Di Depan Kader PKS, Mantan Menhan Ryamizard Akui Kecewa dengan Mendikbud Nadiem

Mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di acara dialog kebangsaan dalam momentum peringatan Hari Pahlawan bertajuk Bela Negara Tanggung Jawab Bersama di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (10/11/2021). Foto: sindonews.com

Menteri Pertahanan (Menhan) 2014-2019 Ryamizard Ryacudu mengaku kecewa dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

semarak.co-Hal itu disampaikan Ryamizard dalam acara dialog kebangsaan dalam momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November bertajuk Bela Negara Tanggung Jawab Bersama di Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (10/11/2021).

Bacaan Lainnya

“Saya juga agak kecewa itu pada Mendikbud. Karena kenapa? Kalau menurut saya, itu kalau menjadikan anak itu hebat, artinya dia bermoral, wawasan kebangsaannya mulai Kelas 1 SD itu,” kata Ryamizard yang berbicara dihadapan ribuankader PKS dan didampingi Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.

Ryamizard mengatakan, moral dan wawasan kebangsaan harus dimiliki anak-anak Indonesia. Menurutnya wawasan kebangsaan penting dimiliki setiap anak. “Harus bergandeng dengan wawasan kebangsaan dia mengerti bangsa ini dia mengerti para pahlawannya dia mengerti betapa sulit merebut, mengorbankan nyawa dan raga,” ucapnya.

Generasi milenial juga, pinta Ryamizard, harus mengenal dan memahami perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. “Betapa sulit merebut, mengorbankan nyawa dan raga,” ujar mantan Panglima TNI berdarah dan tinggal di Palembang, Sumatera Selatan seperti dilansir sindonews.com.

Dia juga mengungkapkan seorang anak hendaknya juga harus mengerti ajaran agama. Sehingga tidak melenceng dari ajaran agama. “Tetap berpegang kepada yang tiga itu. Sekarang milenial saja dia tidak mengerti agama, lebih banyak rusak moral kan gitu,” katanya.

Dalam kesempatan itu, dia menilai bela negara sebagai pondasi untuk menjadi daya tangkal menghadapi berbagai ancaman. Bela negara menjadi bagian dari karakter jati diri bangsa untuk membangun daya tangkal menghadapi berbagai ancaman yang mengancam bangsa.

“Bela negara sebagai pondasi kekuatan bangsa yang menjamin tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia dan dalam menghadapi ancaman dari dalam dan luar negeri,” ungkap Ryamizard seperti dilansir cnnindonesia.com/nasional/20211110.

Seperti diketahui, Mendikbudristek Nadiem Makarim saat ini memang tengah jadi sorotan banyak pihak karena menerbitkan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 yang dinilai kontroversial. Permendikbud tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS) tersebut dikhawatirkan menjadi aturan pelegalan zina.

Sebab, Permendikbud hanya mengatur hal-hal yang terkait pemaksaan. Anggota DPR Nilai Permendikbud 30 Berpotensi Fasilitasi LGBT Politikus PPP Minta Permendikbud 30/2021 Dievaluasi Komisi X: Permendikbud 30/2021 Perlu Revisi Terbatas.

Ketua Dewan Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufrie mengaku prihatin atas diterbitkannya Permendikbudristek PPKS. Menurutnya seorang menteri hendaknya melakukan kajian secara mendalam sebelum menerbitkan aturan.

Di bagian lain Ryamizard Ryacudu meminta pemerintah mencontoh negara Israel dan Vietnam saat menetapkan program bela negara di Indonesia. Baginya, warga negara di dua negara tersebut solid dan siap untuk menghadapi pelbagai potensi gangguan ancaman keamanan dan pertahanan.

“Saya ambil contoh soal bela negara. Kita Mau enggak mau kita harus contoh Israel. Israel itu penduduknya 7 sampai 8 juta sedangkan musuh-musuh di sekitarnya itu puluhan juta. Tapi Israel enggak pernah diserang. Kenapa? Semua bela negara,” kata Ryamizard di tempat dan acara yang sama.

Ryamizard menilai semua elemen masyarakat di Israel ikut berfungsi sebagai prajurit negara. Sehingga, militer dan masyarakat siap ketika sewaktu-waktu ada negara lain yang menyerang secara tiba-tiba.

“Anak-anak kecil sampai orang-orang tua ikut berfungsi sebagai prajurit dalam hadapi serangan dan ancaman. Jadi negara lain berfikir juga. Dia kalau hadapi Israel akan menghadapi 7-8 juta ‘tentara’. Ini patut kita contoh dan laksanakan sekarang,” kata dia.

Tak hanya Israel, Ryamizard menilai Vietnam memiliki masyarakat dan tentara yang siap sewaktu-waktu negara tersebut menghadapi gangguan. Salah satunya bisa terlihat ketika kemenangan Vietnam terhadap Amerika pada perang 1955-1975.

“Vietnam perang, kenapa menang? Karena tentara dan rakyat bersatu. Perang yang menyerang ratusan ribu Amerika bersenjata lengkap. Pesawat terbang ribuan, Tank lengkap. Tapi kenapa 500 ribu perang itu mereka kalah? Itu tadi. Kekuatan tentara dan rakyat Bersatu,” kata dia.

Melihat hal itu, Ryamizard mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus membela negara berdasarkan profesinya masing-masing. Baginya, bela negara dapat membangun karakter masyarakat yang disiplin dan bekerja keras untuk negara Indonesia. (net/cnn/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *