PT Bank Syariah Indonesia (BSI) mendapatkan penghargaan sebagai Progressive International Market Expansion untuk kategori Innovation of Marketing, Product, and Service. Ini tidak lepas dari ekspansi yang dilakukan oleh BSI di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dengan membuka Representative Office Dubai.
semarak.co-Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras BSI dalam memperluas layanan di pasar internasional, khususnya di wilayah Timur Tengah.
Ekspansi ini, terang Hery, merupakan salah salah satu upaya untuk mewujudkan visi BSI masuk dalam jajaran 10 besar bank syariah terbesar di dunia pada tahun 2025. Pembukaan Representative Office di Dubai adalah milestone awal dari pengembangan bisnis dan jaringan BSI ke depannya.
“Dari Dubai, kita tentu berharap bahwa presence BSI secara global akan semakin banyak di sejumlah pusat-pusat keuangan dunia lainnya seperti London, New York, Tokyo, Singapura dan juga Arab Saudi,” kata Hery dirilis humas BSI usai acara melalui WAGroup Media BSI, Sabtu (2/7/2022).
Ada beberapa alasan mengapa kawasan Timur Tengah menjadi wilayah yang dipilih oleh BSI dalam rangka ekspansi ke luar negeri. Hery menyebut kawasan Timur Tengah menawarkan potensi bisnis yang sangat besar dan sangat potensial. Potensi ini antara lain adalah haji dan umrah karena Indonesia menjadi penyumbang terbesar jemaah haji di Arab Saudi.
Dari sisi perdagangan (bilateral trade), terang dia, Indonesia memiliki volume perdagangan yang signifikan dengan kawasan GCC – khususnya dengan dua negara ekonomi terbesar di GCC – yakni Arab Saudi dan UAE adalah sebesar USD 6,87 Miliar per tahun atau setara Rp96 Triliun pada 2020.
“Timur Tengah merupakan juga salah satu pusat dari global investor. Pemerintah Indonesia menerbitkan semua global Sovereign Sukuknya di Nasdaq Dubai. 30% investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah,” papar Hery dalam BSI Grand launching Representative Office Dubai, Jumat (13/5/2022).
Di samping itu, Timur Tengah saat ini sedang menggalakkan proyek pembangunan dengan visi beyond oil development – sehingga semakin banyak negara-negara di Timur Tengah khususnya GCC yang mulai melakukan diversifikasi pembangunannya dari oil-based-revenue dengan non-oil based revenue khususnya dari aspek jasa (service based economi) dan karenanya akan semakin investment friendly.
“UAE adalah pusat keuangan Islam. Kita lihat saat ini kawasan Timur Tengah sangat strategis karena dalam beberapa perdagangan bilateral antara Indonesia memiliki volume yang sangat signifikan, antara lain letter of credit, trade finance, dengan negara kawasan Gulf Cooperation Council (GCC),” ujar Hery.
Di bagian lain Bank BSI semakin fokus menggarap pasar keuangan di Dubai sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Hal itu pun seiring dengan penguatan kerja sama oleh pemerintah Indonesia melalui kunjungan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab (UEA), Jumat kemarin (1/7/2022).
Hery mengatakan UEA khususnya Dubai adalah pusat ekonomi Islam dan investor keuangan syariah dunia. Dengan demikian, potensi ekonomi Syariah yang dapat dioptimalkan, setelah BSI Representative Office Dubai hadir di Dubai International Financial Centre (DIFC).
“UAE adalah pusat ekonomi syariah atau keuangan Islam dunia. Tentu potensi pasar yang dapat BSI optimalkan sangat besar di Dubai. Hadirnya kami di Dubai pun akan menjadi penghubung perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia,” ujar Hery dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media BSI, Selasa (5/7/2022).
“Karena itu, kami akan semakin fokus di Dubai, terlebih belum lama ini Presiden Joko Widodo mempererat hubungan Indonesia dengan pemerintah UEA. Dalam jangka pendek maupun menengah, BSI belum memiliki rancana ekspansi ke negara-negara lain,” demikian Hery menambahkan.
Karena, lanjut Hery, perseroan akan focus memaksimalkan potensi keuangan syariah global di sana untuk mewujudkan BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Secara bisnis, semakin fokusnya BSI menggarap pasar keuangan syariah global di Dubai memiliki alasan kuat.
Dubai adalah basis investor di Timur Tengah. Di mana pemerintah Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai. Bahkan sekitar 30% investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah.
Kawasan Timur Tengah pun menawarkan potensi bisnis yang sangat besar. Dari sisi perdagangan, Indonesia memiliki volume yang signifikan dengan UEA. Nilai perdagangan Indonesia–UEA pada 2021 mencapai US$4,0 miliar, meningkat 37,88% dibandingkan dengan 2020 yang sebesar US$2,9 miliar. Tentunya nilai ekonomi itu berpotensi terus bertumbuh ke depan seiring penguatan kerja sama Indonesia-UEA.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan menyaksikan pertukaran dokumen IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah disepakati kedua negara di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, pada 1 Juli 2022.
Selain itu, Hery menjelaskan potensi lainnya adalah dari segi diaspora Indonesia, terdapat 1 juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah sebagai tenaga migran.
Pada pekan lalu Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi kantor BSI di DIFC, Dubai dan mengatakan kehadiran BSI di UEA tak hanya untuk menjangkau pasar global, melainkan juga melayani kebutuhan perbankan para pekerja migran Indonesia.
Selain potensi bisnis tersebut, BSI memiliki Representative Office di Dubai International Financial Centre (DIFC). Adapun DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan Wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB US$7,7 triliun.
Hery melanjutkan, pihaknya memiliki beberapa rencana bisnis yang sedang diolah lebih matang ke depan di Dubai. Pertama kerja sama pembiayaan UMKM untuk tenaga perawat Indonesia di UEA. Kedua, kerja sama pengembangan bisnis kesehatan dengan pengusaha wanita di Dubai.
Ketiga adalah insiatif ekspor ke Dubai yang sedang diperkuat Bersama kedutaan besar Republik Indonesia di sana sebagai tindak lanjut dari acara Dubai Expo. “Rencana-rencana strategis tersebut sedang kami elaborasi. Sehingga kita bisa mengoptimalkan dan menjembatani kebutuhan dan kepentingan ekonomi masyarakat Indonesia di pasar UEA,” imbuhnya.
BSI di Dubai memperluas kerja sama dengan beberapa perusahaan yang memiliki reputasi besar di sana. Sebelumnya BSI telah bekerja sama dengan Lulu Group dan Beberapa melalui penandatanganan kerja sama antara perusahaan dengan Lulu Hypermart Indonesia sebagai jaringan dari Lulu Hypermart Global, jaringan pemasaran ritel terbesar di Timur Tengah dan fintech company Berrypay pada Mei lalu.
Dia pun menegaskan, BSI belum memiliki rencana ekspansi ke negara lain. Sebabnya, dengan fokus di Dubai perseroan ingin memaksimalkan potensi keuangan syariah global di sana untuk mewujudkan aspirasi BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. (smr)