Catatan Zak Sorga Untuk Para Aktor yang Tanpa Program Untuk Melatih Jiwanya

Salah satu adegan dari rencana pentas Teater Stasion lewat Memori Disorder saat latihan

Sungguh aneh juga kalau melihat Aktor dengan A besar dan calon aktor kerjanya hanya berfoya-foya terhadap waktu, kongkow-kongkow, begadang tidak jelas, tanpa ada program untuk melatih jiwanya.

Demikian sindiran sutradara teater dan sinetron Zak Sorga. Penulis naskah panggung ini terus terang menyindir kalangan seniman, terutama profesi aktor. Jiwa adalah sesuatu yang ringkih, lanjut Zak, yang ghoib,  yang kita sangat sedikit pengetahuan terhadapnya, tapi sangat vital dalam kerja keaktoran.

“Kau tak akan pernah bisa akting menangis jika jiwamu tak terlatih untuk menangis. Begitu juga rasa bahagia, lapang dada, memahami jiwa kepahlawanan dan keterpengecutan, tanpa kau mampu mengendalikan jiwamu,” tulis Zak dalam akun facebook berjudul CATATAN ZAK SORGA UNTUK PARA AKTOR 2 yang diposting 4 Juni 2019, pukul.00.31.

Terhadap jiwa atau ruh ini, nilai Zak, Sang Pemilik Kehidupan mengatakan, Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit”. (QS Al Isra’ 17: 85).

“Manusia hanya diberi Ilmu yang sedikit tentang hal ini, tapi bukan berarti Tuhan tak meninggalkan jejaknya. Tuhan memberikan beberapa cara supaya kita mampu melatih jiwa (ruh) kita. Agar kita mampu mendeteksi kapan terasa jiwa kita sakit, demam atau meradang,” papar sutradara sinetron Merindukan Bagindo Nabi yang baru rampung penayangannya di SCTV setiap pukul 15.00 WIB.

“Saat kita merasa resah tanpa sebab, putus asa tanpa ada jalan keluarnya, ingin selalu melampiaskan dendam dan nafsu, saat kita merasa sangat malas dan hidup tanpa cita-cita, juga saat merasa paling hebat, tak bisa dinasehati, sombong dan Jumawa merasa Adigang adigung adiguna, itulah saat-saat jiwa (ruh) kita sedang sakit,” ulasnya.

Dalam khasanah ilmu seni tradisi ada istilah “laku”, lanjut dia, pendalaman dan pengamalan terhadap laku inilah yang melambari (Menjadi dasar kekuatan jiwa) para empu seniman tradisi yang sampai sekarang masih terbukti keampuhanya dalam karya-karya mereka.

Pendalaman dan pengamalan terhadap laku ini, nilai dia, akan mereka tempuh melalui puasa, muhasabah diri (merenungkan tentang hidup, karya seni yang telah dia buat apakah konsisten dan sejalan dengan berbagai amal perbuatan yang telah dia lakukan), shalat malam dan lain sebagainya.

“Apakah kita masih menempuh jalan ini? Laku kesenimanan atau hanya terbuai oleh kemegahannya?” tutup Zak yang mengklaim, sahabat aktor). (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *