Cegahlah Kezaliman Agar Siksa Allah Tidak Menimpa Semua

Grafis ilustrasi demonstrasi menentang kezaliman atau ketidakadilan. Foto: baliekspress

Oleh Muhasabah *

semarak.co-Saudaraku,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan orang-orang hina dan lemah yang bersikap diam atas kezaliman dan tidak mencegah orang yang berbuat zalim dengan siksa Allah Azza wa Jalla yang akan mengenai mereka semua, tidak ada di antara mereka yang luput,

Bacaan Lainnya

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمْ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ

“Sesungguhnya apabila manusia melihat orang zalim dan mereka tidak mencegahnya dari kezaliman, maka Allah akan menimpakan siksa atas mereka semua.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i)

Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al Anfal: 25)

Azab Allah Azza wa Jalla itu sangatlah pedih. Jika azab itu diturunkan di suatu tempat, maka ia akan menimpa semua orang yang ada di tempat tersebut, baik orang shaleh ahli ibadah maupun ahli maksiat…

Dalam ayat ini, Allah Azza wa Jalla memperingatkan kaum Mukminin agar senantiasa membentengi diri mereka dari siksa tersebut dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, serta menyeru manusia kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran.

Sebab, jika mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka azab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat.

Di antara kerusakan yang timbul akibat meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar adalah para pelaku maksiat dan dosa akan semakin berani untuk terus melakukan perbuatan nistanya sehingga sedikit demi sedikit akan sirnalah cahaya kebenaran dari tengah-tengah umat manusia…

Sebagai gantinya, maksiat akan merajalela, keburukan, kekejian dan kezaliman akan terus bertambah, serta pada akhirnya tidak mungkin lagi untuk dihilangkan. Perbuatan munkar akan menjadi baik dan indah di mata khalayak ramai, kemudian mereka pun akan menjadi pengikut para pelaku maksiat. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’: 36)

Setelah menyebutkan pendapat para Salaf tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah: bahwa Allah Azza wa Jalla melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan persangkaan yang merupakan perkiraan dan khayalan.” (Tafsir Al-Qur’anul Azhim, QS. Al-Isra’: 36)

Saudaraku,
Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullah berkata: “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allah Azza wa Jalla telah berfirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ

“Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.” (QS. Al-Qashash: 50, Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hlm. 393)

Karena, tersebarluasnya kemungkaran tanpa adanya seorang pun dari ahli agama yang mengingkarinya. Sehingga akan membentuk anggapan bahwa hal tersebut bukanlah sebuah kebatilan. Bahkan bisa jadi mereka melihatnya sebagai perbuatan yang baik untuk dikerjakan.

Selanjutnya, sikap menghalalkan hal-hal yang diharamkan Allah Azza wa Jalla dan mengharamkan hal-hal yang dihalalkan-Nya pun akan semakin merajalela. Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa beramar ma’ruf nahi untuk meraih ridha-Nya…Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

Doa Berlindung dari Orang-orang Zalim

Pertama, Doa Nabi Musa

رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Robbi najjinii minal qoumizh-zhoolimiin. Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim. (Al Qashash [28]: 21).

Kedua, Doa Nabi Luth

رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ
Robbin-shurnii ‘alal qoumil mufsidiin. Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan. (Al Ankabut [29]: 30).

Ketiga

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Robbanaa laa taj’alnaa fitnatan lilqoumizh-zhoolimiin, wa najjinaa birohmatika minal qoumil kaafiriin. “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim. Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir”. (Yunus [10]: 85-86).

Aamiin
Baarakallaahu fiikum

*) penulis adalah anonym hingga berita ini ditayangkan. Jika nantinnya ditemukan artikel  yang sama disertai penulis, maka tayangan artikel ini akan dikoreksi/revisi untuk mencantum nama penulisnya.

 

sumber: WAGroup PERKOKOH PERSATUAN MUSLIM (postRabu24/8/2022/)/PEACE ANIES for RI 1 (postMinggu28/8/2022/)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *