Demokrasi Rapuh, Ini Komentar Perdana Presiden AS Joe Biden soal Trump Lolos Pemakzulan

Presiden AS Joe Biden. Foto: AFP di detik.com

Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali lolos dalam sidang senat AS terkait pemakzulan kedua Trump yang dikalahkan Biden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS, November 2020, pada Sabtu (13/2/2021).

semarak.co-Senat membebaskan Trump dalam persidangan pemakzulan atas tuduhan menghasut. Dalam pemungutan suara, sebanyak 57 suara senat sepakat menyatakan Trump bersalah, dan 43 senat menyatakan Trump tidak bersalah.

Bacaan Lainnya

Namun hasil voting tersebut tak bisa menjatuhkan hukuman pada Trump karena tidak memenuhi syarat 2/3 suara. Atau dibutuhkan 67 senat untuk bisa memakzulkan Trump.

Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell memberikan kritik pedas atas tindakan Trump di Senat setelah pemungutan suara. Tetapi McConnell mengatakan dia memilih untuk membebaskan Trump dari hukuman karena dia tidak percaya menghukum mantan presiden itu konstitusional.

“Keputusan Senat hari ini tidak membenarkan apapun yang terjadi pada atau sebelum hari yang mengerikan itu. Ini hanya menunjukkan bahwa senator melakukan apa yang gagal dilakukan Presiden sebelumnya. Kami mengutamakan tugas konstitusional kami,” kata McConell, dikutip CNN, Minggu (14/2/2021).

Pengacara Trump, Michael van der Veen membenarkan bahwa Trump dibebaskan dari segala tuntutannya melalui pemungutan suara Senat. “Dia mendapatkan hari yang baik di persidangan hari ini. Dia dinyatakan tidak bersalah,” katanya.

Dalam pemilihan suara sidang pemakzulan tersebut, sebanyak 7 orang senator partai republik bergabung dengan 50 suara senat dari Partai Demokrat setuju ikut memakzulkan Trump. Hal ini menandai perbedaan mencolok dari sidang pemakzulan Trump pertama.

Saat dimakzulkan pertama, hanya satu senator Republik Mitt Romney dari Utah yang memutuskan Trump bersalah. Senat Partai Republik lainnya mendukung Trump. Namun pada pemakzulan kedua ini, selain Romney, enam orang lainnya mendukung Trump dihukum.

Di antaranya Senator Partai Republik Richard Burr dari Carolina Utara, Bill Cassidy dari Louisiana, Susan Collins dari Maine, Lisa Murkowski dari Alaska, Ben Sasse dari Nebraska, Pat Toomey dari Pennsylvania. “Seperti yang saya katakan pada 6 Januari, Presiden memikul tanggung jawab atas peristiwa-peristiwa tragis ini,” ujar Richard.

Buktinya meyakinkan bahwa Presiden Trump bersalah karena menghasut pemberontakan terhadap cabang pemerintah yang sederajat dan bahwa tuduhan tersebut naik ke tingkat Kejahatan dan Pelanggaran yang tinggi. “Karena itu, saya telah memilih untuk menghukum,” kata Richard Burr dalam sebuah pernyataannya.

Mereka menuduh Trump menghasut para pendukungnya melalui ucapannya dalam pidato hingga memicu kerusuhan dan penyerbuan ke Gedung Kongres (Capitol Hill) pada 6 Januari 2021. Saat itu Trump menuduh ada indikasi kecurangan dalam pemilihan umum 2020, yang sampai saat ini tidak bisa dibuktikan.

Presiden AS Joe Biden memberikan tanggapannya terkait bebasnya Trump dari pemakzulan pada Sabtu (13/2/2021). Biden menyebut pembebasan itu adalah pengingat bahwa demokrasi itu rapuh dan setiap orang Amerika memiliki kewajiban untuk membela kebenaran.

“Ini adalah babak menyedihkan dalam sejarah kita, mengingatkan bahwa demokrasi itu rapuh,” kata Biden beberapa jam setelah Senat gagal mengumpulkan dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk menghukum Trump dalam komentar perdananya atas kasus yang menimpa mantan kompetitornya.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (14/2/2021) Biden mencatat bahwa 57 senator – termasuk tujuh dari partai Republik – memilih untuk menyatakan Trump bersalah dalam sidang. Namun juga tersebut tidak mencukupi untuk menjatuhkan hukuman bagi Trump.

“Meskipun pemungutan suara akhir tidak menghasilkan vonis, substansi dakwaan tidak dalam sengketa. Bahkan mereka yang menentang hukuman, seperti Pemimpin Minoritas Senat (Mitch) McConnell, percaya Donald Trump bersalah atas kelalaian yang memalukan dan bertanggung jawab secara praktis dan moral untuk memprovokasi’ kekerasan yang terjadi di Capitol,” kata Biden yang dilantik jadi presiden Januari 2021.

Dia mengatakan sedang memikirkan para korban akibat pengepungan Capitol 6 Januari lalu, seperti petugas Polisi Capitol Brian Sicknick yang meninggal, petugas yang dengan berani berjaga, dan mereka yang kehilangan nyawa.

Dia memuji keberanian mereka yang melakukan upaya untuk melindungi integritas demokrasi AS, termasuk Demokrat dan Republik, pejabat dan hakim pemilu, perwakilan terpilih, dan petugas pemungutan suara.

Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini, kata dia, mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh. Bahwa itu harus selalu dipertahankan. Bahwa kita harus selalu waspada. Kekerasan dan ekstremisme tidak memiliki tempat di Amerika.

“Dan bahwa kita masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai orang Amerika, dan terutama sebagai pemimpin, untuk membela kebenaran dan mengalahkan kebohongan,” ujar presiden dari partai Demokrat sambil menambahkan, tugasnya mengakhiri perang tidak beradab dan menyembuhkan jiwa bangsa kita. (net/smr)

 

sumber: detik.com/cnnindonesia.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *