JAKARTA-“Kinerja BTN tahun 2016 sangat baik. Saya minta untuk yang KPR nonsubsidi bisa ditingkatkan lagi. Saat ini kan baru 18% hanya terpaut 1% dari bank pesaing. BTN bisa lebih dari itu,” ujar Menteri BUMN Rini M Soemarno saat membuka Rapat Kerja BTN 2017 di Jakarta, kemarin.
Rini mengatakan, porsi KPR non subsidi harus ditingkatkan mengingat kedepannya pemerintah akan mengurangi alokasi anggaran subsidi. Untuk itu, BTN harus gencar meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dan mencari pinjaman dari luar. “Meski BTN paling kecil dibandingkan bank BUMN lain. Tetapi perannya dalam membantu program pemerintah khususnya pembiayaan perumahan sangat besar,” jelasnya.
Menurut Rini, untuk bisa menggenjot porsi pembiayaan KPR non subsidi, pihaknya gencar melakukan sinergi BTN dengan BUMN lainnya. Potensi penyaluran KPR non subsidi dan subsidi sangat besar untuk bisa digarap BTN. “Sebelum keluar, BTN harus bisa menyediakan KPR untuk karyawannya, kemudian karyawan BUMN lain juga bisa digarap agar bisa memiliki rumah dari BTN. Setelah itu baru masyarakat lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk memiliki KPR,” tegas Rini.
Dengan potensi yang sangat besar tersebut, Rini optimistis aset BTN bisa meningkat dua kali lipat pada tahun 2018. Saat ini aset BTN sudah mencapai Rp200 triliun. “Kinerja BTN sangat bagus dan saya minta untuk dapat terus ditingkatkan. Rumah menjadi kebutuhan masyarakat dan pemerintah memberikan perhatian untuk itu. Pemerintah menaruh harapan yang sangat besar kepada BTN. Semoga ini menjadi peluang bagi BTN dalam memberikan kebutuhan rumah,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Maurin Sitorus mengungkapkan, peran BTN sangat strategis dalam membantu pemerintah menyukseskan program pembangunan rumah rakyat khususnya program pembangunan sejuta rumah. “Tanpa BTN, program perumahan Kementerian PUPR tidak akan bisa jalan. Kami sangat gembira jika kinerja BTN bisa meningkat. Karena pastinya akan berpengaruh juga pada peningkatan program perumahan pemerintah,” papar Maurin.
Sementara itu, Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, untuk meningkatkan kinerja perseroan, pihaknya akan memprioritaskan trasformasi bisnis berbasis digital banking dalam mendorong pemenuhan program sejuta rumah. Langkah ini dilakukan perseroan sekaligus untuk memperbaiki proses bisnis agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat lebih baik dan cepat.
“Persaingan perbankan saat ini begitu hebat. Kami harus dapat masuk dalam era persaingan itu dan BTN telah siap menyambut persaingan itu dengan bisnis perseroan yang sudah disiapkan berbasis digital banking,” jelas Maryono.
Maryono menjelaskan dirinya bersama jajaran Direksi BTN lainnya sangat serius untuk mengajak seluruh jajaran Bank BTN siap dalam menyambut transformasi bisnis perseroan berbasis digital. Keseriusan manajemen itu dapat dilihat dari tema yang diangkat dalam RKAP (Rapat Kerja dan Anggaran Perusahaan) perseroan tahun 2017. Dalam Raker tersebut Bank BTN mengambil tema Meningkatkan Sinergi, Daya Saing dan Nilai Tambah Melalui Transformasi Bisnis Digital Banking Untuk Mendukung Program Sejuta Rumah.
Maryono menambahkan tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan, namun demikian menurutnya indikator makro ekonomi dan perbankan Indonesia menunjukkan trend yang membaik. Hal ini seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah di Indonesia yang mendukung penguatan ekonomi di 2016. Berkaitan dengan optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut, BTN meyakini bahwa peluang bisnis yang besar dalam hal pemenuhan kebutuhan hunian (backlog perumahan) nasional dan pemenuhan kebutuhan non KPR adalah peluang dan potensi riil yang menjadi potensial bisnis perseroan.
Transformasi BTN berbasis digital menjadi prioritas BTN di tahun 2017 disebabkan semakin nyatanya dominasi dari kekuatan digital pada aspek bisnis di segala sektor dan lini masyarakat. Penduduk Indonesia saat ini rata-rata usianya berada di antara 20-30 tahun, serta dominasi generasi millenial menjadi pertimbangan BTN untuk menyelaraskan perkembangan arah bisnis ke arah pemakaian teknologi digital di 2017.
Pemahaman BTN terhadap generasi Millenial serta pengembangan SDM generasi Millenial di BTN menjadi perhatian managemen untuk mengantisipasi persaingan dan memiliki kehandalan bersaing di market saat ini. BTN akan terus mengembangkan penggunaan teknologi digital terkini yang khusus maupun bersifat umum untuk mendukung layanan dan jaringannya,” tegas Maryono.
Menurut Maryono, BTN akan tetap fokus dalam bisnis pembiayaan perumahan. Oleh karena itu BTN akan memperkuat bisnis mortgage dan konstruksi yang mendukungnya. Disamping itu BTN tetap akan meningkatkan low cost dan sustainable funding agar bisnis perseroan tetap didukung oleh ketersediaan dana berbiaya murah.
Maryono bersyukur tahun 2016 kinerja perseroan ditutup dengan hasil yang cukup menggembirakan. Untuk tahun 2017 BTN optimistis pertumbuhan kredit bisa di atas 20% dengan NPL di bawah 3% dan laba perseroan yang lebih baik dari perolehan tahun 2016. “Kami secara umum dapat memenuhi target dari yang ditetapkan tahun 2016. Keberhasilan inilah yang mendorong BTN optimistis menyambut tahun 2017 dengan target bisnis yang cukup menantang,” katanya. (lin)