Direksi BPJS Ketenagakerjaan Sempat Kunjungi Peserta JKK dalam Peringati HPN

(ki-ka) Kaca BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Suwilwan Rachmat mendampingi Direktur Restra dan IT BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono saat mengunjungi peserta yang mengalami kecelakaan kerja di Surakarta Widiyatno (terbaring), Senin (5/9)

BPJS Ketenagakerjaan ikut memperingati Hari Pelanggan Nasional (HPN) secara nasional di sejumlah titik seluruh Indonesia. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta tidak secara menampilkan performance pakaian berciri dari banyak Negara, tapi juga memberi voucher bagi peserta baru bahkan direktur turun kelapangan ikut kunjungan kerja ke pasien kecelakaan kerja.

Peserta bernama Widayatno (35) terbaring lemas ketika menyambut Direktur Perencanaan Strategi (Renstra) dan Informasi Teknologi (IT) BPJS Ketenagakerjaan, Sumarjono didampingi Kepala cabang BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Suwilwan Rachmat dan Kepala Bagian Pelayanan Kanwil Jogjakarta Jawa Tengah Helmi Setiani. Widiyatno mengalami kecelakaan kerja, pada 16 Januari 2017, akibat jatuh dari lift pada lantai 4 ke lantai 1, dalam pabrik obat Konimex di Solo, Surakarta, Jawa Tengah.

Widiyatno mengalami patah tulang pada kedua kaki dan kedua tangannya. Bahkan dagunya ikut bergeser dan telah dioperasi. Jadi kondisi terakhir memang sudah mulai kelihat lebih baik. Widi, begitu sapaan akrabnya, tersenyum dan berterimakasih kepada BPJS Ketenagakerjaan yang cepat bertindak memberikan pertolongan biaya perobatan rumah sakit. Sehingga diyakini membuatnya cepat mengalami pulih.

“Saya terjatuh waktu menuju tempat kerja sehabis menaruh barang pribadi di loker. Saya bekerja sebagai operator forklip. Saya sebenarnya juga masih training dalam wkatu dua bulan berjalan masa kerja,” ungkap Widi bercerita kepada Sumarjono, Suwilwan atau akrab Willy, Helmi dan Indri perwakilan dari PT Konimex. Indri dari bagian personalia ditemani dua pria supervisor Widi.

Menurut Widi, posisi jatuhnya miring bagian kiri. Sehingga terkena panggul bagian pinggangnya. Inilah yang membuatnya tidak bisa bergerak kaki dan tangannya bagian kiri. Tapi tidak sampai diamputasi. “Saya berterimakasih pada BPJS Ketenagakerjaan, pihak rumah sakit, Dinas Kesehatan, dan semua pihak yang telah membantu,” ujar Widi yang cuma bisa telentang terus selama sakitnya. Tempat tinggal lengkap Widi, di Desa Pengin, Mojolaban, Surakarta, Jawa Tengah.

Kepala cabang BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Suwilwan Rachmat meminta Widi untuk terus punya semangat sembuh. Sehingga semua pihak ikut senang atas bantuan yang diberikan. “Kami sudah memberi jaminan perobatan sampai sembuh. Tidak usah memikirkan soal biayanya. Bahkan dalam program return to work, kami berkomitmen untuk dapat mempekerjakan kembali Anda (Widi,red) nanti. Kalau tidak di tempt semula, mungkin bisa dipindah ke tempat yang lain, tapi masih tetap di perusahaan yang sama. Ini merupakan program JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja,red) dari empat program BPJS Ketenagakerjaan saat ini, yaitu Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Program Jaminan Pensiun,” ulas Willy.

Menurut Willy, walau status karyawan di Konimex masih training dengan masa kerja dua bulan jalan, tapi karena perusahan telah mendaftarkannya sebagai peserta, maka BPJS Ketenagakerjaan wajib mengeluarkan biaya sebagaimana ketentuan dalam program terkait. “Total biaya perobatan yang sudah dikeluarkan mencapai Rp 235.768 jutaan. Selain saudara Widi, kami sebenarnya sudah melayani klaim kasus serupa sebanyak 16 peserta dan 14 di antaranya sudah bekerja kembali. Jadi kalau dulu rawat inap itu, pasien yang jalan sendiri ke klinik, sekarang malah kliniknya yang mendatangi rumah pasien,” ungkapnya.

Bagian Personalia Konimex Indri mengaku, pihak langsung memberikan perhatian kepada korban Widi. Tidak hanya Widi, sebelumnya ada juga korban yang terpaksa tidak bisa kerja kembali di Konimex. Sebagai gantinya, kata Indri, perusahaan memberikan pelatihan usaha dan modal. Sehingga sekarang korban yang kembali menjalani kehidupannya dengan usaha. “Kami pun secara periode memantau perkembangan atau progress pasien. Ada layanan fasilitas trauma centre juga,” imbuhnya.

Diakui Willy, bagi peserta yang tidak bisa melanjutkan usaha juga ada program pelatihan usaha. Karena dari JHT (jaminan hari tua) peserta bisa diambil jadi modal usaha. “Tapi umumnya kami bisa mempekerjakan kembali. Karena dilihat kondisi peserta. Seperti karyawan PT Sritek yang bekerja di bagian mesin jahit, biar kaki telah diamputasi, tapi tetap bisa kerja karena mesin jahit mengandalkan tangan,” ungkapnya.

Ini diamini Sumarjono. Menurut dia, BPJS Ketenagakerjaan pusat telah menjalin kerja sama mitra dengan semua perusahaan yang karyawannya menjadi peserta. “Kalau tidak bisa bekerja kembali ada pelatihan untuk bidang baru. Jadi peserta masih bisa terus melanjutkan hidup,” imbuhnya.

Lebih jauh Sumarjono mengatakan, seluruh direksi turun ke lapangan menyambut HPN. Umumnya menjadi petugas customer service (CS) dengan melayani pelanggan di sejumlah kantor cabang di seluruh Indonesia. “Setiap kantor cabang melakukan sendiri kreatifitas dan inovasi dalam rangka HPN ini. Seperti di Kacab Solo atau Surakarta ini seluruh karyawan diminta memakai pakaian yang mewakili negara-negara di mana banyak TKI (tenaga kerja Indonesia). Utamanya yang banyak TKI Malaysia, Hongkong, Arab, dan lain-lain. Semangat Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 1 September 2017 sejalan dengan semangat pelayanan BPJS Ketenagakerjaan kepada para peserta,” papar Sumarjono dalam sambutan pada saat bertindak menjadi petugas customer service (CS) di Kacab Solo, Senin (4/9).

Selama tiga hari, mulai (4-6/9) Jajaran Direksi akan melakukan pelayanan langsung kepada peserta di beberapa Kantor Cabang. Sebut di antaranya Kacab Tangerang BSD dan Manado oleh Direktur Keuangan (Evi Afiatin), Kacab Malang oleh Anggota Dewan Pengawas (Syafri Adnan Baharuddin), Kacab Bali Denpasar oleh Direktur Pengembangan Investasi (Amran Nasution), dan Kacab Sorong oleh Direktur Perluasan Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga (E. Ilyas Lubis). “Ini suatu wujud dari program BPJS Ketenagakerjaan sesuai amanah pemerintah, terutama TKI. Tapi bukan hal fisik saja dari pakaian ini, tapi pelayanannya juga. Jadi harap pelanggan puas dan berkesan. Jadi ini bentuk komitmen kami untuk selalu memberi yang terbaik dari empat program kami,” imbuhnya.

Mengutip Suwilwan, Sumarjono menyebut ada kreatifitas Kacab Surakarta dengan membuka stand UKM di halaman kantor yang semua sudah jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Harapannya, terjadi transaksi tidak hanya di BPJS Ketenagakerjaan, tapi juga para UKM untuk ikut membesarkan UKM kita. UKM ini termasuk sebagai peserta informal,” kutipnya.

Sumarjono berharap agar para peserta bisa lebih bijak dalam mempersiapkan masa tuanya. Salah satu caranya dengan mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT) hanya pada saat mereka memasuki usia pensiun dan tidak diambil untuk kepentingan konsumtif pada saat berhenti bekerja. Dia juga mengimbau kepada para pengusaha yang belum mendaftarkan perusahaan dan pekerjanya pada program BPJS Ketenagakerjaan untuk segera mendaftarkan agar tidak merugikan pekerja dan terhindar dari konsekuensi hukum yg ada.

Direktur Keuangan, Evi Afiatin menambahkan dengan dilakukannya penarikan JHT oleh peserta sebelum memasuki usia pensiun akan mengakibatkan pekerja tersebut tidak memiliki perlindungan dan jaminan sosial pada saat pensiun kelak yang justru sangat diperlukannya. Disamping itu peserta akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan manfaat hasil pengembangan investasi dana JHT yang sampai dengan saat ini besarnya kurang lebih 2% di atas rata-rata bunga deposito.

“Sangat disayangkan apabila peserta JHT mencairkan dananya untuk keperluan konsuntif saat ini dengan mengorbankan perlindungan hari tua yang sangat dibutuhkan kelak dan tentu saja kesempatan untuk mendapatkan hasil pengembangan dengan besaran imbal hasil yang sulit di dapat apabila ditempatkan di tempat lain, seperti di perbankan misalnya,” ungkap Evi.

“Apa yang kami lakukan semata-mata memberikan pelayanan yg terbaik bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan, mulai dari infrastruktur pelayanan seperti ruang pelayanan, ruang tunggu, ruang konseling yang telah terstandarisasi untuk seluruh Kantor Cabang se Indonesia, pelayanan oleh petugas kami juga telah kami upayakan sebaik mungkin sehingga para peserta dapat merasa nyaman dengan berkunjung ke kantor-kantor kami,” tutup Syafri Adnan Baharuddin, Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. (lin)

Direktur Renstra dan IT Sumarjono sedang bertindak sebagai customer service dengan melayani pelanggan dalam rangka Peringatan Hari Pelanggan Nasional (HPN) di Kacab BPJS Ketenagakerjaan Surakarta, Jateng
Direktur Renstra dan IT Sumarjono sedang bertindak sebagai customer service dengan melayani pelanggan dalam rangka Peringatan Hari Pelanggan Nasional (HPN) di Kacab BPJS Ketenagakerjaan Surakarta, Jateng

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *