“Tahun ini target fee based 300 miliar. Tahun lalu kita capai Rp240 miliar fee base income dari gadai emas,” kata dia di Jakarta, Rabu (22/2).
Untuk gadai emas, Niken mengakui tidak sendiri di industri ini. Ada lembaga pesaing yang memacu semangat juang di bisnis tersebut.”Pegadaian masih saingan besar. Keuntungan kami nyaman, bisa masuk ke perbankan, lebih ringan karena ijarah kami jauh lebih ringan dari kompetitor, hampir setengahnya.
Cicil emas marginnya hampir setengahnya,” jelas dia.
Ia menerangkan, BSM juga melakukan pembiayaan cicil emas. Margin pembiayaan cicil emas sekitar 1 sampai 1,5 persen dari limit yang diatur BSM. Belakangan BSM gencar mengedukasi masyarakat tentang investasi emas. Dalam portofolio BSM, cicil emas menempati 20% dari kumpulan cicil dan gadai emas.
“Kalau mau investasi dengan cicilan ringan. Kami bisa sampai 5 tahun. Ini produk yang akan terus dibesarkan. Ternyata masyarakat Indonesia pegang emas lumayan banyak. Ibu-ibu senang pake emas. Sebagai salah satu alternatif. Itu kalu butuh apa-apa dijual. Itu yang mau dikembangkan. Kami juga akan kerja sama dengan mitra untuk pasarkan cicil emas. Ini produk unggulan,” jelas dia. (wiy)