BRI Catatkan Laba Bersih Rp25,8 T

Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, Bank BRI konsisten tumbuh positif dan tidak pernah mengalami penurunan.

“Sehingga dapat dikatakan, tiap tahun BRI mampu tumbuh dari puncak ke puncak. Pencapaian Laba BRI terus menempati posisi tertinggi. ujar dia pada pemaparan kinerja Bank BRI 2016, di Jakarta, Selasa (31/1).

Menurut dia, seluruh jajaran BRI agar selalu menerapkan prudential banking principles secara baik sehingga menghasilkan pertumbuhan kredit yang baik dengan kualitas kredit yang bagus juga”.

Pencapaian ini juga tidak terlepas dari kinerja penyaluran kredit yang dilakukan oleh perseroan selama tahun 2016. Pada akhir Desember 2016, portofolio kredit Bank BRI (bank only) sebesar Rp635,3 triliun, meningkat 13,8% dibanding periode yang sama tahun 2015 yang mencapai Rp. 558,4 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit industri per November 2016 sebesar 8,46% yoy.

Menurut Asmawi Syam, pertumbuhan kredit diatas rata-rata industri ini ditopang oleh kredit mikro yang memiliki proporsi 33,3 persen dari total penyaluran kredit BRI. Kredit mikro tumbuh 18,2 persen yoy, dari Rp178,9 triliun di tahun 2015 menjadi Rp211,5 triliun di 2016.

Tingginya tingkat pertumbuhan kredit mikro ini, lanjut Asmawi, menunjukkan komitmen Bank BRI tetap fokus dan konsisten melayani UMKM. Sektor UMKM merupakan sektor strategis dan akan tetap menjadi fokus bisnis utama Bank BRI untuk ke depan. “Salah satu strategi BRI untuk menggarap sektor UMKM adalah dengan mendigitalisasi UMKM, dengan tujuan menaikkan kelas para pelaku UMKM. Proporsi penyaluran kredit ke sektor UMKM oleh Bank BRI di akhir 2016 sebesar 72,2%, berbanding dengan proporsi penyaluran kredit ke korporasi sebesar 27,8%,” katanya.

Ia menambahkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan akhir tahun 2016, Bank BRI telah menyalurkan KUR dengan total Rp. 69,4 triliun kepada lebih kurang 3,9 juta debitur. Dengan pencapaian tersebut, Bank BRI berkontribusi 91,1% dari total penyaluran KUR nasional. Untuk tahun 2017, Bank BRI menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp71 triliun sesuai dengan kuota dari pemerintah.

Asmawi mengatakan, kualitas kredit, secara gross relatif dapat dipertahankan di kisaran 2%. “NPL netto BRI pada akhir Desember 2016 tercatat sebesar 1%, turun dari periode sama tahun 2015 sebesar 1,2%. Sementara NPL Pencapaian NPL BRI lebih kecil dibandingkan NPL industri, dimana per November 2016 NPL industri net sebesar 1,3 persen dan NPL industri gross sebesar 3,1%,” katanya.

Sementara itu, dari sisi penghimpunan DPK, ia bilang, Bank BRI dapat meningkatkan DPK sebesar Rp. 723,8 triliun pada akhir Desember 2016 atau tumbuh 12,6 persen dibandingkan periode Desember 2015 sebesar Rp. 642,8 triliun. Pertumbuhan DPK BRI lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK industri per November 2016 sebesar 8,40 persen yoy.

“Pertumbuhan DPK BRI didominasi oleh pertumbuhan CASA (tabungan dan giro) sebesar 60,6 persen dari total DPK, membaik dibandingkan CASA periode yang sama tahun 2015 sebesar 59,2 persen. Dari total DPK tersebut, Giro mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu tumbuh 24,6 persen yoy menjadi Rp. 140,8 triliun,” katanya.

Sepanjang 2016, perseroan mencatatkan total income sebesar Rp107,5 Triliun. Salah satu faktor penyokong pendapatan tersebut yaitu Fee Based Income yang tumbuh sebesar 26 persen yoy menjadi Rp9,2 Triliun dibandingkan pencapaian akhir Desember 2015 sebesar Rp7,4 triliun.

Sementara, secara konsolidasi dari aset menjadi Rp1.003,6 triliun di 2016, naik 14,3% dibandingkan periode yang sama 2015 sebesar Rp878,4 triliun. (wiy/lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *