagai upaya perseroan untuk mengoptimalkan produksi TBS sehubungan dengan bertambahnya pokok kelapa sawit yang memasuki usia tanaman menghasilkan,” kata dia di Jakarta, Kamis (3/5).
Tahun ini, perseroan optimis produksi TBS akan meningkat. Peningkatan tersebut belum bisa dipastikan presentasinya. Hendri tidak ingin berspekulasi lebih dalam soal angka produksi tahun ini.Pada 2016 lalu, realisasi produksi TBS menjadi sekitar 226.489 ton. Perseroan memiliki pohon sawit di atas lahan seluas 73.167 hektare (ha) atau setara 64% dari total lahan dewasa BWPT memiliki rata-rata usia tertanam empat hingga lima tahun.
“Anggaran Capital Expenditure (Capex) pembangunan pabrik di Papua sebesar Rp160 miliar yang dananya dari financing perbankan dan kita sudah punya ke sana,” kata dia.
Mengenai Capex secara total, kata dia dialokasikan Rp400 miliar. Dengan rincian Rp160 miliar untuk pembangunan pabrik kelapa sawit di Papua ditambah Rp40 miliar untuk keperluan karyawan dan operasional.
Direktur dan Secretary perseroan Deddy Setiadi menjelaskan, usia tanaman yang menghasilkan terdapat sekitar 94% dari total lahan tertanam. Total tertanam 153 ribu hektar, 50% telah masuk usia prima dan usia rata-rata tahun ini 8,4 tahun.
“Dengan semakin luas areal tanam yang memasuki usia tanam menghasilkan, dan kondisi cuaca yang terus membaik sejak kuartal IV 2016, diharapkan mendorong peningkatan produksi TBS di masa mendatang,” tuturnya. (wiy}