Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menegaskan, Kementerian Agama bersama Ormas Islam, tokoh-tokoh agama, serta lembaga-lembaga keagamaan senantiasa bersinergi dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan paham-paham keagamaan yang bertentangan dengan prinsip moderasi (Wasathiyah).
Itu disampaikan Fachrul saat membuka Kemah Pemuda Lintas Paham Keagamaan Islam. Didampingi Dirjen Bimas Islam, Sekretaris Ditjen Bimas Islam, Direktur Urais dan Binsyar dan Kanwil Kemenag Provinsi Banten, Facrul menandai pembukaan dengan menakan sirine sebagai tanda resmi kemah dimulai. Kegiatan ini akan berakhir Jumat besok 8 Nopember 2019 di Aryadhuta LIPPO Village Kota Tangerang.
“Dengan adanya sinergi seperti ini, apalagi yang melibatkan para generasi muda, sebagai pelanjut estafet negeri ini diharapkan nuansa keberagamaan kita ke depan semakin membaik, semakin rukun dan arif, semakin santun dan toleran, serta mengedepankan kedamaian bukan sikap beragama yang mengedepankan ujaran kebencian, hoaks atau tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama”, tegas Menag di Tangerang, Rabu (6/11/2019).
Tumbuhnya fenomena radikalisme berbasis agama belakangan ini, nilai Fachrul, merupakan problem penting yang perlu secara khusus mendapatkan perhatian. Menag berharap kemah pemuda lintas paham keagamaan ini dapat mengokohkan Moderasi Beragama, sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan Bangsa Indonesia yang tidak hanya bertumpu pada kemajuan teknologi, infrastuktur, tetapi juga dalam bidang keagamaan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Muhammadiyah Amin mengungkapkan Kemah Pemuda Lintas Paham Keagamaan Islam ini merupakan wujud hadirnya pemerintah, dalam mensikapi munculnya berbagai aliran paham keagamaan di Indonesia.
“Bersama para generasi muda dari berbagai unsur masyarakat dan ormas Islam yang hadir pada kegiatan ini untuk menyatukan langkah mengantisipasi timbulnya konflik berkembangnya aliran paham keagamaan di tengah tengah kehidupan masyarakat,” ungkap Amin.
Dalam kegaiatn ini juga diadakan Launching sistim informasi paham keagamaan, salah satu fungsi sistim ini adalah deteksi dini konflik paham keagamaan berbasis aplikasi. Kegiatan ini adalah untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh Kementerian Agama, diikuti 100 pemuda dari berbagai Oraganisasi Pemuda Islam seperti GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Matlaul Anwar, dll. (smr)